Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

HADITS MEMBERI NASIHAT SEPERLUNYA

HADITS MEMBERI NASIHAT SEPERLUNYA
91- MEMBERI NASIHAT SEPERLUNYA

قَالَ الله تعالى: )ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنٌةِ( [النحل : 125].

Allah SWT. berfirman: “Ajaklah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik”. (QS. An Nahl (16): 125)

704- وَعَن وَائِلٍ شَقِيْقِ بْن سَلَمَةَ قَالَ: كَانَ ابْن مَسْعُودٍ رَضِيَ الله عَنهُ يُذَكِّرُنَا في كُلِّ خَمِيسٍ، فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ: يَا أبَا عَبْدِ الرَّحْمنِ، لَوِدِدْتُ أنَّكَ ذَكَّرْتَنَا كُلَّ يَوْمٍ، فقَالَ أمَا إنَّهُ يَمْنَعَني مِنْ ذلك أنِّي أكْرَهُ أنْ أُمِلَّكُمْ وَإنِّي أتَخَوَّلُكُمْ بِالْمَوْعِظَةِ، كَمَا كَانَ رَسُوْل الله r يَتَخَوَّلُنَا بِهَا مَخَافَةَ السَّآمَةِ عَلَيْنَا. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

704. Dari Abu Wail Syaqiq Ibn Salamah, dia berkata: “Setiap hari Kamis, Ibn Mas’ud RA. biasa memberi nasihat kepada kami. Waktu itu ada yang memberi usul: “Wahai Abu Abdurrahman, saya lebih senang apabila kamu mau menasihati kami setiap hari”. Ibn Mas’ud menjawab: “Sebenarnya saya bisa memberi nasihat setiap hari, hanya saja saya khawatir kalau kalian menjadi bosan. Saya sengaja membatasinya sebagaimana Rasulullah SAW. melakukannya kepada kami. Beliau juga khawatir kalau kami merasa bosan”. (HR. Bukhari dan Muslim)

705- وَعَنْ أَبِي الْيَقْظَانِ عِمَارِ بْن يَاسِرٍ رَضِيَ الله عَنهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ الله  يَقُوْلُ: ((إنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ، وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ، مَئِنَّةٌ مِنْ فِقهِهِ، فَأطِيلُوا الصَّلاَةَ وَأقْصِرُوا الْخُطْبَةَ)) رَوَاهُ مُسْلِمُ.

705. Dari Abu Yaqdhan Ammar Ibn Yasir RA, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda, “Sesungguhnya lamanya shalat seseorang dan singkatnya khutbah yang diberikannya, membuktikan pandainya seseorang dalam masalah agama. Oleh karena itu, perpanjanglah shalat dan persingkatlah khutbah”. (HR. Muslim)

706- وَعَنْ مُعَاوِيَةِ بْن الْحَكَمِ السُّلَمِي رَضِيَ الله عَنهُ قَالَ: بَيْنَا أنَا أُصَلّي مَعَ رَسُوْل الله، إذْ عَطَسَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ فَقُلْتُ: يَرْحَمُكَ اللهُ، فَرَمَانِي القَوْمُ بِأبْصَارِهِمْ! فَقُلْتُ: وَاثُكْلَ أَمِّيَاهُ ماَ شَأنُكُمْ تَنْظُرُونَ إلَيَّ؟ فَجَعَلُوا يَضْرِبُونَ بِأَيْدِيْهِمْ عَلَى أفْخَاذِهِمْ ! فَلَمَّا رَأَيْتُهُمْ يُصَمِّتُونَنِي لِكنّي سَكَتُّ، فَلَمَّا صَلّى رَسُوْل الله  فَبِأَبِي هُوَ وَأُمِّي، مَا رَأيْتُ مُعَلِّمًا قَبْلَهُ وَلاَ بَعْدَهُ أحَسَنٌ تَعْلِيمًا مِنْهُ، فَوَاللهِ مَا كَهَرَنِي وَلاَضَرَبْني وَلاَشَتَمَنِي. قَالَ: ((إنَّ هذِهِ الصَّلاَةَ لاَيَصْلُحُ فِيْهِا شَيْءٌ مِنْ كَلاَمِ النَّاسِ، إنَّمَا هِيَ التَّسْبِيحُ وَالتَّكْبِيرُ، وَقِرَاءَةُ القُرْآنِ)) أو كَمَا قَالَ رَسُوْل الله  . قُلْتُ: يا رَسُوْل الله، إنِّي حَدِيْثٌ عَهْدٍ بِجَاهِلِيَّةٍ، وَقَدْ جَاءَ اللهُ بِالإِسْلاَمِ، وَإنَّ مِنّا رِجَالاً يَأتُونَ الْكُهّانَ؟ قَالَ: ((فَلاَ تَأتِهِمْ)) قُلْتُ: وَمِنَا رِجَالٌ يَتَطَيَّرُونَ؟ قَالَ: ((ذَاكَ شَيْء يَجِدُونَهُ في صُدُورِهِمْ فَلاَيَصُدَّنَهُمْ)) رَوَاهُ مُسْلِمُ.

706. Dari Mu’awiyah Ibn Al-Hakam al-salami RA, ia berkata: “Ketika kami melaksanakan shalat bersama Rasulullah SAW., tiba-tiba ada orang yang bersin, maka aku pun mengucapkan: “YARHAMUKALLAH” (Semoga Allah memberi rahmat kepadamu). Sepontan orang-orang pun mengarahkan matanya kearahku, maka aku berkata: “Aduh alangkah malangnya aku, kenapa kalian memandangku seperti itu?”. Kemudian mereka menepukkan tangannya pada paha mereka. Ketika aku lihat, mereka bermaksud agar aku diam, maka aku pun terpaksa diam. Ketika Rasulullah SAW. selesai shalat –demi ayah-ibuku– tidak pernah aku melihat seorang pendidik lebih baik dari pada beliau, baik sebelum maupun sesudahnya. Demi Allah, beliau tidak membentak, memukul, maupun memakiku, bahkan beliau bersabda: “Sesungguhnya di dalam shalat tidak boleh bercakap-cakap dengan sesama manusia walaupun hanya hanya sepatah kata. Sebab shalat itu untuk membaca tasbih, takbir, dan ayat-ayat Al-Qur’an”. Hal itu sama dengan sabda Rasulullah SAW. sewaktu aku berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya baru saja aku melewati masa Jahiliyyah, dan sekarang Allah telah mendatangkan Islam. Sebenarnya masih ada di antara kami orang-orang yang masih suka mendatangi dukun. Bagaimana pendapatmu?”, Beliau menjawab: “Kamu jangan mendatangi mereka!”, saya bertanya lagi: “Bagaimana pendapatmu jika di antara kami masih ada orang-orang yang suka meramal?”. Beliau menjawab: “Itu hanya perasaan mereka. Oleh karena itu, jangan sampai kepercayaan mereka itu menghalangi perbuatan baik”. (HR. Muslim)

707- وعَن العِرْباضِ بْن سَارِيَا رَضِيَ الله عَنهُ قَالَ: وَعَظَنَا رَسُوْل الله  مَوْعِظَةً وَجَلَتْ مِنْهَا القُلُوبُ، وَذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَ ذَكَرَ الْحَدِيْثَ وَ قَدْ سَبَقَ بِكَمَالِهِ فِى باَبِ اْلأَمْرِ بِالْمُحَافَظَةِ عَلَى السُّنَّةِ, وَ ذَكَرْنَا أَنَّ التِّرْمِذِي قاَلَ: إِنَّهُ حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.

707. Dari Al-Irbadh Ibn Sariyah RA, dia berkata: “Rasulullah SAW. pernah memberi nasihat yang dapat menggetarkan hati, dan dapat mencucurkan air mata”. Dan Selanjutnya. Hadis ini pernah disebutkan sebelumnya pada bab PERINTAH UNTUK MENJAGA SUNNAH. Dan telah kami cantumkan bahwa Tirmidzi berkata: “hadis ini hasan- shahih.”