Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadits Kasih Sayang, Berlemah Lembut Dan Berbuat Baik

Hadits Kasih Sayang, Berlemah Lembut Dan Berbuat Baik

KASIH SAYANG, BERLEMAH LEMBUT DAN BERBUAT BAIK TERHADAP ANAK YATIM, ANAK PEREMPUAN, ORANG LEMAH DAN MISKIN

قَالَ الله تَعَالَى :{وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ}[الحجر : 88]

Allah SWT berfirman : “Dan merendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.” (Qs. Al Hijr (15): 88)

وقَالَ تَعَالَى :{وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلاَ تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنهُمْ تُرِيْدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا}[الكهف : 28]

Allah SWT berfirman : “Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharapkan keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia.” (Qs. Al Kahfi (18): 28)

keutamaan menyantuni anak yatim

وقَالَ تَعَالَى :{فَأمَّا الْيَتِيمَ فَلاَ تَقْهَرْ وَأمَّا السَّائِلَ فَلاَ تَنْهَرْ}(الضحى : 9-10]

Allah SWT berfirman : “Adapun terhadap anak yatim, maka janagnlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta, maka janganlah kami menghardiknya. (Qs. Adh Dhuhaa (93): 9-10)

وقَالَ تَعَالَى :{أرَأيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ وَلاَ يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ}[الماعون : 1-3].

Allah SWT berfirman: Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” (Qs. Al Maa’uun (107): 1-3)

265-وَعَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : كُنَّا مَعَ النَّبِيّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِتَّةُ نَفَرٍ، فقَالَ الْمُشْرِكُونَ للنَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أطْرُدْ هَؤُلَاءِ لاَ يَجْتَرِئُونَ عَلَيْنَا، وَكُنْتُ أنَا وَابْنِ مَسْعُودٍ وَرَجُلٌ مِنْ هُذَيْلٍ وَبِلاَلٌ وَرَجُلاَنِ لَسْتُ أُسَمِّيهِمَا، فَوَقَعَ فِي نَفْسِ رَسُوْلِ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا شَاءَ اللهُ أنْ يَقَعَ فَحَدَّثَ نَفْسَهُ، فَأنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ :{وَلاَ تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ}[الأنعام : 52]، رَوَاهُ مُسْلِمُ.

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash RA, ia berkata: “Suatu hari, kami berenam -Aku, Ibnu Mas’ud, orang dari suku Hudzail, bilal dan dua orang yang sengaja tidak Aku sebutkan namanya- sedang berada bersama Rasulullah SAW., kemudian berkatalah pemuka-pemuka kaum musyrik: “Usirlah mereka dari sisimu, agar mereka tidak berlaku kurang ajar kepada kami.” Maka tergeraklah dalam hati Rasulullah SAW., apa yang akan terjadi pada dirinya sesuai kehendak Allah (keinginan untuk mengusir mereka). Tiba-tiba Allah SWT menurunkan ayat: “Walaa tathrudil ladzina yad’uuna rabbahum bil ghadaati wal ‘asyiyi yuriiduuna wajhah” (Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang selalu berdoa kepada Tuhannya pada waktu pagi dan petang dengan mengharapkan keridhaan-Nya).” (HR. Muslim)

266-وَعَنْ أَبِي هُبَيْرَة عَائِذِ بْنِ عَمْرُو اَلْمَزْنِي وَهُوَ مِنْ أهْل بَيْعَةِ الرِّضْوَانِ رَضِيَ الله عَنْهُ، أنَّ أَبَا سُفْيَانَ أتَى عَلَى سَلْمَانَ وَصُهَيْبٍ وبلاَلٍ في نَفَرٍ فقَالُوا : ما أخَذَتْ سُيُوفُ اللهِ مِنْ عَدُوِّ الله مَأْخَذَهَا، فقَالَ أبُو بَكْرٍ رَضِيَ الله عَنْهُ : أتَقُولُونَ هَذاَ لِشَيْخِ قُرَيْشٍ وَسَيِّدِهِمْ؟ فَأتَى النَّبِيّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأخْبَرَهُ فقَالَ : ((يَا أبَا بَكْرٍ لَعَلَّكَ أغْضَبْتَهُمْ؟ لَئِنْ كُنْتَ أغْضَبْتَهُمْ لَقَدْ أغْضَبْتَ رَبَّكَ؟)) فَأتَاهُمْ فقَالَ : يَا إخْوَتَاهُ أغْضَبْتُكُمْ؟ قَالُوا :لاَ؛ يَغْفِرُ اللهُ لَكَ يَا أخِي؟ رَوَاهُ مُسْلِمُ.

Dari Abu Hurairah, ‘Aidz bin ‘Amru Al Mazni RA, salah seorang yang ikut dalam Bai’atur Ridwan, ia berkata: “Ketika Abu Sufyan mendatangi Salman, Shuhaib dan Bilal, mereka pun berkata: “Sebenarnya pedang-pedang Allah belum selesai untuk memerangi musuh-musuh Allah.” Maka Abu Bakar berkata: “Mengapa kalian berkata seperti itu, kepada tokoh dan pimpinan bangsa Quraisy?” Kemudian Abu Bakar mendatangi Rasulullah SAW. dan menceritakan peristiwa yang baru saja terjadi, kemudian beliau bersabda: “wahai Abu Bakar, Apakah engkau telah membuat jengkel hati mereka?, Apabila benar engkau telah membuat jengkel mereka, maka sesungguhnya engkau telah menyebabkan Tuhanmu murka kepadamu.” Mendengar demikian, Abu Bakar pun pergi menemui mereka dan bertanya: “Wahai saudara-saudaraku, apakah aku telah membuat jengkel kalian?” Mereka menjawab: “Tidak, semoga Allah mengampunimu wahai saudaraku.” (HR. Muslim)

hadits tentang menyantuni anak yatim

267-وَعَنْ سَهَلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((أنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا)) وَأشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى، وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا. رَوَاهُ الْبُخَارِي

Dari Sahl RA, ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda, “Aku dan orang yang menanggung anak yatim berada di surga seperti begini.” Beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah dan merenggangkan sedikit antara kedua jari tersebut.” (HR. Bukhari)

268-وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((كَافلُ الْيَتِيمِ لَهُ أوْ لِغَيْرِهِ أنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ)) وَأشَارَ الرَّاوِي وَهُوَ مَالِكُ بْنِ أنَس بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى. رَوَاهُ مُسْلِمُ.

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : “Rasulullah SAW. bersabda, “Orang yang menanggung anak yatim, baik yang ada hubungan famili dengannya atau tidak, maka aku dan orang yang menanggungnya itu, kelak di surga, seperti dua jari ini.” Malik bin Anas perawi hadis itu memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah. (HR. Bukhari)

hadits tentang menyantuni anak yatim dan fakir miskin

269- وَعَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((لَيْسَ الْمِسْكِينُ الَّذِي تَرُدُّهُ التَّمْرَةُ وَالتَّمْرَتَانِ، وَلاَ اللَّقْمَةُ وَاللَّقْمَتَانِ إنَّمَا الْمِسْكِينُ الَّذِي يَتَعَفَّفُ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

وَفِي رِوَايَةٍ فِي الصَّحِيْحَيْنِ : ((لَيْسَ الْمِسْكِينُ الَّذِي يَطُوفُ عَلَى النَّاسِ تَرُدُّهُ اللُّقْمَةُ وَاللُّقْمَتَانِ، وَالتَّمْرَةُ وَالتَّمْرَتَانِ، وَلَكِنَّ الْمِسْكِينَ الَّذِي لاَ يَجِدُ غنىً يُغْنِيـْهِ، وَلاَ يُفْطَنُ بِهِ فَيُتَصَدَّقَ عَلَيْهِ، وَلاَ يَقُومُ فَيَسْأَلُ النَّاسَ)).

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Nabi SAW. bersabda, “Bukanlah termasuk orang miskin orang yang tidak makan satu atau dua biji kurma, atau tidak bisa makan satu atau dua suap makanan, tetapi orang miskin yang sebenarnya adalah orang yang segan meminta-minta.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW. bersabda, “Orang miskin itu, bukanlah orang yang berkeliling di antara sesama manusia hingga tidak mendapatkan satu atau dua suap makanan, atau satu atau dua biji kurma, tetapi orang miskin adalah orang yang tidak mendapatkan apa yang dapat mencukupi kebutuhannya dan tidak diingat orang untuk disedekahinya dan juga tidak keluar untuk meminta pada manusia.”

hadits tentang menyantuni anak yatim dan fakir miskin

270- وَعَنْهُ عَنِ النَّبِيّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ((السَّاعِي عَلَى الأرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ، كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللهِ)) وَأحْسَبُهُ قَالَ : ((وَكالْقَائِمِ الَّذِي لاَ يَفْتُرُ وَكَالصَّائِمِ الَّذِي لاَ يُفْطِرُ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW., beliau bersabda, “Orang yang mengurus janda dan orang miskin, bagaikan orang yang berjuang di jalan Allah.” Aku juga menduga beliau bersabda, “Bagaikan orang yang selalu shalat malam tetapi tidak pernah merasa lelah dan bagaikan orang berpuasa yang tidak pernah berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

271- وَعَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ((شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُمْنَعُهَا مَنْ يَأْتِيهَا وَيُدْعَى إلَيْهَا مَنْ يَأْبَاهَا، وَمَنْ لَمْ يُجِبِ الدَّعْوَةَ فَقَدْ عَصَى اللهَ وَرَسُوْلهُ)) رَوَاهُ مُسْلِمُ.

وَفِي رِوَايَةٍ فِي الصَّحِيْحَيْنِ : عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ مِنْ قَوْلِهِ : ((بِـئْسَ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُدْعَى إلَيْهَا الأغْنِيَاءُ وَيُتْرَكُ الْفُقَرَاءُ)).

Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW. beliau bersabda, “Seburuk-buruk makanan adalah makanan walimah; orang yang berkeinginan datang, tidak diundang. Sedangkan orang yang tidak membutuhkan diundang. Siapa saja yang tidak memenuhi undangan walimah maka ia telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain dari Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah RA, ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda, “Seburuk-buruk makanan adalah makanan walimah (pesta), di mana yang diundangnya hanyalah orang-orang kaya. Sedangkan orang-orang fakir dibiarkan (tidak diundang).”

272-وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ الله عَنْهُ، عَن النَّبِيّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ((مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ)) وَضَمَّ أصَابِعَهُ. رَوَاهُ مُسْلِمُ.

Dari Anas RA, dari Nabi SAW. beliau bersabda, “Barang siapa yang mengasuh dua anak perempuannya[1] hingga dewasa, di hari kiamat aku bersama orang itu seperti dua jari ini.” Beliau menempelkan dua jarinya (jari tengah dan telunjuk).” (HR. Muslim)

273-وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا قَالَتْ : دَخَلَتْ عَلَيَّ امْرَأةٌ وَمَعَهَا ابْنِتان لَهَا، تَسْأَلُ فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِي شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ وَاحدَةٍ فَأعْطَيْتُهَا إيَّاهَا فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنِتَيْهَا ولَمْ تَأْكُلُ مِنْهَا ثُمَّ قَامَتْ فَخَرَجَتْ فَدَخَلَ النَّبِيّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا فَأخْبَرْتُهُ فَقَالَ : ((مَنِ ابْتُلِيَ مِنْ هَذِهِ الْبْنِاتِ بِشَيْءٍ، فَأحْسَنَ إلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Aisyah RA, ia berkata: “Ada seorang perempuan yang meminta-minta kepadaku dengan membawa kedua anak perempuannya, ketika itu dirumahku, hanya terdapat satu biji kurma, maka aku pun memberikannya kepadanya. Perempuan itu membagi biji kurma itu kepada dua orang anaknya dan ia sendiri tidak mendapatkan bagian. Kemudian ia pun pergi. Setelah Nabi SAW. datang, maka aku menceritakan kepada beliau tentang peristiwa yang baru saja terjadi. Maka beliau bersabda: “Siapa saja yang diuji dengan anak-anak perempuannya, kemudian ia dapat mengasuhnya dengan baik, maka anak-anak perempuannya akan menjadi tirai yang menghalanginya dari api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

274-وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا قَالَتْ : جَاءَتْنِي مِسْكِينَةٌ تَحْمِلُ ابْنِتَيْنِ لَهَا فَأطْعَمْتُهَا ثَلاَثَ تَمرَات فَأعْطَتْ كُلَّ وَاحِدَة مِنْهُمَا تَمْرَةً وَرَفَعَتْ إلَى فِيها تَمْرَةً لِتَأْكُلَهَا فَاسْتَطعَمَتهَا ابْنِتَاهَا فَشَقَّتِ التَّمْرَةَ الَّتِي كَانَتْ تُرِيدُ أنْ تَأْكُلَهَا بَيْنَهُمَا فَأعْجَبَنِي شَأْنُهَا فَذَكَرْتُ الَّذِي صَنَعَتْ لرَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فقَالَ : ((إنَّ الله قَدْ أوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ أوْ أعْتَقَهَا بِهَا مِنَ النَّارِ)). رَوَاهُ مُسْلِمُ.

Dari Aisyah RA, ia berkata: “Kali tertentu ada perempuan miskin dengan menggendong kedua putrinya mendatangiku, maka aku memberinya tiga butir kurma. Dan ia memberikan kepada masing-masing anaknya sebutir biji kurma dan yang sebutir lagi sudah diangkat ke mulutnya untuk dimakan, tetapi tiba-tiba diminta oleh kedua anaknya, lalu ia membelah kurma itu menjadi dua bagian dan diberikan kepada dua anaknya.
Aku merasa heran melihat perilaku perempuan itu. Setelah Rasulullah SAW. datang, aku ceritakan kepadanya kejadian itu, kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnynya Allah telah menentukan surga baginya atau Dia membebaskannya dari api neraka karena perbuatannya itu.” (HR. Muslim)

cara menyayangi anak yatim

275-وعَن أَبِي شُرَيْجٍ خُوَيْلِدِ بْنِ عَمْرُو الخزاعِيِّ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ النَّبِيّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((اللَّهُمَّ إنِّي أُحَرِّجُ حَقَّ الضَّعِيفَيْنِ الْيَتِيْمِ وَالْمَرْأةِ)) حَدِيْثٌ حَسَنٌ، رَوَاهُ النَّسَائِي بِإِسْنَادٍ جَيِّدٍ.

Dari Abu Syuraih Khuwailid bin ‘Amru Al Khuza’i RA, ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda, “Ya Allah, sesungguhnya aku menganggap berdosa orang yang menyia-nyiakan hak dua orang lemah, yaitu: anak yatim dan perempuan.” (Hadis hasan yang diriwayatkan An Nasa’I dengan sanad yang baik)[2]

276-وَعَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وقَّاص رَضِيَ الله عَنْهُمَا قَالَ : رَأَى سَعْدٌ أنَّ لَهُ فَضْلاً عَلَى مَنْ دُونَهُ فقَالَ النَّبِيّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((هَلْ تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونَ إلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ)) رَوَاهُ الْبُخَارِي هَكَذَا مُرْسَلاً.

Dari Mush’ab bin Sa’ad bin Abi Waqqash RA, ia berkata: “Sa’ad merasa bahwa dirinya memiliki kelebihan dibanding orang-orang di sektiarnya, kemudian Nabi SAW. bersabda, “Bukankah kamu mendapatkan pertolongan dan rezeki disebabkan orang-orang yang lemah di sekitarmu?” (HR. Bukhari secara mursal)

277-وَعَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ عُوَيْمِرَ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : ((ابْغُوْنِي فِي الضُّعَفَاءِ فَإنَّمَا تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونَ بِضُعَفَائِكُمْ)) رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدُ بِإِسْنَادٍ جَيِّدٍ.

Dari Abu Darda’ ‘Uwaimir RA, ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda, “Carilah aku diantara orang-orang yang lemah (fakir miskin), karena sesungguhnya kalian mendapatkan pertolongan dan rezeki berkat orang-orang yang lemah.” (HR. Abu Daud dengan sanad yang baik)

[1] Menanggung biaya hidupnya dan mendidiknya.

[2] Syaikh Nashir tidak berkomentar tentang hadis ini, Dan kami tidak mendapatkannya di dalam kitab Sunnah Shugra. Mungkin saja hadis ini terdapat dalam Sunnah Kubra. Tentang silsilah sanadnya yang baik, maka itu berdasarkan hadis Abu Hurairah yang terdapat dalam kitab Sunan Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Majah. Lihat : Shahih Sunan Ibnu Majah –dengan ringkasan sanad- 2/298 nomor 2967.