Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

HADITS KEWAJIBAN MEMBERI NAFKAH TERHADAP KELUARGA

HADITS KEWAJIBAN MEMBERI NAFKAH TERHADAP KELUARGA

36- KEWAJIBAN MEMBERI NAFKAH TERHADAP KELUARGA

dalil tentang nafkah untuk keluarga

قاَلَ الله تَعَالَى : ) وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ(2) رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ( ( البقرة : 223)

Allah SWT. berfirman: “Dan menjadi kewajiban bagi ayah untuk memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang baik. (Qs. Al Baqarah (02): 233)

وقاَلَ تَعَالَى : ) لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ(3) فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ الله لاَ يُكَلِّفُ الله ُنَفْسًا إِلاَّ مَا آتَاهَا ( ( الطلاق : 7 )

Allah SWT. berfirman: “Hendaklah orang yang memiliki kemampuan memberi nafkah sesuai dengan kemampuannya. Dan hendaklah orang yang disempitkan rezkinya memberi nafkah sesuai dengan harta (kemampuan) yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada sesorang diluar kemampuannya.” (Qs. Ath Thalaq (65): 7)

وقال تعالى : ) وَمَا أنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ( ( سبأ :39 ).

Allah SWT berfirman: “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya.” (Qs. Saba’ (34): 39)

kewajiban suami mencari nafkah dalam islam dan pahalanya

295- وَعَن أَبِي هُرَيْرَةَ رَ ضِيَ الله عَنْهُ قاَلَ : قاَلَ رَسُوْلُ الله  : (( دِينَارٌ أنْفَقْتَهُ في سَبِيلِ الله(4) , وَدِينارٌ أنْفَقْتَهُ في رَقَبَةٍ(5) , وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِيْنٍ , وَدِينَارٌ أنْفَقْتَهُ عَلَى أهْلِكَ , أعْظَمُهَا أجْرًا الَّذِي أنْفَقْتَهُ عَلَى أهْلِكَ )) رَوَاهُ مُسْلِمُ .

295. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda, “Satu dinar yang kamu nafkahkan di jalan Allah, satu dinar yang kamu keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, satu dinar yang kamu berikan untuk orang miskin, dan satu dinar yang kamu nafkahkan untuk keluargamu. Maka yang paling besar pahalanya adalah yang kamu nafkahkan kepada keluargamu.” (HR. Muslim).

keutamaan mencari nafkah yang halal

296- وَعَنْ أَبِي عَبْد الله وَيُقاَلَ له أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ ثَوبَان بن يُجْدُد(6) , مَوْلَى رَسُوْلُ الله  قاَلَ : قاَلَ رَسُوْلُ الله  : (( أفْضَلُ دِينَارٍيُنْفِقُهُ الرَّجُلُ دِينَارٌ يُنْفِقهُ عَلَى عِيَالِهِ , وَدِينَارٌ يُنْفِقهُ عَلَى دابَّتِهِ في سَبِيلِ اللهِ , وَِدِينَارٌ يُنْفِقهُ عَلَى أَصْحَابِهِ في سَبِيلِ اللهِ )) رَوَاهُ مُسْلِمُ .

296. Dari Abu Abdullah (Abu Abdurrahman) Tsauban bin Bujdud, ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda, “Dinar (Harta benda) yang paling utama adalah dinar yang dinafkahkan seseorang kepada keluarganya, kemudian dinar yang dinafkahkan untuk kendaraannya di jalan Allah, kemudian dinar yang dinafkahkannya untuk membantu saudara-saudaranya yang sedang berjuang di jalan-Nya. (HR. Muslim)

297- وَعَنْ أُمِّ سَلَمَة رَضِيَ الله ُعَنْهَا قاَلَتْ : قُلْتُ يَارَسُوْلَ الله هَلْ لِي في بَنِي أبي سَلَمَة أجْرٌ أنْ أُنْفِقَ عَلَيْهِمْ , وَلَسْتُ بِتَارِكتِهِمْ هكَذَا وَلاَ هكَذَا(1) إِنَّمَا هُمْ بَنِيّ ؟ فقاَلَ : (( نَعَمْ , لَكِ أجْرُ مَا أنْفَقْتِ عَلَيْهِمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

297. Dari Ummu Salamah RA ia berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah SAW. “Apakah saya mendapat pahala, jika saya memberi nafkah kepada anak-anak Abu Salamah? Sungguh saya tidak tega membiarkan mereka mencari makan kesana-kemari. Karena mereka adalah anak-anak saya juga. Beliau menjawab: “Ya, kamu mendapatkan pahala atas apa yang kamu nafkahkahkan kepada mereka.” (HR.Bukhari dan Muslim)

keutamaan mencari nafkah yang halal

298- وَعَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ رَ ضِيَ الله عَنْهُ فِي حَدِيْثِهِ الطَّوِيْلِ الَّذِي قَدَّمْنَاهُ فِي أَوَّلِ الْكِتَابِ فِي باَبِ النِّيَةِ أنَّ رَسُوْلُ الله  قاَلَ لَهُ : (( وَإِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ لِلّهِ , إِلَّا أُجِرْتَ بِهَا مَا تَجَْعَلُ فيِ فِيِّ إمْرَأَةٍ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

298. Dari Sa’ad bin Abi Waqqash RA di dalam uraian hadisnya yang panjang yang kami tulis pada bab niat, ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda kepadanya, “Apa saja yang kamu nafkahkan dengan tujuan mencari keridhaan Allah, niscaya akan diberi pahala oleh Allah SWT. hingga apa saja yang kamu sediakan untuk istrimu juga akan diberi ganjaran oleh Allah” (HR. Bukhari dan Muslim)

memberikan nafkah pada keluarga dengan ikhlas termasuk Sedekah

299- وَعَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ الْبَدْرِي رَ ضِيَ الله عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ  قاَلَ )) :إِذَا أنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى أهْلِهِ نَفَقَةً يَحْتَسِبُهَا(3) , فَهِيَ لَهُ صَدَقَةٌ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

299. Dari Abu Mas’ud Al Badriy RA., dari nabi SAW., beliau bersabda, “Jika seseorang menafkahkan harta untuk keluarganya dengan penuh keikhlasan semata-mata karena Allah, maka hal itu akan dicatat sebagai sedekah baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

ayat dan hadits tentang perintah mencari nafkah

300- وَعَنْ عَبْدِ الله بْنِ عَمْرُو بْنِ الْعَاصِ رَ ضِيَ الله عَنْهُما قاَلَ : قاَلَ رَسُوْلُ الله  : ((كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمَاً أنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوتُ )) حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدُ وَغَيْرُهُ .
ورَوَاهُ مُسْلِمُ فيِ صَحِيْحِهِ بمَِعْنَاهُ قاَلَ : (( كَفَى باِلْمَرْءِ إِثْمَاً أنْ يحْبِسَ عَمَّنْ يَمْلِكُ قُوتَهُ ))

300. Dari Abdullah bin Amr bin Ash RA., ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda, “Cukuplah seseorang itu dianggap berdosa apabila ia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.” (Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan selainnya).
Imam Muslim meriwayatkan hadis serupa di dalam kitab Shahih: “Seseorang dianggap berdosa, apabila ia menahan untuk memberi orang yang harus dihidupinya”.

301/1- وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَ ضِيَ الله عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ  قاَلَ : مَا مِنْ يَومٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُوْلُ أحَدُهُمَا : اللَّهُمَّ أعْطِ مُنْفقًا خَلَفًا , وَيَقُوْلُ الآخَرُ : اللَّهُمَّ أعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

301. Dari Abu Hurairah RA., Nabi SAW, bersabda, “Setiap pagi, ketika semua hamba Allah telah terbangun, ada dua malaikat yang turun ke bumi. Yang satu berdoa: “Ya, Allah berikanlah ganti (harta) kepada hambamu yang menafkahkan hartanya. Dan yang lainnya berdoa: “Ya, Allah berilah kebinasaan atas harta orang yang kikir.” (HR. Bukhari dan Muslim)

pahala memberi nafkah keluarga

301/2- وَعَنهُ عَنِ النَّبِيِّ  قاَلَ : (( الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اْليَدِ السُّفْلَى(4)وَابْدَأ بِمَنْ تَعُولُ. وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ مَا كَانَ عَنْ ظَهْرِ غِنىً وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ الله ُ, وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ الله ُ)) رَوَاهُ الْبُخَارِي .

301. Dari Abu Hurairah RA., Nabi SAW. bersabda, “Tangan yang diatas (yang memberi) lebih mulia dari pada tangan yang di bawah (yang meminta) dan utamakanlah orang yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baik sedekah adalah sedekah adalah sedekah orang-orang yang berada[1]. Siapa saja yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah akan menjaga kehormatannya. Dan siapa saja yang (selalu) merasa cukup, Allah akan mencukupinya. (HR. Bukhari)

[1] Maksudnya, seutamanya sedekah adalah yang dikeluarkan oleh seseorang dari keseluruhan hartanya setelah ia secara pantas menyisakan bagi tanggungan istri dan keluarganya. Karenanya, Rasulullah SAW. bersabda, “dan utamakanlah orang yang menjadi tanggunganmu.”