Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

HADITS DOA DALAM SHALAT JENAZAH

HADITS DOA DALAM SHALAT JENAZAH
157- DOA DALAM SHALAT JENAZAH

940- عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ, عَوْفُ بْنُ مَالِكِ هُبَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : صَلَّى رَسُوْل الله  عَلَى جَنَازَةٍ , فَحَفِظْتُ مِنْ دُعَائِهِ وَهُوَ يَقُوْلُ: (( أَللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُ, وَارْحَمْهُ, وَأعْفُ عَنْه, وَاكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ, وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ, وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَوَبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ, وَ أَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ, وَ زَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ, وَ أَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ, وَ أَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ)) حَتَّى تمَََـَنَّيْتُ أَنْ أَكُوْنَ ذَلِكَ الْمَيِّتُ. رَوَاهُ مُسْلِمُ.

940. Dari Abu Abdurrahman Auf bin Malik RA., ia berkata: “Rasulullah SAW. menyalatkan jenazah, kemudian saya menghafalkan doa yang beliau baca, yaitu: “ALLAAHUMMA IGHFIR LAHU WARHAMHU WA’AAFIHI WA’FU ‘ANHU WA-AKRIM NUZULAHU WAWASSI’ MADKHALAHU WAGHASSILHU BIL MAA-I WATS-TSALJI WAL BARADI WANAQQIHI MINAL KHATHAAYA KAMAA NAQQAITA TSAUBAL ABYADLA MINADDANASI WA-ABDILHU DAARAN KHAIRAN MIN DAARIHI WA-AHLAN KHAIRAN AHLIHI WAZAUJAN KHAIRAN MIN ZAUJIHI WA-ADKHILHUL JANNATA WA-A’IDZHU MIN ‘ADZAABIL QABRI WAMIN ‘ADZAABINNAR” (Ya Allah, semoga engkau berkenanlah mengampuninya, merahmatinya, menyejahterakannya, memaafkan dosanya, memuliakan kedatangannya[1], meluaskan tempatnya[2], dan basuhlah dengan air, salju dan air embun[3]. Bersihkanlah dari kesalahan, sebagaimana Engkau bersihkan pakaian putih dari kotoran. Berikan kepadanya tempat yang lebih baik dari rumahnya, dan keluarga yang lebih baik dari keluarganya dan istri yang lebih baik dari istrinya. Dan masukkanlah ke dalam surga dan lindungilah ia dari siksa kubur dan siksa neraka) Abu Abdurrahman berkata: “Sampai-sampai saya mengharapkan, seandainya sayalah yang mati saat itu.” (HR. Muslim)

941,942,943- وَ عَن أَبِي هُرَيْرَةَ وَأَبِي قَتَادَةَ وَأَبِي إِبْرَاهِيْمَ اَلْأَشْهَلِي عَنْ أَبِيْهِ –وَأَبُوْهُ صَحَابِيٌّ-رَضِيَ الله عَنْهُمْ , َعَنِ النَّبِيِّ , أَنَّهُ صَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ فَقَالَ: (( أَللَّهُمَّ اغْفِرْلِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا, وَصَغِيْرِنَا وَكَبِيْرِنَا, وَذَكَرِنَا وَ اُنْثَانَا, وَشَاهِدَنَا وَغَائِبِنَا, اَللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى اْلإِسْلاَمِ, وَمِنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى اْلإِيْمَان, اَللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّابَعْدَهُ)) رَوَاهُ التِّرْمِذِي مِنْ رِوَايَةِ أَبِي هُرَيْرَةَ وَاْلأَشْهَلِي, وَرَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدُ مِنْ رِوَايَةِ أَبِي قَتَادَةَ: قَالَ الْحَاكِمُ: حَدِيْثُ أَبِي هُرَيْرَةَ َصَحِيْحٌ عَلَى شَرْطِ الْبُخَارِي وَمُسْلِمُ, قاَلَ التِّرْمِذِي : قَالَ الْبُخَارِي : أَصَحُّ رِوَايَاتِ هَذَا الْحَدِيْثِ رِوَايَةُ الأَشْهَلِيِّ, قاَلَ الْبُخَارِي: وَأَصَحُّ شَيْءٍ فِي هَذَا الْباَبِ حَدِيْثُ عَوْفُ بْنُ مَالِكِ.

941, 942, 943. Dari Abu Hurairah RA., Qatadah dan Abu Ibrahim Al Asyhaliy dari ayahnya, sedangkan ayahnya termasuk sahabat RA., dari Nabi SAW: “apabila beliau menyalatkan jenazah, beliau berdoa: “ALLAAHUMMA IGHFIR LIHAYYINAA WA MAYYITINAA WASHAGHIIRINAA WAKABIIRINAA WADZAKARINAA WA UNTSAANAA WASYAHIIDINAA WAGHAA-IBINAA ALLAAHUMMA MAN AHYAITAHU MINNAA FA AHYIHII ‘ALAA ISLAAMI WAMAN TAWAFFAITAHUU MINNAA FATAAWAFFAHU ’ALAL IIMAN. ALLAHUMMA LAA TAHRIMNAA AJRAHU WALAA TAFTINNA BA’DAHU” (Ya Allah, ampunilah kami yang masih hidup dan yang sudah mati, yang kecil dan yang besar, yang laki-laki dan perempuan, yang hadir maupun yang tidak hadir. Ya Allah, barangsiapa yang Engkau hidupkan di antara kami maka hidupkanlah ia dengan menetapi agama Islam, dan barang siapa yang Engkau wafatkan di antara kami wafatkanlah ia dalam keadaan beriman. Ya Allah, janganlah Engkau menghalangi kami dalam mendapat pahalanya dan janganlah Engkau mendatangkan fitnah kepada kami sepeninggalnya. “ (HR. Tirmidzi dari riwayat Abu Hurairah dan al Asyaliy. Juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dari riwayat Abu Hurairah dan Abu Qatadah. Hakim berkata: “Hadis riwayat Abu Hurairah shahih berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim.” Tirmidzi berkata: “Bukhari berkata: “Riwayat paling shahih tentang hadis ini adalah riwayat al Asyhaliy.” Bukhari berkata: “Dan hadis paling shahih tentang bab ini adalah hadis yang berdasarkan riwayat ‘Auf bin Malik.”)

944- وَ عَن أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْل الله  يَقُوْلُ: إِذَا صَلَّيْتُمْ عَلَى الْمَيِّتِ فَأَخْلَصُوْا لَهُ الدُّعَاءَ) رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدُ.

944. Dari Abu Hurairah RA., ia berkata: “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Apabila kamu sekalian menyalatkan mayat, maka hendaklah kamu benar-benar ihklas di dalam berdoa untuknya.” (HR. Abu Dawud)

946- وَ عَنْ وَاثِلَةِ بْنِ اْلأَسْقَعِ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُوْلُ الله  عَلَى رَجُلٍ مِنَ الْمُسْلِمِيْن, فَسَمِعْتُهُ يَقُوْلُ: (اَللَّهُمَّ إِنَّ فُلانَ ابْنَ فُلانٍ فِي ذِمَتِّكَ وَحَبْلِ جِوَارِكَ, فَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ, وَعَذَابَ النَّارِ, وَأَنْتَ أَهْلُ الْوَفَاءِ وَالْحَمْدِ: اَللَّهُمَّ فَاغْفِرْ لَهُ وَ ارْحَمْهُ, إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ) رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدُ.

946. Dari Watsilah bin As-qa’ RA., ia berkata: “Kami menyalati mayat seorang muslim bersama Rasulullah SAW. Saya mendengar Rasulullah SAW berdoa: “ALLAHUMMA INNA FULAANAN IBNA FULAANIN FII DZIMMATIKA WAHABLI JIWAARIKA FAQIHI MIN FITNANATIL QABRI WA’ADZAABIHI WA-ANTA AHLUL WAFAAA-I WALHAMDI. ALLAHUMMAGHFIR LAHU WARHAAMHU INNAKA ANTAL GHAFUURUR RAHIIM” (Ya Allah, sesungguhnya Fulan bin Fulan berada dalam tanggungan-Mu dan tali perlindungan-Mu, maka hindarkanlah ia dari fitnah dan siksaan kubur. Engkau adalah Dzat yang menepati janji dan terpuji. Ya Allah, ampunilah ia dan kasihanilah ia, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).” (HR. Abu Dawud)

947- وَ عَنْ عَبْدِ الله بْنِ أَبِي أََوْفَي رَضِيَ الله عَنْهُمَا, إِنَّهُ كَبَّرَ عَلَى جَنَازَةِ ابْنَةٍ لَهُ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ, فَقَامَ بَعْدَ الرَّابِعَةِ كَقَدْرِ مَا بَيْنَ التَّكْبِيْرَتَيْنِ يَسْتَغْفِرْ لَهَا وَيَدْعُوثُمَّ قَالَ: كَان رَسُوْل الله  يَصْنَعُ هَكَذَا.

وَفِي رِوَايَةٍ : كَبَّرَ أَرْبَعًا فَمَكَثَ سَاعَةً حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُكَبِّرُ خَمْسًا, ثُمَّ سَلَّمَ عَنْ يَمِيْنِهِ وَ عَنْ شِمَالِهِ. فَلَمَّا اِنْصَرَفَ قُلْنَا لَهُ: مَا هَذَا؟ فَقَالَ : إِنَّى لَا أَزِيْدُكُمْ عَلَى مَا رَأَيْتُ رَسُوْلَ الله يَصْنَعُ, أَوْ قَالَ: هَكَذاَ صَنَعَ رَسُوْلَ الله. رَوَاهُ الحْاَكِمُ. وَ قَالَ حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ.

947. Dari Abdullah bin Auf RA: “ia menyalatkan mayat putrinya, dimana ia bertakbir empat kali. Setelah takbir, untuk memohonkan ampun bagi mayat itu dan berdoa, kemudian ia berkata: “Rasulullah SAW berbuat seperti ini.”
Dalam riwayat yang lain dikatakan: “Setelah ia melakukan takbir yang keempat, ia berhenti sejenak sehingga kami menyangka bahwa ia akan melakukan takbir yahg kelima, kemudian ia salam ke kanan dan ke kiri. Setelah selesai kami bertanya kepadanya: “Mengapa berbuat demikian?” Ia menjawab: “Sungguh saya tidak menambah sesuatu apapun dari apa yang telah saya lihat dari perbuatan Rasulullah SAW -atau ia berkata: “Demikianlah apa yang diperbuat oleh Rasulullah SAW.” (HR. Hakim. Dia berkata: “hadis ini shahih.”)[4]

[1] Atau bagiannya di surga
[2] Yaitu kuburannya
[3] Penyebutan beraneka raga alat pembersih ini, sesuai dengan keaneka ragaman dosa yang diperbuat seorang manusia
[4] Lihat kitab Ahkaam Al Janaa-iz, hal 126 karangan Imam Nawawi