Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadits Keutamaan Shaf Pertama

Keutamaan Menyempurnakan Shaf dan Menyamaratakannya
194- KEUTAMAAN SHAF PERTAMA DAN PERINTAH UNTUK MENYEMPURNAKAN SHAF DAN MENYAMARATAKANNYA

1089- عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَة رَضِيَ اللهُ عَنْهُما، قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُوْل الله ، فقَالَ: ((أَلاَ تَصُفُّونَ كَمَا تَصُفُّ المَلاَئِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا))؟ فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ الله، وَكَيْفَ تُصَفُّ المَلاَئِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا؟ قَالَ: ((يُتِمُّونَ الصُّفُوفَ الأُوَلَ، وَيَتَرَاصُّونَ فِي الصَّفِّ)) رَوَاهُ مُسْلِمُ.

1089. Dari Jabir bin Samurah RA, ia berkata: “Rasulullah SAW. mendatangi kami, lalu beliau bersabda, “Tidakkah kalian bershaf (berbaris) sebagaimana shafnya para malaikat dihadapan Tuhan mereka?“ Kami (para sahabat) bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimanakah para malaikat berbaris di hadapan Tuhan mereka?“ Rasulullah SAW. bersabda, “Mereka menyempurnakan shaf-shaf pertama dan berapat-rapat di dalam shaf.” (HR. Muslim)

1090- وَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُوْلَ الله  : ((لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ، ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إلاَّ أنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

1090. Dari Abu Hurairah RA: “Rasulullah SAW. bersabda, “Seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala dalam menyambut adzan dan shalat di shaf awal (barisan pertama dekat iman), kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan melalui undian, tentu mereka akan mengadakan undian itu. (HR. Bukhari dan Muslim)

1091- وَ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله  : ((خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أوَّلُهَا، وَشَرَّهَا آخِرُهَا، وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا، وَشَرَّهَا أوَّلُهَا)) رَوَاهُ مُسْلِمُ.

1091. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda, “Sebaik-baik shaf kaum lelaki adalah shaf pertama dan sejelek-jelek shaf mereka adalah shaf terakhir, sedangkan sebaik-baik shaf kaum wanita adalah shaf yang terakhir dan yang sejelek-jelek shaf mereka adalah shaf pertama. (HR. Muslim)

1092- وَ عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ اَلْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُوْلَ الله  رَأَى فِي أصْحَابِهِ تَأَخُّرًا، فقَالَ لَهُمْ: ((تَقَدَّمُوا فَأْتَمُّوا بِي، وَلْيَأْتَمَّ بِكُمْ مَنْ بَعْدَكُمْ، لاَ يَزَالُ قَوْمٌ يَتَأَخَّرُونَ حَتَّى يُؤَخِّرَهُمُ الله)) رَوَاهُ مُسْلِمُ.

1092. Dari Abu Sa’id Al Khurdiy RA: “Rasulullah SAW. melihat para sahabat mundur ke belakang. Beliau pun bersabda, “Majulah kalian! Bermakmumlah kepadaku, sehingga orang-orang yang datang sesudah kalian bisa turut bermakmum. Tidaklah segolongan kaum terbiasa untuk datang terlambat, sehingga Allah akan menjadikan mereka (terbiasa) terlambat.“ (HR. muslim)

1093- وَ عَن أَبِي مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ الله  ، يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا فِي الصَّلاَةِ وَيَقُوْلُ: ((اِسْتَوُوْا ولاَ تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ، لِيَلِيَنِي مِنْكُمْ أُولُو الأَحْلاَمِ وَالنُّهَى، ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُونَهُمْ)) رَوَاهُ مُسْلِمُ.

1093. Dari Abu Mas’ud RA, ia berkata: “Rasulullah SAW. mengusap bahu kami ketika kami hendak shalat, dan beliau bersabda, “sama-ratakan barisan kalian dan jangan berselisih yang menyebabkan hati kalian berbeda. Hendaknya orang yang sudah baligh dan berakal lebih dekat kepadaku, kemudian orang-orang yang di bawahnya (seperti anak-anak yang sudah tamyiz/pintar), kemudian yang dibawahnya.” (HR. Muslim)

1094- وَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله  : ((سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الْصَّفِّ مِنْ تَمَامِ الصَّلاَةِ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

1094. Dari Anas RA, ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda, “Sama-ratakanlah shaf-shaf kalian! Sebab, meratakan shaf itu termasuk kesempurnaan shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim)[1]

1095- وَ عَنْهُ قَالَ: أُقِيمَتِ الصَّلاَةُ فَأقْبَلَ عَلَيْنَا رَسُوْلُ الله ، بِوَجْهِهِ فقَالَ: ((أقِيمُوا صُفُوفَكُمْ وَتَرَاصُّوا، فَإنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي)) رَوَاهُ الْبُخَارِي.

1095. Dari Anas RA, ia berkata: “Ketika iqamat untuk shalat dikumandangkan, Rasulullah SAW. menoleh kepada kami dan bersaba: “Sama ratakanlah shaf-shaf kalian dan merapatlah! Karena, aku dapat melihat kalian dari balik punggungku.” (HR. Bukhari)[2]

1096- وَ عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُماَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ الله  يَقُوْلُ: ((لَتُسَوُّنَّ صُفُوفَكُمْ، أوْلَيُخَالِفَّنَّ اللهُ بَيْنَ وُجُوهِكُمْ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

1096. Dari An Nu’man bin Basyir RA, ia berkata: “Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda, “Hendaklah kalian benar-benar menyamaratakan shaf-shaf kalian, atau Allah akan mempertentangkan (hati) kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim)[3]

1097- وَ عَن الْبَرَّاءِ بْنِ عَازِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما قَالَ: كأَنَّ رَسُوْلَ الله  ، يَتَخَلَّلُ الصُّفَّ مِنْ ناَحِيَةٍ، يَمْسَحُ صُدُورَنَا وَمَنَاكِبَنَا، وَيَقُوْلُ: ((لاَ تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ)) وكانَ يَقُوْلُ: ((إنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصُّفُوفِ الأُوَلِ)) رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدُ بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ.

1097. Dari Al Barra’ bin Azib RA, ia berkata: “Rasulullah SAW. memasuki sela-sela shaf sambil mengusap dada dan bahu kami, lalu beliau bersabda, “Janganlah kalian berbeda dalam shaf (tidak lurus), sehingga hati kalian turut berbeda.” Beliau juga bersabda, “Sesungguhnya Allah menganugrahkan rahmat-Nya untuk orang-orang yang berdiri di shaf pertama, begitu juga para malaikat memohonkan rahmat untuk mereka.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang hasan)

1098- وَ عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما، أَنَّ رَسُوْلَ الله  قَالَ: ((أقيمُوا الصُّفُوفَ، وَحَاذُوا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ، وَسُدُّوا الخَلَلَ وَلِيْنُوْا بِأيْدِي إخْوَانِكُمْ، وَلاَ تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلْشَّيْطاَنِ؛ وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَّهُ اللهُ، وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللهُ)) رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدُ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ.

1098. Dari Ibnu Umar RA: “Rasulullah SAW. bersabda, “Luruskanlah shaf dan sama ratakanlah bahu-bahu kalian, tutuplah celah-celah shaf dan lunaklah terhadap tangan-tangan saudara kalian dan janganlah kalian biarkan celah diantara shaf untuk ditempati syetan. Barangsiapa yang menyambung shaf (yang terputus), maka Allah akan menyambungkannya. Dan barangsiapa yang memutuskan shaf, maka Allah akan memutuskannya.“ (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shahih)

1099- وَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُوْلَ الله  قَالَ: ((رُصُّوا صُفُوفَكُمْ، وَقَارِ بُوا بَيْنَهَا، وَحَاذُوا بِاْلأَعْنَاقِ؛ فَوَالَّذِني نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لأَرَى الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مِنْ خَلَلِ الصَّفِّ، كَانَهَا الْحَذَفُ)) حَدِيْثٌ صَحِيْحُ رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدُ بِإِسْنَادٍ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ

1099. Dari Anas RA: “Rasulullah SAW. bersabda, “Rapatkanlah shaf dan dekatkanlah jarak antara satu shaf dengan yang lainnya serta luruskanlah leher kalian. Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sungguh aku melihat syetan masuk di sela-sela shaf seperti kambing hitam lagi kecil.” (Hadis shahih yang diriwayatkan Abu Dawud dengan sanad yang disesuaikan dengan syarat Imam Muslim)

1100- وَ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ الله  قَالَ: ((أتِمُّوا الصَّفَّ المُقَدَّمَ، ثُمَّ الَّذِي يَلِيْهِ؛ فَمَا كَانَ مِنْ نَقْصٍ فَلْيَكُنْ فِي الصَّفِّ الْمُؤْخَّرِ)) رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدُ بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ.

1100. Dari Anas RA: “Rasulullah SAW. bersabda, “Sempurnakanlah shaf terdepan kemudian shaf yang berada di belakangnya. Kalaupun harus ada shaf yang tidak penuh, maka hendaklah ada pada shaf yang paling belakang. (HR. Abu Dawud dengan sanad yang hasan)

1102- وَ عَنِ الْبَرَّاءِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كُنَّا إذَا صَلَّيْنَا خَلْفَ رَسُوْلِ الله  ، أحْبَبْنَا أنْ نَكُونَ عَنْ يَمِينِهِ، يُقْبِلُ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ فَسَمِعْتُهُ يَقُوْلُ: ((رَبِّ قِنِي عَذَا بِكَ يَوْمَ تَبْعَثُ – أوْ تَجْمَعُ – عِبَادَكَ)) رَوَاهُ مُسْلِمُ.

1102. Dari Al Barra’ RA, ia berkata: “Apabila kami shalat di belakang Rasulullah SAW, maka kami lebih menyenangi untuk berdiri di sebelah kanan beliau. Beliau sering menatap kami dengan wajahnya, dan saya mendengar beliau berdo’a: “RABBI QINII ‘ADZAABAKA YAUMA TAB’ATSU AU TAJMA’U ‘IBAADAKA” (Ya Tuhan, hindarkan aku dari siksa-Mu pada hari Kau bangkitkan atau Kau kumpulkan hamba-hamba-Mu).” (HR. Muslim)

[1] Dan di dalam riwayat Bukhari dikatakan: “Sesungguhnya meratakan shaf itu termasuk menegakkan shalat.”

[2] Dan di dalam riwayat lain dikatakan: “Kemudian masing-masing dari kami meluruskan bahunya dengan bahu kawannya dan telapak kakinya dengan telapak kaki kawannya.”

[3] Dalam riwayat Muslim: “Rasulullah SAW. meluruskan shaf kami, seakan-akan beliau meluruskan anak panah, sampai beliau berpendapat bahwa kami sudah memahaminya. Pada suatu hari, beliau keluar (dari rumahnya) untuk shalat dan langsung bediri, ketika beliau hendak takbir ada seseorang yang dadanya menonjol (tidak lurus) dalam barisan, maka beliau pun bersabda, “wahai hamba Allah, hendaklah kamu sekalian meluruskan barisan atau Allah akan mempertentangkan (hati) kalian.”