Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

HADITS LARANGAN BERBUAT DHALIM

HADITS LARANGAN BERBUAT DHALIM
Imam Nawawi menjelaskan Larangan berbuat dhalim dalam Al-Qur'an Sebagaimana ayat berikut ini:

قَالَ الله تَعَالَى : {مَا لِلظَّالِمِيْنَ مِنْ حَمِيْمٍ وَ لا شَفِيعٍ يُطَاعُ}[غافر : 18]

Allah SWT berfirman: “Teman-teman yang zalim tidak mempunyai teman setia seorang pun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya.” (Qs. Ghaafir/Al Mu’min (40): 18)

وقَالَ تَعَالَى : {وَمَا للظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيْرٍ}[الحج : 71].
Allah SWT berfirman : “Dan bagi orang-orang yang zalim itu tidak ada seorang pelindung pun dan tidak pula seorang penolong.” (Qs. Al Hajj (22): 71)

Hadits tentang orang berbuat dhalim:

208- وَ عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ الله عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : ((اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَاتَّقُوا الشُّحَّ فَإنَّ الشُّحَّ أهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ؛ حَمَلَهُمْ عَلَى أنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ)) رَوَاهُ مُسْلِمُ.
207. Dari Jabir RA, ia berkata : Rasulullah SAW. bersabda, “Takutlah kalian pada kezaliman karena kezaliman itu merupakan kegelapan pada hari kiamat, dan takutlah kamu pada kekikiran sebab orang-orang sebelum kalian binasa karena kekikiran, dan hal itulah yang menyebabkan mereka mengadakan pertumpahan darah dan menghalalkan yang haram.” (HR. Muslim)

209-وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ((لَتُؤَدُّنَّ الْحُقُوقَ إلَى أهْلِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ، حَتَّى يُقَادَ للشَّاةِ الْجَلْحَاءِ مِنَ الشَّاةِ الْقَرْنَاءِ)) رَوَاهُ مُسْلِمُ.
208. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda, “Sesungguhnya kalian pada hari kiamat diperintahkan untuk mengembalikan semua hak yang kalian ambil kepada pemiliknya, sehingga kambing yang tidak bertanduk karena ditanduk yang lain, diberi hak untuk membalas kepada kambing yang bertanduk.” (HR. Muslim)

210- وَ عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ الله عَنْهُمَا قَالَ : كُنَّا نَتَحَدُّثُ عَن حَجَّةِ الْوَدَاعِ وَالنَّبِيّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أظْهُرِنَا، وَلا نَدْرِي مَا حَجَّةُ الْوَدَاعِ حَتَّى حَمِدَ الله رَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ و أثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ ذَكَرَ الْمَسِيْحَ الدَّجَّالِ فَأطْنَبَ فِي ذِكْرِهِ، وَقَالَ : ((مَا بَعَثَ اللهُ مِنْ نَبِيٍّ إلا أنْذَرَهُ أُمَّتَهُ ؛ أنْذَرَهُ نُوحٌ وَالتَّبِيُّونَ مِنْ بَعْدِهِ، وَإنَّهُ إنْ يَخْرُجْ فِيكُمْ فَما خَفِيَ عَليْكُمْ مِنْ شَأْنِه فلَيْسَ يَخْفَى عَليْكُمْ، إنَّ رَبَّكُمْ ليْسَ بأعْوَرَ وَإنَّهُ أعْوَرُ عَيْنِ الْيُمْنَى، كَأنَّ عَيْنَهُ عَنبَةٌ طَافِيَةٌ. أَلَا إِنَّ الله حَرَّمَ عَلَيْكُمْ دِمَاءكُمْ وَ أمْوَالَكُمْ كحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فيِ شَهْرِكُمْ هَذَا، أَلَا هَلْ بَلّغْتُ))؟ قَالُوْا : نَعَمْ، قَالَ : ((اللَّهُمَّ اشْهَدْ)) ثلاَثًا ((وَيْلَكُمْ - أوْ وَيْحَكُمْ-، اُنْظُرْوا : لَا تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ)) رَوَاهُ الْبُخَارِي، وَ رَوَى مُسْلِمُ بَعْضَهُ.

209. Dari Ibnu Umar RA, ia berkata: “Ketika kami memperbincangkan tentang haji wada’, Nabi SAW. berada di antara kami. Kami belum tahu apakah sebenarnya haji wada’ itu. Tiba-tiba Rasulullah SAW. memuji dan menyanjung Allah serta menceritakan tentang Dajjal, sambil memperpanjang ceritanya, beliau bersabda : “Tidak ada seorang Nabi pun yang diutus Allah melainkan ia memperingatkan umatnya. Nabi Nuh telah memperingatkan umatnya, demikian pula dengan Nabi sesudahnya. Ketika Dajjal keluar di tengah-tengah kalian maka apapun sifat yang disembunyikannya, niscaya terungkap bagi kalian. Sesungguhnya Tuhanmu tidaklah buta mata sebelah, tetapi Dajjal matanya buta sebelah kanan, seperti buah Anggur. Ingatlah, sesungguhnya Allah telah mengharamkan darah dan hartamu sebagaimana haramnya hari ini di negeri ini, dan di bulan ini. “Sudah cukupkah aku menyampaikannya?” Para sahabat menjawab: “Ya.” Kemudian Nabi SAW. berdo’a: Ya Allah saksikanlah, Ya Allah saksikanlah, Ya Allah saksikanlah! Berhati-hatilah dan ingatlah, janganlah kalian kembali kafir sepeninggalku, ketika salah seorang di antara kalian membunuh yang lain!” (HR. Bukhari)

211-وَ عَن عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا أَنَّ رَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ((مَنْ ظَلَمَ قِيدَ شِبْرٍ مِنَ الأرْضِ طُوِّقَهُ مِنْ سبْعِ أرَضِيْنَ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

210. Dari Aisyah RA, ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda, “Siapa saja yang mengambil hak orang lain walaupun hanya sejengkal tanah, maka akan dikalungkan kepadanya tujuh lapis bumi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

212- وَ عَنْ أَبِي مُوْسَى رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ((إنَّ الله لَيُمْلِي لِلظَّالِمِ، فَإذَا أخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ))، ثُمَّ قَرَأَ :{كَذَلِكَ أخْذَ رَبِّكَ إذَا أخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إنَّ أخْذَهُ ألِيمٌ شَديدٌ}[هود : 102] مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

211. Dari Abu Musa RA, ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda, “Sesungguhnya Allah memberikan kebebasan kepada orang yang berlaku aniaya. Tetapi apabila datang siksaan-Nya, maka ia tidak akan dapat menghindarinya, kemudian beliau membaca ayat: “Wakadzalika akhdzu Rabbika Idza akhadzal Quraa wahiya Dzaalimatun inna akhdzahu aliimun syadiid” (Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu sangat pedih lagi keras).” (HR. Bukhari dan Muslim)

213-وعَن مُعَاذٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : بَعَثَنِي رَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فقَالَ : ((إنَّكَ تَأْتِي قَوْمًا مِنْ أهْلِ الْكِتَابِ فَادْعُهُمْ إلَى شَهَادَةِ أنْ لا إلَهَ إلاّ اللهُ وَ أنِّي رَسُوْل الله، فَإنْ هُمْ أطَاعُوا لِذَلِكَ فَأعْلِمْهُمْ أنَّ اللهَ قَدِ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَواتٍ في كُلِّ يَوْمٍ وَ لَيْلَةٍ، فَإنْ أطَاعُوا لِذَلِكَ فَأعْلِمْهُمْ أنَّ اللهَ قَدِ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ، فَإنْ هُمْ أطَاعُوا لِذَلِكَ فَإيَّاكَ وَ كَرَائِمَ أمْوَالِهِمْ. وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُوْمِ فإنَّهُ لَيْسَ بَيْنَها وَبَيْنَ اللهِ حِجَابٌ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

212. Dari Mu’adz RA, ia berkata: Rasulullah SAW. mengutusku sebagai gubernur Yaman. Beliau berpesan: “Sesungguhnya kamu akan menghadapi kaum ahli kitab, ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya aku adalah utusan Allah. Apabila mereka mematuhi ajakanmu, beritahukan kepada mereka, bahwa Allah mewajibkan mereka untuk mengerjakan Shalat lima kali sehari semalam. Apabila mereka telah mematuhinya (memenuhinya), maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka untuk menunaikan sedekah yang diambil dari orang-orang kaya dan diberikan kepada orang-orang fakir miskin. Apabila mereka telah mematuhinya, maka lindungilah kehormatan dan harta benda mereka. Takutlah kamu terhadap doa orang yang ternaniaya karena tidak ada tirai yang menghalangi antara doanya dengan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

214-وَعَنْ أَبِي حُمَيْدٍ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : اسْتَعْمَلَ النَّبِيّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلاً مِنَ اْلأَزْدِ يُقَالَ لَهُ : ابْنِ اللُّتْبِيَّةِ عَلَى الصَّدَقَةِ، فَلَمَّا قَدِمَ قَالَ : هَذَا لَكُمْ، وَهَذَا أُهْدِيَ إلَيَّ، فَقَامَ رَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ فَحَمِدَ الله وَأثْنَى عَلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ : ((أمَّا بَعْدُ، فَإنِّي أسْتَعْمِلُ الرَّجُلَ منْكُمْ عَلَى الْعَمَلِ مِمَّا وَلاَّنِي اللهُ، فَيَأْتِي فَيَقُوْلُ : هَذَا لَكُمْ وَهَذَا هَدِيَّةٌ أُهْدِيَتْ إلَىَّ، أفََلاَ جَلَسَ في بيتِ أَبِيهِ أوْ أُمِّهِ حَتَّى تَأْتِيَهُ هَدِيَّتُهُ إِنْ كَانَ صَادِقًا!! واللهِ لاَ يَأْخُذُ أحَدٌ مِنْكُمْ شَيْئًا بِغَيْرِ حَقِّهِ إلاّ لَقِيَ الله تَعَالَى يَحْمِلُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَلا أعْرِفَنَّ أحَدًا مِنْكُمْ لَقِيَ اللهَ يَحْمِلُ بَعِيرًا لَهُ رُغَاءٌ، أوْ بَقَرَةً لَهَا خُوَارٌ، أوْ شَاةً تَيْعَرُ)) ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى رُؤِيَ بَيَاضُ إبْطَيْهِ فقَالَ : ((اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

213. Dari Abu Humaid Abdurrahman bin Sa’ad Al Sa’idi RA, ia berkata: “Rasulullah SAW. menugaskan seseorang dari suku Azdi yang bernama Ibnu Lutbiyyah untuk mengumpulkan sedekah, tatkala orang itu datang kepada beliau, ia berkata: “Ini untuk engkau, dan ini hadiah untuk aku.” Rasulullah SAW. kemudian berdiri di atas mimbar, dan membuka khutbahnya dengan menyanjung Allah SWT. kemudian belia berkata: “Sesungguhnya aku telah menugaskan seseorang diantara kalian. Tugas itu diberikan Allah kepadaku, kemudian ia datang dan berkata: “Ini untuk engkau, dan ini hadiah untuk aku.” Andaikata ia memang benar, mengapa ia tidak duduk saja di rumah ayah dan ibunya, sehingga hadiah itu diberikan padanya. Demi Allah, siapa saja diantara kalian yang mengambil sesuatu yang bukan haknya, niscaya di hari kiamat ia menghadap Allah sambil memikul yang diambilnya di dunia. Demi Allah, aku tidak ingin melihat seorang pun diantara kalian menghadap Allah dengan memikul Unta, Lembu atau Kambing yang mengembik.” Kemudian beliau menengadahkan kedua tangannya hingga terlihat putih kedua ketiak beliau, seraya bersabda: “Ya Allah, bukankah aku telah menyampaikannya?” (HR. Bukhari dan Muslim)

215-وَعَنْ أََبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ((مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلَمَةُ لِأَخِيْهِ مِنْ عِرضِهِ أوْ مِنْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أنْ لاَ يَكُوْنَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ ؛ إنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، وَإنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ)) رَوَاهُ الْبُخَارِي.

214. Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW., beliau bersabda, “Siapa saja yang pernah menganiaya saudaranya, baik kehormatannya maupun sesuatu yang lain, hendaklah ia minta maaf sekarang juga, sebelum datang saatnya dinar dan dirham tidak berguna. Jika tidak, apabila ia mempunyai amal saleh, maka amalnya akan diambil sesuai dengan kadar penganiayaan yang dilakukannya. Dan apabila ia tidak mempunyai amal kebaikan lagi, maka kejahatan orang yang dianiaya itu diambil dan dibebankan padanya.” (HR. Bukhari)

216-وعَنْ عَبْدِ الله بْنِ عَمْرُو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ الله عَنْهُمَا عَن النَّبِيّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ((الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنهُ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

215. Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash RA, dari Nabi SAW., beliau bersabda, “Seseorang disebut Muslim, apabila seluruh kaum muslimin merasa aman dari (gangguan) lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang telah dilarang Allah SWT.” (HR. Bukhari dan Muslim)

dalil tentang zalim

217-وعَنْهُ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : كَانَ عَلَى ثَقَل النَّبِيّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ يُقَالَ لَهُ كِرْكِرَةُ فَمَاتَ فقَالَ رَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ((هُوَ في النَّارِ)) فَذَهَبُوا يَنْظُرُونَ إلَيْهِ فَوَجَدُوا عَبَاءَةً قَدْ غَلَّهَا. رَوَاهُ الْبُخَارِي.

216. Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata: “Kirkirah adalah orang yang menjaga perbekalan Nabi SAW. Ketika ia meninggal dunia, Rasulullah SAW. bersabda: “Tempatnya di dalam neraka.” Para sahabat pun menyelidiki sebab musabab yang memasukkkannya ke dalam neraka. Mereka menemukan sebabnya, adalah karena ia pernah menyembunyikan mantel (hasil rampasan perang).” (HR. Bukhari)

218-وَعَنْ أَبِي بَكْرَةَ نُفَيْع بْنِ اْلحَارِثِ رَضِيَ الله عَنْهُ عَن النَّبِيّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ((إنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَةِ يَوْمَ خَلَقَ اللهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ : السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أرْبَعَةٌ حُرُمٌ : ثَلاَثٌ مُتَوَالِيَاتٌ : ذُو القَعْدَة وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ، أيُّ شَهْرٍ هَذَا))؟ قُلْنَا : اللهُ وَرَسُوْلهُ أعْلَمُ، فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا أنَّهُ سَيُسَمِّيهِ بِغَيْرِ اسْمِهِ قَالَ : ((ألَيْسَ ذَا الْحِجَّةِ))؟ قُلْنَا : بَلَى. قَالَ : ((فَأيُّ بَلَدٍ هَذَا؟)) قُلْنَا : اللهُ وَرَسُوْلهُ أعْلَمُ، فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا أنَّهُ سَيُسَمِّيهِ بِغَيْرِ اسْمِهِ قَالَ : ((ألَيْسَ الْبَلْدَةَ؟) قُلْنَا : بَلَى. قَالَ : ((فَأيُّ يَوْمٍ هَذَا؟)) قُلْنَا : اللهُ وَرَسُوْلهُ أعْلَمُ، فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا أنَّهُ سَيُسَمِّيهِ بِغَيْرِ اسْمِهِ. قَالَ : ((ألَيْسَ يَوْمَ النَّحْرِ))؟ قُلْنَا : بَلَى. قَالَ : ((فَإنَّ دِمَاءَكُمْ وَأمْوَالَكُمْ وَأعْرَاضَكُمْ حَرَامٌ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا في بَلَدِكُمْ هَذَا في شَهْرِكُمْ هَذَا، وَسَتَلْقَوْنَ رَبَّكُمْ فَيَسْأَلُكُمْ عَن أعْمَالِكُمْ، أَلَا فَلاَ تَرْجِعُوْا بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْض، أَلاَ لَيُبَلِّغ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ، فَلَعَلَّ بَعْضَ مَنْ يَبْلُغُهُ أنْ يَكُونَ أوْعَى لَهُ مِنْ بَعْض مَنْ سَمِعَهُ)) ثُمَّ قَالَ : ((ألا هَلْ بَلَّغْتُ؟ قُلْنَا : نَعَمْ. قَالَ ((اللَّهُمَّ اشْهَدْ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
217. Dari Abu Bakrah Nufa’i bin Al Harits RA, dari Nabi SAW., beliau bersabda, “Sesungguhnya masa itu berputar, sebagaimana ketika Allah menjadikan langit dan Bumi. Setahun, dua belas bulan. Empat bulan diantaranya adalah bulan mulia, yang tiga berturut-turut, yaitu: “Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram, serta bulan Rajab, di antara Jumadil Akhir dan Sya’ban. Kemudian Nabi SAW. bertanya: “Bulan apakah ini?” Kami menjawab: Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Beliau diam, sehingga kami menyangka, beliau akan menyebutnya dengan nama yang lain. Beliau bersabda: “Bukankah ini bulan Dzul Hijjah?” Kami menjawab: Benar. Beliau bertanya lagi: “Negeri apakah ini?” Kami menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau diam sehingga kami menyangka beliau akan menyebutnya dengan nama yang lain. Beliau bersabda: Bukankah ini tanah Haram?” kami menjawab : Benar. Beliau bertanya lagi: “Hari apakah ini?” Kami menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau diam, sehingga kami menyangka, kalau-kalau beliau akan menggantinya dengan nama yang lain. Kemudian beliau bersabda: “Bukankah ini hari Nahr?” Kami menjawab: Benar. Beliau lantas bersabda: “Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kaliau adalah mulia, sebagaimana mulianya hari, negeri dan bulanmu ini. Kamu semua akan bertemu dengan Tuhanmu dan Dia akan mempertanyakan tentang segala amal perbuatanmu. Ingatlah, jangan sampai kamu berbalik menjadi kafir sepeninggalku, di mana salah seorang di antara kalian membunuh yang lainnya. Ingatlah, hendaklah yang hadir ini menyampaikan kepada yang tidak hadir, mungkin saja orang yang diberi tahu itu lebih taat dari orang yang langsung mendengarnya.” Kemudian beliau bersabda, “Tidakkah aku telah cukup menyampaikannya?” Kami menjawab: “Ya.” Beliau bersabda: “Ya Allah, saksikanlah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

azab orang zalim di dunia

219-وَعَنْ أَبِي أَمَامَةَ إِيَاسِ بْنِ ثَعْلَبَةِ اْلحَارِثِي رَضِيَ الله عَنْهُ أنَّ رَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ((مَن اقْتَطَعَ حَقَّ امْرِىءٍ مُسْلِمٍ بِيَمِيْنِهِ فَقَدْ أوْجَبَ اللهُ لَهُ النَّارَ، وَحَرَّمَ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ)) فَقَالَ رَجُلٌ : وَإنْ كَانَ شَيْئًا يَسِيرًا يا رَسُوْل الله ؟ فقَالَ : ((وَإنْ قَضِيْـبًا مِنْ أرَاك)) رَوَاهُ مُسْلِمُ.
218. Dari Abu Umamah Ilyas bin Tsa’labah Al Haritsiy RA, ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda, “Siapa saja yang merampas hak seorang muslim dengan sumpahnya, maka Allah benar-benar mewajibkan neraka baginya dan diharamkan surga untuknya.” Setelah seorang sahabat bertanya: “Walaupun yang dirampas itu sesuatu yang amat sedikit wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Walau sekecil batang kayu arok[1].” (HR. Muslim)

220- وَعَنْ عَدِيّ بْنِ عُمَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : ((مَنِ اسْتَعْمَلْنَاهُ مِنْكُمْ عَلَى عَمَلٍ، فَكَتَمَنَا مِخْيَطًا فَمَا فَوْقَهُ، كَانَ غُلُولاً يَأْتِي به يَوْمَ الْقِيَامَةِ)) فَقَامَ رَجُلٌ أسْوَدُ مِنَ الأَنْصَارِ، كَأنِّي أنْظُرُ إلَيْهِ، فقَالَ : يا رَسُوْل الله اقْبَلْ عَنيِّ عَمَلَكَ، قَالَ : ((وَمَا لَكَ؟)) قَالَ : سَمِعْتُكَ تَقُولُ كَذَا وَكَذَا، قَالَ : ((وَأنَا أَقُولُه الآنَ : مَنِ اسْتَعْمَلْنَاهُ عَلَى عَمَلٍ فَلْيَجِيءْ بِقَلِيْلِهِ وَكَثِيرِهِ، فَمَا أُوتِيَ مِنْهُ أخَذَ، وَمَا نُهِيَ عَنهُ انْتَهَى)) رَوَاهُ مُسْلِمُ.
219. Dari ‘Adiy bin ‘Amirah RA, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda, “Siapa saja yang kami serahi tugas, lalu ia menyembunyikannya walaupun sekecil jarum atau lebih kecil dengan maksud untuk mengambilnya, kelak di hari kiamat ia datang dengan membawa apa yang disembunyikannya.” Berdirilah seorang kulit hitam dari sahabat Anshar, yang seakak-akan aku pernah melihatnya, kemudian ia berkata: “Wahai Rasulullah, terimalah kembali tugas yang telah engkau serahkan kepada aku.” Beliau bertanya: “Mengapa demikian?” Ia menjawab : “Karena aku mendengar engkau bersabda begini dan begitu.” Beliau bersabda: Sekarang Aku tegaskan siapa saja yang aku serahi tugas, maka ia harus melaksanakannya, baik hasil yang didapatkannya sedikit maupun banyak. Dan apa saja yang diberikan pada dirinya, maka ia boleh mengambilnya dan apa yang dilarang untuk dirinya, maka janganlah ia mengambilnya.” (HR. Muslim)

janji allah terhadap orang zalim

221-وَعَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : لَمَّا كَانَ يَوْمُ خَيْبَر أقْبَلَ نَفَرٌ مِنْ أصْحَابِ النَّبِيّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا : فُلاَنٌ شَهِيدٌ، وفُلانٌ شَهِيدٌ، حَتَّى مَرُّوا عَلَى رَجُلٍ فقَالَوا : فُلاَنٌ شَهِيدٌ. فقَالَ النَّبِيّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((كَلاَّ إنِّي رَأيْتُهُ في النَّارِ في بُرْدَةٍ غَلَّهَا-أوْ عَبَاءَةٍ-)) رَوَاهُ مُسْلِمُ.
220. Dari Umar bin Khattab RA, ia berkata: “ketika perang Khaibar selesai, beberapa sahabat Nabi SAW. pulang, dan mereka menyebut-nyebut bahwa si Fulan mati syahid, sampai akhirnya mereka bertemu dengan seseorang di jalan, mereka mengatakan: “Si Fulan mati syahid.” Kemudian Nabi SAW. bersabda: “Tidak, aku telah melihatnya berada di neraka karena ia menyembunyikan kain mantel (hasil rampasan perang yang belum dibagi).” (HR. Muslim)

222_وَعَنْ أَبِي قَتَادَةَ اْلحَارِثِ بْنِ رِبْعِي رَضِيَ الله عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أنَّهُ قَامَ فِيْهِمْ، فَذَكَرَ لَهُمْ : أنَّ الْجِهَادَ في سَبِيلِ الله، وَالإيمَانَ بالله، أفْضَلُ الأعْمَالِ، فَقَامَ رَجُلٌ فقَالَ : يا رَسُوْل الله أرَأيْتَ إنْ قُتِلْتُ في سَبِيل الله، تُكَفَّرُ عَنيِّ خَطَايَايَ؟ فَقَالَ لَهُ رَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((نَعَمْ إنْ قُتِلْتَ في سَبِيلِ الله وَأنْتَ صَابِرٌ مُحْتَسِبٌ، مُقْبِلٌ غَيْرُ مُدْبِرٍ)) ثُمَّ قَالَ رَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((كَيْفَ قُلْتَ))؟ قَالَ : أرَأيْتَ إنْ قُتِلْتُ في سَبِيلِ الله، أتُكَفَّرُ عَنيِّ خَطَايَايَ؟ فقَالَ رَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((نَعَمْ وَأنْتَ صَابِرٌ مُحْتَسِبٌ، مُقْبِلٌ غَيْرُ مُدْبِرٍ، إلاَّ الدَّيْنَ فإنَّ جِبْريلَ [عليه السلام] قَالَ لِي ذَلِكَ)) رَوَاهُ مُسْلِمُ.
221. Dari Abu Qatadah Al Harits bin Rib’iy RA, dari Rasulullah SAW., waktu itu beliau berdiri di tengah-tengah para sahabat dan mengatakan, bahwa jihad di jalan Allah dan beriman kepada Allah adalah seutama-utamanya amal. Kemudian seseorang berdiri dan bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana kalau aku terbunuh di jalan Allah, apakah dosa-dosaku terampuni?” Rasulullah SAW. menjawab: “Ya, apabila kamu terbunuh di jalan Allah sedangkan kamu tabah, hanya mengharapkan pahala dari Allah, bersemangat dan pantang mundur.” Kemudian Rasulullah SAW. bertanya: “Bagaimana pertanyaanmu tadi?” Ia menjawab: “Bagaimana seandainya aku terbunuh di jalan Allah, apakah dosa-dosa aku terampuni?” Maka Rasulullah SAW. menjelaskan : “Ya Apabila kamu tabah, hanya mengharapkan pahala dari Allah, bersemangat dan pantang mundur, kecuali hutang. Sesungguhnya Jibril mengatakan yang demikian itu padaku.” (HR. Muslim)[2]

hadits tentang orang yang dizalimi

223- وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ، أَنَّ رَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ((أَتَدْرُوْنَ مَنِ المُفْلِسُ؟)) قَالُوا : اَلْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لا دِرْهَمَ لهُ ولا مَتَاع، فقَالَ : ((إنَّ المُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يأْتي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بصلاةٍ وَصيامٍ وَزَكاةٍ، ويأْتي وقَدْ شَتَمَ هَذَا، وقَذَفَ هَذا، وَأكَلَ مالَ هَذا، وسَفَكَ دَمَ هَذا، وَضَرَبَ هَذا، فيُعْطَى هَذا مِنْ حَسَناتِهِ، وهَذَا مِنْ حَسناته، فإنْ فَنِيَتْ حَسناتُه قَبْل أنْ يُقَضَى ما عَليهِ أُخِذَ منْ خَطَاياهُمُ فَطُرِحَتْ عَلَيْه، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ)) رَوَاهُ مُسْلِمُ.
222. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda, “Tahukah kalian orang yang bangkrut?” Para sahabat menjawab: “Orang bangkrut adalah orang yang tidak punya uang dan tidak punya harta benda.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa shalat, puasa dan zakat, tetapi ia suka mencaci maki, menuduh, makan harta orang lain, menumpahkan darah, serta memukul orang lain. Kemudian pahalanya diberikan kepada orang yang dianiayanya. Jika kebaikannya sudah habis sedangkan kesalahan-kesalahannya belum terbayar, maka ia dilemparkan di tengah-tengah orang-orang yang pernah dianiayanya, yang akhirnya ia dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)

224-وَعَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا، أنَّ رَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ((إنَّمَا أَنَا بَشَرٌ، وَإنَّكُمْ تَخْتَصِمُونَ إلَيَّ، وَلَعَلَّ بَعْضَكُمْ أنْ يَكُونَ ألْحَنَ بِحُجّتِهِ مِنْ بَعْضٍ، فأقْضِيَ لَهُ بنَِحْوِ مَا أسْمَعُ، فَمَنْ قَضَيْتُ لَهُ بِحَقِّ أخِيهِ فَإنَّمَا أقطَعُ لَهُ قِطْعَةً مِنَ النَّارِ)). مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
223. Dari Ummu Salamah RA, ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda, “Sesungguhnya aku adalah manusia biasa sedangkan kalian mengadukan persoalan kepadaku. Mungkin salah seorang di antara kalian lebih pandai menjelaskan alasannya dari pada yang lain, kemudian aku putuskan baginya sesuai keterangan yang aku dengar. Maka, siapa saja yang telah aku menangkan perkaranya dengan mengalahkan yang benar, itu berarti sama saja aku memberinya sepotong (bara) api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

225- وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ الله عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((لَنْ يَزَالَ الْمُؤْمِنُ فِي فُسْحَةٍ مِنْ دِينهِ مَالَمْ يُصِبْ دَمًا حَرَامًا)) رَوَاهُ الْبُخَارِي.
224. Dari Ibnu Umar RA, ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda, “Orang mukmin senantiasa berada dalam kelapangan dalam agamanya, selama ia tidak menumpahkan darah yang haram.” (HR. Bukhari)

226- وَعَنْ خَوْلَة بنِْتِ عَامِرَ اْلأَنْصَارِيَّةِ، وَهْيَ امْرَأَةُ حَمْزَةَ رَضِيَ الله عَنْهُمَا قَالَت : سَمِعْتُ رَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : ((إنَّ رِجَالاً يَتَخَوَّضُونَ فِي مَالِ الله بغَيْرِ حَقٍّ، فَلَهُمُ النَّارُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ)) رَوَاهُ الْبُخَارِي.
225. Dari Khaulah binti Tsamir Al Anshariyah, ia adalah istri Hamzah RA, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda, “Sesungguhnya orang yang menyalahgunakan harta Allah (baitul mal), kelak di hari kiamat, mereka akan dimasukkan kedalam neraka.” (HR. Muslim)

[1] Terkenal sebagai bahan untuk bersiwak
[2] Pelajaran yang dapat diambil dari hadis diatas, diantaranya: Perintah yang tegas untuk melunasi hutang, sebagaimana perintah untuk mengembalikan hak-hak sesamanya sebelum seseorang didatangi kematian secara tiba-tiba. Kemuian, keutamaan mereka yang berperang dan berjuang di jalan Allah dan penegasan bahwa ia menghapus seluruh dosa baik yang besar maupun yang kecil, kecuali hutang.