Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadits Keutamaan Malam Qadar

Hadits Keutamaan Malam Qadar
214- KEUTAMAAN MENGHIDUPKAN LAILATUL QADAR

قَالَ اللهُ تَعَالَى : ( إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ )- القدر : 1- إِلَى آخِرِ السُّوْرَةِ.

Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam qadar (kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan ruh dengan izin Tuhannya. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Qs. Al Qadr (97) : 1- 5)

قَالَ اللهُ تَعَالَى: ( إَِّنا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ المْبُاَرَكَةٍ )- الدخان : 3-

Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi.” (Qs. Ad Dukhaan (44) : 13)

1197. وَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : ( مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غَفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ). مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

1197. Dari Abu Hurairah. RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa beribadah pada malam Qadar dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

1198. وَ عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ الله ُعَنْهُمَا , أَنَّ رِجَالاً مِنْ أَصْحَابِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ , أُرُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فيِ المَنَامِ فِي السَّبْعِ الأَوَاخِرِ, فقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ الله : ( أَرَى رَأْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي السَّبْعِ الأَوَاخِرِ , فَمَنْ كَانَ مُتَحَرَّيِهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ الأَوَاخِرِ ). مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

1198. Dari Ibnu Umar RA: “Beberapa sahabat Nabi SAW. bermimpi bahwa Lailatul Qadar ada pada tujuh malam terakhir (dalam bulan Ramadhan). Rasulullah SAW. pun bersabda, “Aku berpendapat bahwa mimpi kalian itu benar-benar tepat pada tujuh malam terakhir, maka barangsiapa ingin mencari Lailatul Qadar, hendaklah ia bersungguh-sungguh pada tujuh malam yang terakhir.” (HR. Bukhari dan Muslim)

1199. وَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله ُعَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ الله , يُجَاوِرُ فِي العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ ، وَ يَقُوْلُ: (( تَحَرُّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

1199. Dari ‘Aisyah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW. selalu beri’tikaf pada sepuluh malam yang terakhir dari bulan Ramadhan. Beliau bersabda, “Bersungguh-sungguhlah kalian dalam mencari Lailatul Qadar pada sepuluh malam yang terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR Bukhari dan Muslim)

1200. وَ عَنْهَا رَضِيَ الله عَنْهَا , أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ الله قاَلَ : ( تَحَرُّوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ ) رَوَاهُ الْبُخَارِي.

1200. Dari ‘Aisyah RA: “Rasulullah SAW. bersabda, “Bersungguh-sungguhlah kalian mencari Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam yang terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

1201. وَ عَنْهَا رَضِيَ الله عَنْهَا قَالَتْ: ( كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ, إِذَا دَخَلَ العَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ , أَحْيَا اللََّيْلَ , وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ , وَجَدَّ وَشَدَّ المِئْزَرَ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

1201. Dari ‘Aisyah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW, apabila telah memasuki sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan, beliau selalu menghidupkan malamnya (dengan beribadah), membangunkan keluarganya, bersungguh-sungguh dan mengikatkan sarungnya[1].” (HR. Bukhari dan Muslim)

1202. وَ عَنْهَا قَالَتْ: كاَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي رَمَضَانَ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ , وَفِي العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْهُ مَالاَ يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ. رَوَاهُ مُسْلِمُ.

1202. Dari A’isyah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW. selalu bersungguh-sungguh dalam ibadahnya pada setiap bulan Ramadhan, tidak seperti pada bulan-bulan yang lain. Dan pada malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan beliau semakin bersungguh-sungguh dalam beribadah tidak seperti pada malam yang lain.” (HR. Muslim)

­1203. وَ عَنْهَا قَالَتْ: قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ الله , أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ القَدْرِ مَا أَقُوْلُ فِيْهَا؟ قَالَ : ( قَوْليِ : اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌ تُحِبُّ الْعَفْوِ فَاعْفُ عَنَّى) رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَ قَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.

1203. Dari ‘Aisyah RA, ia berkata, “Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu sekiranya aku mengetahui bahwa malam itu adalah malam Qadar, apakah yang harus aku baca pada malam tersebut.” Beliau bersaba: “bacalah: ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWAN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ‘ANNII (Ya Allah, Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Pengampun, maka ampunilah saya).” (HR. Tirmidzi. Dia berkata: “)

[1] Kiasan yang berarti kesungguhan dalam beribadah.

Kitab Riadhusshalihin selengkapnya dalam bahasa arab dan terjemahannya silakan download [di link ini..!!]