Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadits Yakin dan Tawakkal

Hadits Yakin dan Tawakkal

Bab Tentang Yakin dan Tawakkal Dalam Kitab Riadhus Shalihin Imam An-Nawawi dimulai dari firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 22 yaitu:

قَالَ الله تَعَالىَ : {وَلَمَّا رَأَى المُؤْمِنُوْنَ الأَحْزَابَ قَالُوْا : هذَا مَا وَعَدَنَا الله ُوَرَسُوْلُهُ، وَصَدَقَ الله ُورَسُوْلُهُ، وَمَا زَادَهُمْ إِلاَّ إِْيمَانَا وَتَسْلِيْمًا}

“Dan tatkala orang-orang muslim melihat golongan yang bersekutu, mereka berkata, “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita. “Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.” (Qs. Al-Ahzaab(33): 22)

الَّذِيْنَ قَالَ لَهُمْ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعَوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وقَالُوْا : حَسْبُنَا الله وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ، فَانْقَلَبُوْا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللهِ وَفَضْلٍ لمَ يمَْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوْا رِضْوَانَ اللهِ، وَالله ُ ذُو فَضْلٍ عَظِيْم.

”(Yaitu) orang-orang (yang menta’ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,” Maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.” Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mencari keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Qs. Aali Imraan (3): 173-174)

وَتَوَكَّلْ عَلَى الحَيّ الَذِي لاَ يمَوُت

“Dan bertakwalah kepada Alah yang hidup (kekal) yang tidak mati.” (Qs. Al-Furqaan(25) : 58)

وعَلَى اللهِ فَاليَتَوَكَّلِ المُؤْمِنُوْنَ

“Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.” (Qs. Aali Imraan(3): 122)

َفإِذَا عَزَمْتَ فتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ

ِ"Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka tawakkallah kepada Allah.” (Qs. Aali Imraan(3): 159)

َومَنْ يتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُه. أي كافِيهِ.

“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (Qs. Ath-Thalaaq (65): 3)

ِإنَّمَا المُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ إِذَا ذُكِرَ الله ُ وَجِلَتْ قُلُوبهُمْ وإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وعَلَى رَبهِّمْ يتَوَكَّلوُنَ.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah maka bergetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka )karenanya) dan kepada tuhanlah mereka bertawakkal.”(Qs. Al-Anfaal(8): 2)

Berikut hadits-hadits berkenaan dengan tawakkal:

75- فالأَوَّلُُ : عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "عُرِضَتْ عَليَ اْلأُمَمِ، فَرَأَيْتُ النَِّبيَّ وَمَعَهُ الرَّهِيْطُ، وَالنَِبيَّ وَمَعَهُ الرَّجُلُ والرَجُلاَنِ، والنَِبيَّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ إِذَ رُفِعَ لي سَوَادٌ عَظِيْمٌ فَظَنَنْتَ أَنهّمْ أُمَّتيْ فَقِيْلَ ليِ : هَذَا مُوْسَى َوقَوْمُهُ، وَلكِنِ انْظُرْ إِلَى الأُفُقِ، فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيْمٌ، فَقِيْلَ ليِ : اُنْظُرْ إِلَى الأُفُقِ الآخَرِ، فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيْمٌ، فَقِيْلَ لي :هذِهِ أُمَّتُك ومَعَهُمْ سَبْعُوْنَ أَلْفًا يَدْخُلُوْنَ الجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ"، ثُمَّ َنهَضَ فَدَخَلَ مَنْزِلَهُ فَخَاضَ النَّاسُ فيِ أُوْلئِكَ الَّذِيْنَ يَدْخُلُوْنَ اْلجَنَّةَ بِلاَحِسَابٍ وَلاَعَذَابٍ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ : فَلَعَلَّهُمْ الَّذِيْنَ صَحِبُوْا رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وقَالَ بَعْضُِهُمْ : فَلَعَلَّهُمْ الَّذِيْنَ وُلِدُوْا فيِ اْلإِسْلاَمِ فَلَمْ يُشْرِكُوْا بِاللهِ – وَذَكَرُوْا أَشْيَاءَ – فَخَرَجَ عَلَيْهِمْ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ فَقَالَ : "ماَ الَّذِي تَخُوْضُوْنَ فِيْهِ؟" فَأَخْبَرُوْهُ فَقََالَ : "هُمُ الَّذِيْنَ لاَ يَرْقُوْنَ. وَلاَ يَسْتَرْقُوْنَ، وَلاَ يَتَطَيَّرُوْنَ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يتَوَكَّلُوْنَ" فَقَامَ عُكَاشَةُ بْنُ مِحْصَنٍ فَقالَ : اُدْعُ الله َ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ فَقَالَ : "أَنْتَ مِنْهُمْ" ثُمَّ قَامَ رَجُلٌ آخَرُ فَقَالَ : اُدْعُ اللهَ أَنْ يَجْعَلَنيِ مِنْهُمْ فَقَالَ : "سَبَقَكَ بِهَا عُكَاشَةُ". مُتَفَقٌ عَلَيْهِ

رهط، وهم دون عشرة أنفس

75. Dari Abdullah bin Abbas RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Ditampakkan kepadaku umat-umat terdahulu, kulihat ada seorang Nabi yang disertai rombongan kecil, ada pula Nabi yang disertai oleh satu dua orang saja, bahkan ada seorang nabi yang bahkan tanpa pengikut seorangpun. Kemudian tampak satu rombongan besar yang kusangka itu adalah ummatku, akan tetapi dikatakan kepadaku, ‘Ini adalah Musa dan kaumnya tapi lihatlah diufuk sana.’ Kemudian aku melihat ke ufuk itu. Tiba-tiba aku melihat satu rombongan besar, lantas dikatakan kepadaku, ‘lihatlah ke ufuk yang lain.’ Di sana aku melihat rombongan yang lebih besar lagi, kemudian dikatakan kepadaku, ‘itulah ummatmu yang di dalamnya terdapat terdapat tujuh puluh ribu orang yang akan memasuki surga tanpa dihisab dan tanpa disiksa terlebih dahulu.’ Beliau kemudian bangkit dan masuk ke dalam rumah.

Orang-orang ramai membicarakan tentang orang-orang yang akan masuk surga tanpa dihisab dan disiksa. Salah seorang di antara mereka berkata, ‘Mungkin saja mereka adalah sahabat-sahabat Rasulullah SAW.’ Dan adapula yang mengatakan, ‘Mungkin saja mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dalam keadaan Islam dan dia tidak menyekutukan Allah.’ Mereka menafsirkannya bermacam-macam. Kemudian Rasulullah SAW keluar dan bersbda kepada mereka, ‘Apa yang sedang kalian bicarakan ?’ Kemudian mereka menceritakanya kemudian beliau bersabda, ‘Mereka itu adalah-orang-orang yang tidak menjampi, dan mereka tidak pernah minta dijampi, mereka yang tidak meramal dan hanya kepada Tuhan sajalah mereka bertawakkal.’ Kemudian Ukasyah bin Mihshan berkata, ‘Wahai Rasulullah doakanlah saya agar termasuk golongan mereka.’ Beliau menjawab, ‘Engkau termasuk golongan mereka.’ Kemudian berdirilah orang lain sambil berkata, ‘Wahai Rasulullah doakanlah saya agar termasuk golongan mereka.’ Beliau menjawab, ‘Engkau telah didahului oleh Ukasyah. (HR. Bukhari dan Muslim)

76- الثَانِي : عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله ُعَنْهُمَا أَيْضًا أَنَّ رَسُوْلَ الله ِصَلىَّ الله ُعَلَيْهِ وسَلَّمَ كَانَ يَقُوْلُ ((اَللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعلَيْكَ تَوَكَّلتُ، وَإِلَيْكَ أَنَِبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ. اَللَََّهُمَّ أَعُوْذُ بِعِزَّتِكَ، لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَنْ تُضِلَّنيِ، أَنْتَ الْحَيُّ الَّذِي لاَ يَمُوْتُ واَلْجِنَُ وَالإِنْسُ يَمُوْتُوْنَ))". مُتَفَقٌ عَلَيْهِ

76. Dari Abdullah bin Abbas RA, Ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah SAW berdoa, ‘Allaahumma Laka Aslamtu Wa bika Aamantu wa ‘alaika tawakkaltu wailaika Anabtu Wabika Khaashamtu, Allahumma A’uudzu Bi ‘Izzatika Laa ilaaha Illa anta an Tudlillanii, Antal Hayyull ladzii laa Yamuutuun.’ (Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, dan hanya kepadamu saya percaya sepenuh hati, dan hanya kepada Engkaulah aku kembali, dan untuk-Mu-lah saya berjuang. Ya Allah, saya berlindung dengan kemuliaanmu yang tiada Tuhan selain engkau dan aku mohon supaya Engkau tidak menyesatkan diriku. Engkau adalah Zat yang hidup yang tidak akan pernah mati sedangkan jin dan manusia mereka semua akan mati. (HR. Bukhari dan Muslim)

77- الثَّالِثُ : عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله ُعَنْهُمَا أَيْضًا قَالَ : ((حَسْبُنَا الله ُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ، قَالَهَا إِبْرَاهِيْمُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ حِيْنَ أُلْقِيَ فيِ النَّارِ، وقَالَهَا مُحَمَّدٌ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِيْنَ قَالُوْا: إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعَوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيْمَانًا وَقَالُوا : حَسْبُنَا الله وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ)). رَوَاهُ البُخَارِي

77. Dari Abdullah bin Abbas RA, Ia berkata, ‘Hasbunallaahu wa ni’mal Wakiil’, Kalimat ini pernah dibaca oleh Nabi Ibrahim AS ketika beliau dilemparkan ke dalam api, dan juga dibaca oleh Nabi Muhammad SAW ketika orang–orang kafir mengatakan, ‘Sesungguhnya orang-orang Quraisy telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian. Oleh karena itu takutlah kalian kepada mereka.’ Akan tetapi perkataan itu malah menambah keimanan mereka serta mereka mengucapkan ‘Hasbunallaahu Wa ni’mal Wakiil.’ (HR. Bukhari)[2]
78- الرَّابِعُ : عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ، عَنِ النَِّبيِّ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : "يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ أَقْوَامٌ مِثْلَ أَفْئِدَةِ الطَّيْرِ". رَوَاهُ مُسْلِم

78. Dari Abu Hurairah RA, Dari Nabi SAW., Beliau bersabda, “Akan masuk surga orang-orang yang mempunyai hati berpendirian seperti pendirian burung.”[3] (HR. Muslim)

89- الخَامِسُ : عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ الله عَنْهُ أَنَّهُ غَزَا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ قِبَلَ نَجْدٍ، فَلَمَّا قَفَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّم قَفَلَ مَعَهُمْ، فَأَدْرَكَتْهُمُ اْلقَاِئَلةُ فيِ وَادٍ كَثِيْرِ الْعِضَاهِ، فَنَزَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّم وَتَفَرَّقَ النَّاسُ يَسْتَظِلُّوْنَ بِالشَّجَرِ، وَنَزَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ تَحْتَ سَمُرَةٍ فَعَلَّقَ بهَا سَيْفَهُ َونِمْنَا نَوْمَةً، فَإِذَا رَسُوْلُ الله صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَدْعُوْناَ وَإِذَا عِنْدَه أَعْرَابِيٌّ، فَقَالَ : "إِنَّ هذَا اخْتَرَطَ عَليَ سَيْفِي وَأَنَا نَائِمٌ فَاسْتَيْقَظْتُ وَهُوَ فيِ يَدِهِ صَلْتًا، قَالَ : مَنْ يَمْنَعُكَ مِنِّي؟ قُلْتُ : الله ُ– ثَلاثَاً-" وَلَمْ يُعَاقِبْهُ وَجَلَسَ. مُتَفَقٌ عَلَيْهِ

79. Dari Jabir RA, ia berkata, “Saya berperang bersama Nabi SAW menuju ke arah Najd. Tatkala Rasulullah kembali kamipun ikut kembali. Di suatu lembah yang banyak pohon berduri, kami merasa letih dan mengantuk. Rasulullah SAW pun turun dan berpencar untuk berteduh di bawah pohon, kemudian beliau menggantungkan pedangnya, sedangkan kami semua tertidur. Tiba-tiba Rasulullah SAW memanggil kami, sedangkan di dekat beliau ada seorang Badui, kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya orang ini telah menghunus pedangku sewaktu aku tertidur, setelah aku terjaga pedang itu sedang terhunus di tangannya.’ Lalu orang ini berkata, ‘Siapakah yang dapat menolongmu dari seranganku?. Aku menjawab, ”Allah” (tiga kali). Kemudian orang itu tidak dapat melakukan apa-apa langsung terduduk. (HR. Bukhari dan Muslim)

وَفيِ رِوَايَة قَالَ جَابِرٌ : كُنَّا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ بِذَاتِ الرِّقَاعِ، فَإِذَا أَتَيْناَ عَلَى شَجَرَةٍ ظَلِيْلَةٍ تَرَكْنَاهَا لِرَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّم، فَجَاءَ رَجُلٌ مِنَ الْمُشْرِكِْينَ وَسَيْفُ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُعَلَّقٌ باِلشَّجَرَةِ فَاخْتَرْطَهُ فَقَالَ : تَخَافُنِي ؟ قَالَ : "لاَ"، فَقَالَ : فَمَنْ يَمْنَعُكَ مِنيِّ ؟ قَالَ : "الله".

Dalam riwayat lain disebutkan, Jabir berkata, “Kami bersama Rasulullah SAW berperang di suatu tempat bernama ‘Dzaatu ar-Riqaa’. Tatkala kami sampai pada salah satu pohon yang rindang kami meninggalkan Rasululah SAW, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki musyrik sedangkan pedang Rasulullah SAW tergantung di pohon dan laki-laki itu menghunusnya seraya bertanya, ”Apakah kamu takut kepadaku ?” Beliau menjawab, ”Allah.”

وَفيِ رِوَايَةِ أَبيِ بَكْرٍ الإِسْمَاعِيْلِي فيِ صَحِيْحِهِ فَقَالَ : مَنْ يَمْنَعُكَ مِنيِّ؟ قَالَ : "الله". قَالَ : فَسَقَطَ السَّيْفُ مِنْ يَدِهِ، فَأَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ السَّيْفَ فَقَالَ : "مَنْ يَمْنَعُكَ مِنيِّ ؟". فَقَالَ : كُنْ خَيْرَ آخِذٍ. فَقَالَ : "تَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إَلاَّ الله ُ وَأَنيِّ رَسُوْلُ اللهِ ؟" قَالَ : لاَ، وَلَكِنيِّ أُعَاهِدُكَ أَنْ لاَ أُقَاتِلَكَ، وَلاَ أَكُوْنُ مَعَ قَوْمٍ يُقَاتِلُوْنَكَ، فَخَلَّى سَبِيْلَهُ، فَأَتَى أَصْحَابَهُ فَقَالَ : "جِئْتُكُمْ مِنْ عِنْدَ خَيْرِ النَّاسِ".

Dan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar al-Ismailiy dalam Shahihnya dikatakan, ‘Laki-laki itu bertanya, ‘Siapakah yang dapat mencegah kamu dari serangan (pedangku) ini ?.’ Beliau menjawab, “Allah.” Maka jatuhlah pedang itu dari tangannya, Kemudian Rasulullah SAW mengambil pedang itu seraya bertanya, ‘Siapakah yang dapat mencegah kamu dari seranganku ini ?’ Dia menjawab, ‘Jadilah engkau sebaik-baik orang yang sedang memegang pedang.’ Beliau bersabda, ‘Hendaklah kamu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan saya adalah pesuruh Allah. Beliau menjawab, ‘Tidak, tapi saya berjanji tidak akan memerangi kamu dan saya tidak akan bergabung dengan orang-orang yang memerangi kamu.” Kemudian Rasulullah melepaskan orang itu dan mendatangi sahabatnya seraya bersabda, ‘Saya baru saja bertemu dengan sebaik-baik manusia.’”

80- السَّادِسُ : عَنْ عُمَرَ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ يَقُوْلُ : "لَوْ أَنَّكُمْ تتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكَّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُوْ خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا". رَوَاهُ التِرْمِذِي وقَالَ : حَدِيْث حَسَن

80. Dari Umar RA, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Andaikata kalian benar-benar bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan memberi kalian rezki sebagai mana Dia memberi rezki kepada burung yang keluar dengan perut kosong di pagi hari dan kembali dengan perut kenyang di Sore hari. (HR. Tirmidzi)

81- السَابِعُ : عَنْ أَبِي عِمَارَةَ الَبرَّاء بْنُ عَازِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ الله صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ : "يََافُلاَنُ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَقُلْ : ))اللََّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إلَيْكَ، وَوَجَّهْتُ وَجْهِى إلَيْكَ، وَ فَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَ أَلْجَأْتُ ظَهْرِي إلَِيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةَ إِلَيْكَ, لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَذِي أَنْزَلْتَ، وَِبَنِبيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ(( فَإِنَّكَ إِنْ مُتَّ مِنْ لَيْلَتِكَ مُتَّ عَلَى الْفِطْرَةِ، وَإِنَ أَصْبَحَت أَصَبْتَ خَيْرا". مُتَفَقٌ عَلَيْهِ

81. Dari Abu Imarah Al-Barra’ bin ‘Azib RA, ia berkata, “ “Rasulullah SAW bersabda, ‘Hai Fulan !, apabila kau hendak tidur maka bacalah, ‘Allahumma Aslamtu Nafsiy Ilaika Wawajjahtu Wajhiy Ilaika Wa Fawwadhtu Amri Ilaika Wa alja’tu zhahriy ialika raghbatan wa rahbatan ilaika. Laa Maljaa wa laa manjaa minka illaa ilaila. Aamantu bikitaabikalladzii anzalta, Wabinabiyyikalladziy arsalta (Ya Allah, saya menyerahkan diri kepada-Mu saya hadapkan wajahku kehadirat-Mu, saya serahkan segala urusanku kepadamu dan saya menyandarkan punggungku kepada-Mu karena mengharap dan takut kepadamu. Tidak ada tempat kembali dan tidak ada tempat berlindung kecuali hanya kepada-Mu. Saya percaya dengan sepenuh hati terhadap kitab-Mu yang telah engkau turunkan dan terhadap Nabi-Mu yang telah Engkau itu. Dengan membaca do’a ini, apabila kalian mati pada malam itu, maka matinya dalam keadaan bersih dari dosa, dan jika kamu masih hidup sampai pagi harinya maka kamu akan memperoleh kebaikan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

وفي رِوَايَة في الصَحِيْحَيْنِ عَنِ البَرَّاءِ قَالَ : قَالَ ليِ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوْءَكَ لِلصَّلاَةِ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ، وَقُلْ – وَذَكَرَ نَحْوَهُ – ثُمَّ قَالَ : وَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَقُوْلُ"

Dalam riwayat lain yang juga diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Al-Barra’, ia berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda kepadaku, ‘Jika Engkau hendak tidur maka berwudhulah terlebih dahulu sebagaimana kamu wudhu untuk Shalat, kemudian berbaringlah pada pinggangmu yang sebelah kanan lalu bacalah doa seperti tersebut diatas.” Ia meneruskan hadits itu seperti hadits di atas, kemudian beliau bersabda, ‘Dan jadikanlah doa sebagai akhir (penghabisan) dari apa yang kamu ucapkan.”

82- الثَامِنُ : عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ رَضِيَ الله ُ عَنْهُ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُثْمَانَ بْنِْ عَامِرِ بْنِ عُمَرَ بْنِ كَعْبِ بْنِ سَعْدِ بْنِ تَيْمِ بْنِ مُرَّةَ بْنِ كَعْبِ بْنِ لُؤَيِّ بْنِ غَالِبٍ الْقُرَشِي الَّتِيْمِيَُ رَضِيَ الله ُ عَنْهُ – وَهُوَ وَأَبُوْهُ وَأُمُّهُ صَحَابَةٌ – رَضِيَ الله عَنْهُمْ – قَالَ : نَظَرْتُ إِلَى أَقْدَامِ الْمُشْرِكِيْنَ وَنَحْنُ فيِ الْغَارِ وَهُمْ عَلَى رُؤُوْسِنَا فَقُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ نَظَرَ تَحْتَ قَدَمَيْهِ َلأَبْصَرَنَا. فقَالَ: "مَاظَنُّكَ يَا أَبَا بَكْرٍ بِاِثْنَـْينِ الله ُ ثَالِثُهُمَا". مُتَفَقٌ عَلَيْه

82. Dari Abu Bakar As-Shiddiq Abdullah bin Utsman bin Amir bin Umar bin ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib Al-Qurasyiy At-Taimiy RA, -ia ayah dan ibunya termasuk sahabat Nabi- ia berkata, “Tatkala kami berada di gua Tsur, saya melihat laki-laki orang musyrik berada di atas kepala kami, kemudian saya berkata., ‘Wahai Rasulullah, seandainya salah seorang di antara mereka melihat ke bawah telapak kakinya dia pasti akan melihat kita. ‘Beliau menjawab, ‘Wahai Abu Bakar, Janganlah kamu mengira kita cuma berdua, Allah bersama kita ?.” (HR. Bukhari dan Muslim)

83- التَّاسِعُ : عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ سَلَمَةَ وَاسْمُهَا هِنْدٌ بِنْتُ أَبيِ أُمَيَّة َحُذَيْفَةُ اْلمَخْزُوْمِيَّةُ رَضِيَ الله عَنْهَا أَنَّ النَِّبيَّ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّم كَانَ إِذَا خَرَجَ مِنْ بَبْتِهِ، قَالَ (("بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ، أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ، أَوْ أَجْهِلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ". حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ، رَوَاهُ أبو داود، والتِرْمِذِي وغَيرهما بأسانيد صَحِيْحة قَالَ التِرْمِذِي : حَدِيْث حَسَن صَحِيْح وهذا لفظ أبي داود.

83. Dari Ummul Mukminin, Ummu Salamah -Nama sebenarnya adalah “Hindun binti Abu Umayyah Hudzaifah Al-Makhzumiyah RA, Ia berkata, ‘Sesungguhnya Nabi SAW jika keluar dari rumahnya beliau berdoa, ‘Bismillaahi Tawakkaltu ‘Alallaahi, Allaahumma inniy A’udzubika ‘An Adhilla, au Udhalla au Azilla au Uzalla au Azhlima au Uzhlama au Ajhila au Yujhala ‘Alayya.’ (Dengan menyebut nama Allah, saya bertawakal kepada Allah. Ya Allah, sesungguhnya saya berlindung diri kepada-Mu dari sesuatu yang menyesatkan atau disesatkan, dari sesuatu yang menggelincirkan atau digelincirkan, dari sesuatu yang menganiaya atau teraniaya dan dari sesuatu yang membodohkan atau diperbodohkan.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi dan yang lain dengan sanad yang Shahih)

84- العَاشر : عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ الله ُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْل الله صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّم : "مَنْ قَالَ - يَعْني إِذَا خَرَجَِ مِنْ بَيْتِهِ - : بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، يُقَالَُ لَهُ : هُدِيْتَ وَكُفِيْتَ وَوُقِيْتَ، وَتَنَحَّى عَنْهُ الشَّيْطَانُ". رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِرْمِذِيُّ، وَالنَّسَائِيُّ وغَيْرُهُمْ. وقَالَ التِرْمِذِيُّ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ، زَادَ أَبُوْ دَاوُدَ : "فَيَقُوْلُ – َيعْنِي الشَّيْطَانُ – لِشَيْطَانٍ آخَرَ : كَيْفَ لَكَ بِرَجُلِ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ؟".

84. Dari Anas RA, ia berkata, “Rasulullah SAW Bersabda, “Barangsiapa yang keluar dari Rumahnya kemudian membaca, Bismillaahi Tawakkaltu ‘Alallaahi Walaa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billaah’ (Dengan menyebut nama Allah, saya bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” Maka dikatakan kepadanya, ‘Kamu telah mendapat petunjuk, kamu telah dijamin, kamu dipelihara dan dijauhkan dari setan.’” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, Nasa’i dan selainnya)

Abu Daud menambahkan, ‘Maka setan yang satu berkata kepada setan yang lain, ‘Bagaimana kamu dapat menggoda orang itu sedangkan dia telah diberi petunjuk, telah dijamin dan dipelihara oleh Allah.’

85- وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كاَنَ أَخَوَانِ عَلَى عَهْدِ النَِّبيِّ صَلىَّ الله ُ عَلَيْهِ وسَلَّمَ وَكاَنَ أَحَدُهُمَا يَأْتيِ النَِّبيَّ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّم وَالآْخَرُ يَحْتَرِفُ، فَشَكَا اْلمُحْتَرِفُ أَخَاهُ لِلَّنِبِّي صَلىَّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فقَالَ : "لَعَلَّكَ تُرْزَقُ بِهِ". رَوَاهُ التِرْمِذِي بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ عَلَى شَرْطِ مُسْلِم.

85. Dari Anas RA, Ia berkata, “Masa Nabi SAW ada dua orang bersaudara, yang satu suka datang kepada Nabi SAW, dan yang lain giat berusaha. Kemudian orang yang giat berusaha mengadu kepada Rasulullah SAW tentang keadaan saudaranya itu, lantas beliau bersabda, ‘Barangkali kamu mendapat rezki karena saudaramu.’” (HR. At-Tirmidzi)

[1] Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam Sunannya, pada akhir “Kitab Shalat”. Beliau menambahkan bahwa hadis ini adalah Hasan Shahih.

[2] Dalam Riwayat Bukhari juga dari Abdullah bin Abbas RA disebutkan, ‘Bahwa Kalimat terakhir yang diucapkan oleh Ibrahim AS ketika dilemparkan ke dalam api adalah ‘Hasbiyallaahu Wani’mal Wakiil.” (Cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami, Allah adalah sebaik-baik pelindung).”

[3] Maksud hadis ini adalah, ‘Orang-orang yang bertawakkal.”