Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadits Keutamaan Mencintai Saudara Sesama Muslim

Hadits Keutamaan Mencintai Saudara Sesama Muslim
46- KEUTAMAAN UNTUK MENCINTAI SAUDARA SESAMA MUSLIM KARENA ALLAH DAN ANJURAN UNTUK MEMBERITAHUKAN KALAU DIRINYA MENCINTAI SAUDARANYA

قَالَ الله تَعَالَى: )مُحَمَّدٌ رًسُوْل اللهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أشِدَّاءُ عَلَى الكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ( ] الفتح : 29[

Allah swt. Berfirman: “Muhammad itu adalah utusan Allah dan Orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap ornag kafir, tetapi berkasih saying sesama mereka.” (Qs. Al Fath (48): 29)

وقَالَ تعالى:)وَالَّذِينَ تَبَوَّؤُا الدَّارَ وَالإِيمَانَ(3) مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مِنْ هَاجَرَ إِلَيْهِم( ] الحشر : 9[

Allah swt. Berfirman: “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madianh dan telah beriman(Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (muhajirin), mereka mencintai orang orang yang berhijrah kepada mereka.” (Qs. Al Hasyr 59: 9)

380- وَعَن أَنَسٍ رَضِيَ الله عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ  قَالَ: ((ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ اْلإِيْمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللهُ أَحَبَّ إلَيْهِ مِمَّا سَوَاهُمَا، وَ أَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَيُحِبُّهُ إلاَِّللهِ، وَأنْ يَكْرَهَ أنْ يَعُودَ في الكُفْرِ بَعْدَ أنْ أنْقَذَهُ الله مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أنْ يُقْذَفَ في النَّارِ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

380. Dari Anas RA., dari Nabi SAW., beliau bersabda, “Tiga hal, jika seseorang memiliki ketiganya, ia akan dapat merasakan manisnya iman, pertama, mencintai Allah dan Rasul-Nya,lebih dari cintanya kepada yang lain, kedua, Mencintai seseorang hanya karena Allah, ketiga, enggan untuk kembali kepada kekafiran, setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran, sebaimana enggannya dia untuk dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

381- وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ عَنِ النَّبِيّ  قَالَ: سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ في ظِلِّهِ يَوْم لاَ ظِلَّ إلاَّ ظِلُّهُ , إمَامٌ عَادِلٌ , وَشَابٌّ نَشَأَ فَي عِباَدَةِ الله عزَّ وَجَلَّ , وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ بِالْمَسَاجِدِ , وَرَجُلاَنِ تَحَابّاَ فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ, وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأةٌ ذَاتُ حُسْنِ وَجَمَالٍ , فقَالَ: إنِّي أخَافُ الله, وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ, فَأخْفَاهَا حَتَّىلاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ, وَرَجُلٌ ذَكَرَ الله خَالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

381. Dari Abu Hurairah RA., ia berkata: “Nabi SAW. Berabda, “Ada tujuh kelompok yang akan mendapat naungan Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya[1]. yaitu: (1) Pemimpin yang adil, (2) Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah yang Maha Mulia lagi Maha Agung. (3) Seseorang yang hatinya selalu dipertautkan dengan masjid[2], (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, (5) Seorang laki-laki yang diajak untuk berzina oleh seorang perempuan bangsawan lagi cantik, lalu ia berkata: “Sesungguhnya aku takut kepada Allah.” (6) Seseorang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan tangan kanannya. (7) Seseorang yang khusyuk mengingat Allah, lalu bercucuranlah air matanya[3].” (HR. Bukhari dan Muslim)
382- وَعَنْهُ قَالَ : قَالَ رًسُوْلُ الله  : (( إِنَّ الله تَعَالَى يَقُوْلُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ : أَيْنَ الْمُتَحَابُّونَ بِجَلالِي ؟ الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّي يَوْمَ لاَ ظِلَّ إلاَّ ظِلِّى )) رَوَاهُ مُسْلِمُ.

382. Dari Abu Hurairah RA. ia berkata: “Rasulullah SAW. Bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat kelak berfirman: “Dimanakah hamba-hambaku yang saling mencintai karena keagungan-Ku?, Pada hari ini, Aku menaungi mereka di bawah naungan-Ku pada hari tidak ada naungan selain naungan-Ku.” (HR. Muslim)

hadits mencintai saudara

383- وَعَنْهُ قَالَ : قَالَ رًسُوْلُ الله  : ((وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لاَ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا, وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا , أوَلاَ أدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَم بَيْنَكُمْ )) رَوَاهُ مُسْلِمُ .

383. Dari Abu Hurairah RA., ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda, “Demi (Dzat) yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, kalian tidak akan masuk ke dalam surga sampai kalian (betul-betul) beriman. Dan kalian tidak beriman kecuali setelah kalian saling mencintai. Maukah kalian, Aku tunjukkan sesuatu jika kalian mengerjakannya, niscaya akan timbul rasa cinta di antara kalian? Sebarkanlah salam di antara kalian!.” (HR. Muslim)

Hadits tentang mencintai saudara sesama muslim

384- وَعَنْهُ عَنِ النَّبِيّ  : ((إِنَّ رَجُلاَّ زَازَ أَخاً لَهُ فِي قَرْيَةٍ أخْرَى, فَأرْصَدَ اللهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكاً )) وَذَكَرَ الْحَدِيْثَ إِلَى قَوْلِهِ : ((إِنَّ الله قَدْ أحبَّكَ كَمَا أحْبَبْتَهُ فِيهِ)) رَوَاهُ مُسْلِمُ . وَقَدْ سَبَقَ بِالْبَابِ قَبْلَهُ .

384. Dari Abu Hurairah RA., dari Nabi SAW. beliau bersabda, “Ada seseorang yang berkunjung ke tempat saudaranya karena Allah yang berada di desa yang lain. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk mengujinya, namun orang itu tetap pada pendiriannya (hadis ini disingkat). Kemudian malaikat itu berkata: “Sesungguhnya Allah telah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai Saudaramu karena-Nya[4].” (HR. Muslim)

hadits cinta kepada sesama manusia

385- وَعَنِ الْبَرَّاءِ بْنِ عَازِبٍ رَضِيَ الله عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ  أَنَّهُ قَالَ فِي اْلأَنْصَارِ: ((لاَ يُحِبُّهُمْ إلاَّ مُؤْمِنٌ, وَلاَ يُبْغِضُهُمْ إلاَّ مُنَافِقٌ, مَنْ أحَبَّهُمْ أحَبَّهُ الله, وَمَنْ أبْغَضَهُمْ أبْغَضَهُ الله )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

385. Dari Al Barra’ bin Azib RA., dari Nabi SAW. beliau mengungkapkan sesuatu tentang (keutamaan) kaum Anshar: “Tiadalah orang yang mencintai kaum Anshar kecuali orang yang beriman. Tiada pula yang membencinya kecuali (dia itu) orang munafik, Siapa yang mencintai mereka, niscaya Allah akan mencintainya. Dan barangsiapa yang membencinya, niscaya Allah akan membencinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

386- وَعَنْ مُعَاذٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رًسُوْلَ الله  يَقُوْلُ: (( قَالَ الله عزَّوجَلَّ : الْمُتَحَابُّونَ في جَلاَلِي لَهُمْ مَنَابِرُ مِنْ نُورٍ, يَغْبِطُهُمُ النَّبِيّونَ وَالشُّهَدَاءُ )) رَوَاهُ التِّرْمِذِي وقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.

386. Dari Muadz RA., ia berkata: “saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda, “Allah yang Maha Mulia lagi Maha Agung berfirman: “Siapa saja yang saling mencintai karena keagungan-Ku, mereka akan dianugerahi oleh Allah swt. beberapa mimbar[5] yang terbuat dari cahaya. Mimbar inilah yang amat diinginkan oleh para Nabi dan orang-orang yang mati syahid.” (HR. Tirmidzi. Dia berkata: “hadis ini hasan-shahih)

387- وَعَنْ أَبِي إِدْرِيْسَ اَلْخَوْلَانِي رَحِمَهُ الله قَالَ: دَخَلْتُ مَسْجِدَ دِمَشْقَ فَإِذَا فَتَىَّ بَرَّاقَ الثَّنَايَا وَإذَا النَّاسُ مَعَهُ, فَإذَا اخْتَلَفُوا فيِ شَيْءٍ, أسْنَدُوهُ إلَيْهِ, وَصَدَرُوا عَنْ رَأْيِهِ, فَسَأَلْتُ عَنْهُ فَقِيْلَ: هذَا مُعَاذُ بْنُ جَبَل رَضِيَ الله عَنْهُ. فَلَمَّا كَانَ مِنَ الْغَدِ هَجَّرْتُ, فَوَجَدْتُهُ قَدْ سَبَقَنِي بِالتَّهْجِيْرِ, وَوَجَدْتُهُ يُصَلِّي, فَانْتَظَرتُهُ حَتَّى قَضَى صَلاَتَهُ ثُمَّ جِئْتُهُ مِنْ قِبَلِ وَجْهِهِ, فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ، ثُمَّ قُلْتُ: والله إنِّي لأَحِبَّكَ ِلله. فقَالَ: ألله؟ فَقُلْتُ: أللهِ. فقَالَ: آللهِ؟ فَقُلْتُ: اللهِ، فَأَخَذَنِي بِحَبْوَةِ رِدَائِي فَجَبَذَنِي إلَيْهِ فَقَالَ: أَبْشِرْ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رًسُوْل الله r يَقُوْلُ: ((قَالَ الله تَعَالَى: وَجَبَتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابين فِيَّ، وَالْمُتَجَالِسِينَ فِيَّ، وَالْمُتَزَاوِرِينَ فِيَّ، وَالْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ)) حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ رَوَاهُ مَالِكْ فِي الْمُوَطَّأ بِإِسْنَادِهِ الصَحِيْحٌ.

387. Dari Abu Idris Al Khaulaniy, Ia berkata: “Saya masuk mesjid Damaskus. Di dalam mesjid tersebut terdapat seorang pemuda yang giginya mengkilat[6]. Orang-ornag senantiasa mengerumuninya. Apabila mereka berbeda pendapat maka mereka menanyakan kepada pemuda itu dan berpegang pada pendapatnya. Maka saya menanyakan perihal pemuda itu, dan dijawab bahwa pemuda itu adalah Muadz bin Jabal RA. Keesokan harinya, saya sengaja datang ke mesjid pagi-pagi sekali, tetapi pemuda itu lebih duluan tiba dari pada saya, dan setibanya di masjid, saya mendapatinya sedang melakukan shalat. Saya menungguinya hingga selesai, lalu saya mendatanginya dari arah depan. Saya mengucapkan salam dan berkata kepadanya: “Saya mencintaimu karena Allah SWT.” Dia bertanya: “Apakah benar karena Allah?.” Saya menjawab: “Ya karena Allah.” Kemudian dia menarik selendangku untuk mendekatkanku kepadanya dan dia berkata: “Sambutlah berita gembira ini, saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda, “Allah yang Maha pemberi berkah lagi Maha Agung berfirman: “Sesungguhnya cinta saya tercurah kepada orang yang saling mencintai karena mengharapkan ridha-Ku. Mereka yang berteman semata-mata karena-Ku, mereka yang saling menziarahi karena-Ku, dan mereka yang saling membantu karena Aku.” (Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitab Muwaththo dengan sanad yang shahih).

388- وَعَنْ أَبِي كَرِيمَةَ اَلْمِقْدَادِ بْنِ مَعْدِ يْكَرِبَ رَضِيَ الله عَنْهُ عن النَّبِيّ  قَالَ: ((إذَا أحَبَّ الرَّجُلُ أخَاهُ، فَلْيُخْبِرْهُ أنَّهُ يُحِبُّهُ)) رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدُ، والتِّرْمِذِي وقَالَ:حَدِيثْ ٌصَحِيْحٌ.

388. Dari Abu Karimah, Al Miqdad bin Ma’diykariba RA., dari Nabi SAW. beliau bersabda, “Apabila seseorang mencintai saudaranya, hendaklah ia memberitahukan kepada saudaranya itu, bahwa ia mencintainya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi. Tirmidzi berkata: “hadis ini shahih)

hadits mencintai saudara sebagaimana mencintai diri sendiri

389- وَعَنْ مُعَاذٍ رَضِيَ الله عَنْهُ، أَنَّ رًسُوْلَ الله ، أَخَذَ بِيَدِهِ وقَالَ: ((يَامُعَاذُ واللهِ إنِّي لأُحِبُّكَ، ثُمَّ أُوْصِيكَ ياَمُعَاذُ: لاَتَدَعَنَّ في دُبُركُلٌ صَلاَةٍ تَقُولُ: اللَّهُمَّ أعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ)) حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ، رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدُ وَالنَّسَائِي بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ.

389. Dari Muadz RA., ia berkata: “Rasulullah SAW. memegang tangannya seraya bersabda, “Wahai Muadz, Janganlah sekali-kali kamu lupa membaca setiap selesai shalat[7]: “ALLAAHUMMA A’INNII ‘ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WAHUSNI IBAADATIK (Ya allah, berilah saya pertolongan, untuk senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan memperbaiki ibadah tehadap-Mu).” (hadis shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa’i dengan sanad yang shahih)[8]

hadits tentang mencintai seseorang dalam diam

390- وَعَن أَنَسٍ رَضِيَ الله عَنْهُ، أَنَّ رَجُلاً كَانَ عِنْدَ النَّبِيّ ، فَمَرَّ رَجُلٌ بِهِ فقَالَ: يارًسُوْل الله أنِّي لَأُحِبُّ هَذَا. فقَالَ لَهُ النَّبِيّ : ((أأعْلَمْنَهُ)) قَالَ: لَا، قَالَ: ((أعْلِمْهُ)) فَلَحِقَهُ، فقَالَ: إنِّي أُحِبُّكَ فِي الله، فقَالَ: أحَبَّكَ الَّذِي أحْبَبْتَنِي لَهُ، رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدُ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ.
390. Dari Anas RA., ia berkata: “Ada seorang laki-laki duduk di hadapan Rasulullah SAW., tiba-tiba ada seorang laki-laki lewat di hadapan Nabi dan berkata: “Ya, Rasulullah, sesungguhnya saya mencintai orang itu.” Nabi SAW. bertanya: “Apakah kamu sudah memberitahukan kepadanya?.” Dia menjawab: “Belum.” Beliau kemudian bersabda, “Beritahukanlah kepadanya!,” Kemudian dia menemui orang itu dan berkata: “Sesungguhnya saya mencintaimu karena Allah.” Orang itu menjawab: ”Semoga kamu dicintai oleh Dzat yang menjadikanmu mencintaiku karena-Nya.” (HR.Abu Dawud dengan sanad yang shahih)

[1] Yang dimaksud dengan naungan-Nya adalah arys-Nya. Penisbatan arsy ini adalah sebagai tanda kemulian Allah SWT.
[2] Kiasan dari kecintaannya terhadapat masjid dan beribadah di dalamnya. Ketika pemuda itu keluar dari masjid, ia senantisa merindukan untuk kembali datang kepadanya.
[3] Al Qurthubi berkata: “Cucuran air mata yang dikeluarkannya, sesuai dengan kekhusyuan dan takdir Allah dalam membuka tabir-tabir-Nya. Tangisannya, sebagai tanda ketakutannya kepada Allah SWT adalah bukti dari sifat Agung yang dimiliki Allah. Sedangkan tangisannya, sebagai tanda kerinduan kepada Allah Swt, adalah bukti dari sifat ke-Maha Indahan Allah.
[4] Lihat hadis sebelumnya, nomor 365.
[5] Tempat mereka duduk
[6] Sebagai kiasan bahwa pemuda itu, banyak tersenyum.
[7] Maksudnya sholat fardu yang lima.
[8] Lihat “Shahiih Suan Tirmidzi” dengan ringkasan sanad, nomor 1950, dengan lafad: “Jika salah seorang diantara kalian menyukai saudaranya, maka hendaklah ia memberitahukannya.”. Dan disampaikan juga dengan lafad yang lain. Lihat dalam kitab “Ash Shahiihah” nomor 1/703 dan 417 dan dalam kitab “at Tuhfah” hadisnya hasan-shahih-gharib.