Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

HADITS BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM BERAMAL

HADITS BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM BERAMAL
BAN BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM BERAMAL dalam kitab Riadhusshalihin karangan Imam An-NAwawi dimulai dengan firman Allah dalam surat Al-Ankabuut(29) ayat 69:

قَالَ الله تَعَالىَ : {وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ ُسُبلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ}

“Dan orang-orang yang berjihad (untuk mencari keridhaan) kami, benar-benar akan Kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang berbuat baik. (Qs. Al-Ankabuut(29): 69)

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِيْنُ

"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang yang diyakini (ajal) (Qs. Al-Hijr(15): 99)

وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيْلاً

“Sebutlah nama Tuhanmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.” (Qs. Al-Muzammil(73): 8)

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَاه

“Siapa saja mengerjakan kebaikan sebesar Dzarrahpun, niscaya ia akan melihat (balasannya) pula.” (Qs. Al-Zalzalah(99): 7)

وَمَا تُقَدِّمُوْا لأَِنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا

Allah Ta’ala berfirman:”Dan kebaikan apa saja yang kamu buat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh balasanya disisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya.” (Qs. Al-Muzammil(73): 20)

وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللهَ بِهِ عَلِيْمٌ

“Maka apa saja yang kamu kerjakan berupa kebaikan, sesungguhnya Allah Maha mengetahui.” (Qs. Al Baqarah(2): 197)

96- فالأَوَّلُُ : عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْل الله صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ : "إِنَّ الله َتَعَالىَ قَالَ : مَنْ عَادَى ليِ وَلِياًّ فَقَدْ آذَنْتُهُ باِلْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أَُحِبَّهُ، فَإِذَا أَْحْبَبْتُهُ كُنْتُ سمَعَهُ الَذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرهُ الَّذِي يَبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنَي أَعْطَيْتُهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنيِ لأُعِيْذَنَّهُ". رَوَاهُ البُخَارِي

96. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya Allah SWT berfirman, ‘Siapa saja yang memusuhi-Ku, maka Aku nyatakan perang kepadanya. Sesuatu yang paling aku sukai yang dikerjakan oleh hambaku untuk mendekatkan diri adalah ia mengerjakan apa yang Aku wajibkan kepadanya, dan tidak henti-hentinya mendekatkan diri dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya maka Aku merupakan pendengaran yang ia gunakan dan penglihatan yang ia gunakanan. Aku adalah bagaikan tangan yang ia gunakan untuk menyerang dan Aku bagaikan kaki yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon kepadaku niscaya Aku akan mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan kepadaku niscaya aku melindunginya.” (HR. Bukhari)

97- الثَانِي : عَنْ أَنَسً رَضِيَ الله عَنْهُ عَنِ النَِبيّ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ قُلْ : "إِذَا تَقَرَّبَ الْعَبْدُ إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِذَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا وإِذَا أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً". رَوَاهُ البُخَارِي

97. Dari Anas RA, dari Nabi SAW, Beliau meriwayatkan firman Allah yang Maha Mulia lagi Maha Agung dalam hadis Qudinya, “Apabila seorang hamba mendekatkan diri kepadaku sejengkal, maka Aku mendekatinya sehasta, apabila ia mendekatkan dirinya kepada-Ku sehasta, maka kau akan mendekat sedepa, dan apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang dengan berlari. (HR. Bukhari)

98- الثَالِثُ : عَنِ اْبنَِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله عَنْهُماَ قَالَ : قَالَ رَسُوْل الله صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ : "نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ : الصِّحَّةُ، وَاْلفَرَاغُ". رَوَاهُ البُخَارِي

98. Dari Abdullah bin Abbas RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Ada dua nikmat di mana manusia banyak tertipu karenanya, yaitu kesehatan dan kesempatan.’” (HR. Bukhari)

99- الرَّابِعُ : عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله ُ عَنْهَا أَنَّ النَِبيَّ صَلىَّ الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْمُ مِنَ الَّلْيلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ فَقُلْتُ لَهُ : لِمَ تَصْنَعُ هذَا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَقَدْ غَفَرَ الله ُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ : "أَفَلاَ أُحِبُّ أَنْ أَكُوْنَ عَبْدًا شَكُوْرًا". مُتَفَقٌ عَلَيْهِ

99. Dari Aisyah RA, ia berkata, “Sesungguhnya Nabi SAW selalu bangun untuk mengerjakan shalat malam sampai kedua kainya bengkak. Aisyah bertanya, ‘Wahai Rasulullah mengapa engkau berbuat demikian?. Bukankah Allah telah mengampuni seluruh dosamu baik yang telah lampau atau yang akan datang? Beliau menjawab, ‘Apakah tidak sepantasnya aku menjadi seorang hamba yang selalu bersyukur.’” (HR. Bukhari dan Muslim)

100- ونحوه في الصَحِيْحين من رِوَايَة المغَيرة ٍََِِِِِِِبن شًٌٍَُِعبة.

Hadis ini diriwayatkan juga dalam Hadis Riwayat Mughirah bin Syu’bah RA

101- الخَامِسُ : عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا أنَّهَا قَالَتْ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّم إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ". مُتَفَقٌ عَلَيْهِ

101. Dari Aisyah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW apabila memasuki sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan beliau senantiasa beribadah pada malam hari dan membangunkan keluarganya dan beliau bersungguh-sungguh dan mengikat erat tali pinggangnya.’” (HR. Bukhari dan Muslim)

102- السَّادِسُ : عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ "المُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأََحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ. اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجَزْ. وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنيِّ فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ : قَدَّرَ الله،ُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ". رَوَاهُ مُسْلِم

102. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada orang mukmin yang lemah. Masing-masing ada kebaikannya. Bersemangatlah untuk mengerjakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirimu, serta mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan lemah! Kalau tertimpa sesuatu, janganlah kamu mengucapkan, ‘Seandainya saya berbuat begini tentu akan terjadi begini dan begitu,” Tetapi katakanlah, ‘Apa yang telah ditentukan Allah dan apa yang telah dikehendaki-Nya pasti akan terjadi.’ Karena kata ‘seandainya’ itu akan memberi jalan pada setan.’” (HR. Muslim)

103- السَّابِعُ : السَّابِعُ : عَنْهُ أًنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : "حُجِبَتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ، وَحُجِبَتِ الجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ". مُتَفَقٌ عَلَيْهِ

103. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, ‘Neraka itu dikelilingi[1] dengan berbagai macam kesenangan dan surga itu tertutup dengan berbagai macam ketidaksenangan.’” (HR. Bukhari dan Muslim)

104- الثَامِنُ : عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ رَضِيَ الله عَنْهُمَا قَالَ : صَلَّيْتُ مَعَ النَِّبيّ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَافْتَتَحَ الْبَقَرَةَ، فَقُلْتُ : يَرْكَعُ عِنْدَ الْمِاَئةِ، ثُمَّ مَضَى. فَقُلْتُ: يُصَليِّ بِهَا فيِ رَكَعَةٍ فَمَضَى، فَقُلْت : يَرْكَعُ بِهَا ثُمَّ افْتَتَحَ النِّسَاءَ فَقَرَأَهَا، ثُمَّ افْتَتَحَ أَلَ عِمْرَانَ فَقَرَأَهَا، يَقْرَأُ مُتَرَسِّلاُ إِذَا مَرَّ بِأَيَةٍ فِيْهَا تَسْبِيْحٌ سَبَّحَ، وَإِذَا مَرَّ بِسُؤَالٍ سَأَلَ، وَإِذَا مَرَّ بِتَعَوُّذٍ تَعَوَّذَ، ثُمَّ رَكَعَ فَجَعَلَ يَقُوْلُ : "سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ" فَكَانَ رُكُوْعُهُ نَحْوًا ِمْن قِيَامِهِ ثُمَّ قَالَ : "سَمِعَ الله ُلمِنَ ْحَمِدَهُ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ" ثُمَّ قَامَ طَوِيْلاً قَرِيْبًا ِممَّا رَكَعَ ثُمَّ سّجَدَ فَقَالَ : "سُبْحاَنَ رَبّيِ َالأعَلَى" فَكَانَ سُجُوْدُهُ قَرِيْبًا ِمْن قِيَامِهِ. رَوَاهُ مُسْلِم

104. Dari Abu Abdullah Hudzaifah bin Yaman al-Anshari RA, -beliau dikenal sebagai tangan kanan Rasulullah SAW- ia berkata, “Suatu malam aku shalat bersama–sama Nabi SAW. Sesudah membaca al-Fatihah beliau membaca al-Baqarah, dalam hati saya berkata, “Mungkin beliau akan ruku’ jika sudah membaca seratus ayat.” Tetapi setelah mendapat seratus ayat beliau tetap membacanya. Dalam hati saya bergumam lagi, mungkin beliau akan membaca surat Al-Baqarah dalam satu raka’at, namun setelah selesai satu surat beliau menyambung bacaannya dengan membaca surat An-Nisaa dan belaiau membacanya sampai selesai. Setelah itu beliau mulai lagi membaca surat Al-Imran sampai selesai. Beliau membacanya dengan tartil. Jika menemukan ayat yang mengandung tasbih maka beliau membaca tasbih. Jika menemukan ayat yang mengandung perintah agar memohon, maka beliau memohon. Dan jika beliau menemukan ayat yang menyeru untuk melindungi diri, maka beliau memohon perlindungan. Sesudah itu beliau rukuk dan membaca, ”Subhaana Rabbiyal ‘Adziem” (Maha suci Tuhanku yang Maha Agung). Lamanya hampir sama dengan berdiri. Kemudian beliau bangkit dan rukuk mengucapkan, Sami’allaahu Liman Hamidah” (Allah mendengar orang yang memuji-Nya. Wahai tuhan kami, hanya bagi-Mu lah segala puji), dan berdiri lama hampir sama lamanya dengan rukuk. Kemudian beliau sujud dan membaca “Subhaana Rabiyal A’laa” (Maha Suci Tuhanku yang Maha Luhur), lamanya hampir sama dengan berdiri.” (HR. Muslim)

105- التَّاسِعُ : عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : صَلَّيْتُ مَعَ النَِبيّ صَلىَّ الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً، فَأَطَالَ الْقِيَامَ حَتَّى هَمَمْتُ بِأَمْرِسُوْءٍ ! قِيْلَ : وَمَا هَمَمْتَ بِهِ ؟ قَالَ : هَمَمْتُ أَنْ أَجْلِسَ وَأَدَعَهُ. مُتَفَقٌ عَلَيْه.

105. Dari Abdullah bin Mas’ud RA, Ia berkata, “Saya Shalat bersama-sama Nabi SAW pada suatu malam. Beliau memperpanjang Shalatnya. Sampai-sampai ada keinginan buruk yang terpetik dalam benakku. Ketika ditanyakan, ‘Apa yang terpetik dalam benakmu?, Abdullah menjawab, ‘Saya ingin sekali duduk (karena keletihan) dan kemudian meninggalkannya.’” (HR. Bukhari dan Muslim)

106- العَاشِرُ : عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ الله ُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : "يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ : أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ : يَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ". مُتَفَقٌ عَلَيْهِ

106. Dari Anas RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda. “Yang mengikuti mayit itu ada tiga, yaitu, ‘Keluarga, harta benda dan amal perbuatannya; Yang dua kembali dan yang satu tetap bersamanya. Keluarga dan harta bendanya kembali sedangkan amal perbuatan tetap bersamanya.’” (HR. Bukhari dan Muslim)

107- الحَادِي عَشَرَ : عَنِ اْبنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ الله ُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ النَِبيّ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ : "الجَنَّةُ أَقْرَبُ إِلَى اَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ، وَالنَّارُ مِثْلَ ذاَلِكَ". رَوَاهُ البُخَارِي

107. Dari Abdullah bin Mas’ud RA, ia berkata, “Bahwa Nabi SAW bersabda, ‘Surga lebih dekat pada salah seorang di antara kalian daripada sandal yang dipakainya, begitu pula neraka.’” (HR. Bukhari)

108- الثَّانِي عَشَرَ : عَنْ أَبِي فِرَاسٍ رَبِيْعَةَ بْنِ كَعْبٍ الأَسْلَمِيِّ خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ، وَمِنْ اَهْلِ الصُّفَّةِ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : كُنْتُ أَبِيْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ الله ُ عَلَيْهِ وسَلَّم فَآتِيْهِ بِوُضُوْئِهِ وَحَاجَتِهِ فَقََالَ : "سَلْنيِ" فَقُلْتُ : أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فيِ الجَنَّةِ. فَقَالَ : "أَوْ غَيرَ ذَلِكَ" ؟ قُلْتُ : هُوَ ذَاكَ قَالَ : "فَأَعْنيِ عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُوْدِ". رَوَاهُ مُسْلِم

108. Dari Abu Firas Rabi’ah bin Ka’ab Al-Aslamiy, ia termasuk pelayan Rasulullah SAW, dan termasuk ahli shuffah, ia berkata, “Saya bermalam bersama Rasulullah SAW, kemudian saya menyediakan air untuk berwudhu dan unyuk kepentingan beliau yang lain, kemudian beliau bersabda, ‘Mintalah satu hal padaku!” Saya berharap agar dapat menemani engkau disurga.” Beliau bertanya, ‘Apakah tidak ada permintaan lain?. Saya menjawab, ‘Hanya itu saja wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda, ‘Bantulah aku untuk mengabulkan permintaanmu itu dengan memperbanyak sujud.’” (HR. Muslim)

109- الثَّالِثُ عَشَرَ : عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ وَيُقَالُ : أَبُوْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ ثَوْبَان مَوْلىَ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ الله ُ عَلَيْهِ وسَلَّمَ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ الله صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ يَقُوْلُ : "عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُوْدِ، فَإِنَّكَ لَنْ تَسْحُدَ ِللهِ سَجَدَةً إَلا َّرَفَعَكَ الله ُِبهَا دَرَجَةً، وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيْئَةً". رَوَاهُ مُسْلِم

109. Dari Abu Abdullah (Abu Abdurrahman Tsauban) budak (sahaya) Rasulullah SAW, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Hendaklah kamu memperbanyak sujud. Sesungguhnya jika kamu sujud satu kali saja karena Allah, maka niscaya Allah akan mengangkatmu satu derajat dan menghapuskan satu kesalahanmu.’”(HR. Muslim)

110- الرَّابِعُ عَشَرَ: عَنْ أَبِي صَفْوَانَ عَبْدِ اللهِ بْنِ بِسْرٍ الأَسْلَمِيّ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْل الله صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ : "خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ". رَوَاهُ التِرْمِذِي وقَالَ : حَدِيْث حَسَن.

110. Dari Abu Shafwan Abdullah bin Busrin Al-Aslamiy RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya, serta baik pula amal perbuatannya.’” (HR. Tirmidzi)

111- الخَامِسُ عَشَرَ : عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ الله ُعَنْهُ قَالَ : غَابَ عَمِّي أَنَسُ بْنُ النَّضْرِ رَضِيَ الله ُ عَنْهُ عَنْ قِتَالِ بَدْرِ فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ غِبْتُ عَنْ أَوَّلِ قِتَالٍ قَاتَلْتَ الْمُشْرِكِيْنَ لَئِنِ الله ُ أَشْهَدَنيِ قِتَالَ الْمُشْرِكِيْنَ لَيرُيَِنَّ الله ُمَا أَصْنَعُ. فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ أُحُدٍ انْكَشَفَ المُسْلِمُوْنَ فَقَالَ : اللَّهُمَّ أَعْتَذِرُ إلَيْكَ ِممَّا صَنَعَ هَؤُلاءَِ – يَعْنيِ أَصْحَاُبهُ – وَأَبْرَأُ إلَيْكَ ِمماَّ صَنَعَ هَؤُلاَءِ – يَعْنيِ المْشُرِكِيْنَ – ثُمَّ تَقَدَّمَ فَاسْتَقْبَلَهَ سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ فَقَالَ : يَاسَعْدَ بْنَ مُعاَذٍ الجَنَّةُ وَرَبِّ اْلكَعْبَةِ أِنيِّ أَجِدُ رِيْحَهَا مِنْ دُوْنِ أُحُدٍ. قَالَ سَعْدُ : فَمَا اسْتَطَعْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا صَنَعَ ! قَالَ أَنَسُ : فَوَجَدْنَا بِهِ بِضْعًا وَثَمَانِيْنَ ضَرْبَةً بِالسَّيْفِ، أَوْ طَعْنَةً بِرُمْحٍ، أَوْ رَمْيَةً بِسَهْمٍ، وَوَجَدْنَاهُ قَدْ قُتِلَ وَمَثَّلَ بِهِ الْمُشْرِكُوْنَ فَمَا عَرَفَهُ أَحَدٌ إِلاَّ أُخْتُهُ بِبًنًانِهِ. قَالَ كنُاَّ نَرَى أَوْ نَظُنُّ أَنَّ هذِهِ الآيَةَ نَزَلَتْ فِيهِ وَفيِ أَشْبَاهِهِ ((مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ رِجَالٌ صَدَقُوْا مَا عَاهَدُوا الله َ عَلَيْهِ )) (الأحزاب : 33) إِلَى آخرهَا، مُتَفَقٌ عَلَيْهِ.

111. Dari Anas RA, ia berkata, “Pamannya Anas bin An-Nadhir RA, tidak ikut dalam perang Badar, ia mengaku, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya tidak bisa ikut pada awal peperangan untuk melawan orang-orang musyrik. Seandainya Allah menakdirkan saya untuk bisa ikut serta berperang melawan orang-orang musyrik maka niscaya Allah akan benar-benar akan melihat apa yang saya perbuat.’ Ketika perang Uhud kaum Muslimin banyak yang melarikan diri, ia berkata, ‘Ya Allah, saya mohon ma’af kepada-Mu dari apa yang dilakuakn oleh kawan-kawanku, di mana mereka banyak yang melarikan diri dan musyrik.’ Kemudian dia maju dan menghampiri Sa’ad bin Mu’adz seraya berkata: ‘Wahai Sa’ad bin Mu’adz, demi Tuhannya Ka’bah, Sesungguhnya saya mencium aroma wangi surga sekitar Uhud.’ Sa’ad berkata, ‘Wahai Rasulullah saya tidak sanggup berbuat seperti apa yang diperbuatnya.’ Anas berkata. ‘Setelah perang Uhud, saya menemukan pada tubuhnya terdapat delapan puluh lebih luka bekas goresan pedang, satu tikaman tombak dan satu tusukan panah. Kami menemukanya sudah terbunuh dan dicincang oleh orang-orang musyrik sehingga tidak ada seorangpun mengenalinya, kecuali saudara perempuannya dengan mengamati jari tangannya. Kemudian Anas berkata lagi, ‘Kami meyakini bahwa ayat yang artinya, “Orang-orang yang menepati terhadap apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, itu diturunkan berhubungan dengan peristiwa orang-orang mukmin seperti Anas bin Nadhir ini.’” (HR. Muslim)

112- السَّادِسُ عَشَرَ : عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ عُقْبَةُ بْنُ عَمْرِو الأنَْصَرِي رَضِيَ الله ُ عَنْهُ قَالَ : لَمَّا نَزَلَتْ آيَةُ الصَّدَقَةِ كُنَّا نُحَامِلُ عَلَى ظُهُوْرِنَا، فَجَاء َرَجُلٌ فتََصَدَّقَ بِشَيْءٍ كَيِثْيٍر فَقَالُوْا : مُرَاءٍ، وَجَاءَ رَجُلٌ آخَرُ فَتَصَدَّقَ بِصَاعٍ فَقَالُوا : إِنَّ الله َ لَغَنِيٌّ عَنْ صَاعِ هَذاَ ! فَنَزَلَتْ : ((الَّذِيْنَ يَلْمِزُوْنَ الْمُطَوِّعِيْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ فيِ الصَّدَقَاتِ وَالَذِيْنَ لاَ يَجِدُوْنَ إِلاَّ جُهْدَهُمْ)). (التوبة : 79) الآية . مُتَفَقٌ عَلَيْهِ.

112. Dari Abu Mas’ud Uqbah bin ‘Amr Al-Anshariy Al-Badriy Ra, ia berkata. “Tatkala ayat tentang tentang sedekah diturunkan, kami membawa (memanggul) sedekah kami. Ada seorang yang datang dengan membawa harta sebanyak-banyaknya untuk disedekahkan, kemudian orang-orang munafik berkata, ‘Allah tidak membutuhkan jika hanya satu gentang.’ Kemudian turunlah ayat ‘Alladziina Yalmizuunal Muthawwi’iina Minal Musyrikiina fish shadaqaati walladziina laa Yajiduuna illa Juhdahum’ (Orang-orang yang munafik ialah orang –orang yang mengejek orang mukmin yang ikhlas dalam bersedekah dan orang-orang yang tidak mampu bersedekah kecuali dengan sekuat tenaganya.)’” (HR. Bukhari dan Muslim)

113- السَّابِعُ عَشَرَ : عَنْ سَعِْيدِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيْزِ عَنْ رَبِيْعَةَ بْنِ يَزِيْدِ عَنْ أَبِي إِدْرِيْسَ الْخَوْلاَنيِ عَنْ أَبِي ذَرٍّ جُنْدُبِ بْنِ جُناَدَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ عَنِ النَِبيِّ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ فِيْماَ يَرْوِي عَنِ اللهِ تبَارَكَ وتَعَالىَ أَنَّهُ قَالَ : "يَاعِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظّلُْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بُيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوْا، يَاعِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ فَاْسَتْهدُوْنيِ أُهْدِكُمْ، يَاعِبَادِي كُلُّكُمْ جَاِئعٌ إِلاَّ مَنِ أَطْعَمْتُه فَاسْتَطْعِمُوْنيِ أُطْعِمُكُمْ، يَاعِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنيِ أَكْسُكُمْ, يَاعِبَادِي إنَّكُمْ ُتخْطِئُوْنَ باِلَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا فَاسْتَغْفِرُوْنيِ أَغْفِرُ لَكُم, َياعِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوْا ضُرِّي فَتَضُرُّوْنيِ، وَلَنْ تَبْلُغُوْا نَفْعِي فَتَنْفَعُوْنيِ. يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَ كُمْ وَإِنْسَكُمْ وَ جِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقىَ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فيِ مُلْكيِ شَيْئًا، يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئاً، يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوْا فِي صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنيِ فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ ِممَّا عِنْدَي إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الِْمخْيَطَُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ، يَاعِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالَُكُمْ أُحْصِيْهَا لَكُم ثُمَّ أُوَفِّيْكُمْ إِيَّاهَا، فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ"

113. Dari Sa’id bin Abdul Aziz, dari Rabi’ah bin Yazid, dari Abu Idris Al-Khaulaniy, dari Abu Dzar Jundub bin Junadah RA, dari Nabi SAW, beliau menceritakan apa yang difirmankan Allah (dalam Hadis qudsinya), “Wahai Hamba-Ku, sesungguhnya aku mengharamkan untuk menzalimi diriku dan Aku juga mengharamkanya kepada kamu semua, maka semua saling menganiaya. Hai hambaku kamu semua dalam kesesatan, kecuali orang yang telah aku beri petunjuk, maka mohonlah petunjuk kepada-Ku maka niscaya Aku akan memberi petunjuk. Wahai hamba-Ku kalian semua lapar kecuali orang yang Aku beri makan, maka mohonlah makanan kepadaku maka niscaya Aku akan memberi makanan untukmu semua. Wahai hambaku, kalian tidak berbusana, kecuali orang yang Aku beri pakaian, maka mohonlah pakaian kepadaku, niscaya Aku akan memberikan pakaian untuk kamu semua. Wahai Hambaku kalian semua selalu berbuat dosa, baik malam atau di siang hari, dan Aku adalah zat yang mengampuni semua dosa, maka mohonlah ampunan kepadaku, niscaya Aku memberi ampunan untukmu. Wahai hamba-Ku kamu semua tidak dapat berbuat sesuatu yang dapat merugikan-Ku dan tidak pula bebuat sesuatu yang menguntungkan Aku. Wahai hamba-Ku, seandainya orang yang pertama dan terakhir di antara kamu, baik manusia atau jin paling bertakwa seperti orang yang paling bertakwa di antara kamu, itu tidak akan menambah kekuasaan-Ku sedikitpun. Wahai hamba-Ku, seandainya orang yang pertama dan terakhir di antara Kamu semua baik manusia atau jin, berhati jahat seperti orang yang paling jahat menurut kamu, hal tersebut tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku sedikitpun juga. Wahai hambaku jika orang yang terdahulu dan terakhir di antara kamu, jin dan manusia, mereka berada di bumi yang satu, kemudian mereka meminta kepadaku maka Aku memenuhi permintaannya, hal yang demikian itu tidak mengurangi sesuatupun yang ada pada-Ku, sebagaimana apabila sebatang jarum dimasukan kedalam laut. Wahai hambaku, sesungguhnya itu semua adalah amal perbuatanmu. Aku mencatat semuanya, kemudian kami membalasnya. Maka siapa saja yang mendapat kebaikan, hendaklah bersyukur kepada Allah, dan siapa saja yang mendapatkan selain daripada itu, maka janganlah ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri.” (HR. Muslim)[2]

[1] Dalam Redaksi Muslim disebutkan ‘Huffat’ (Neraka dikelilingi), sebagai ganti dari ‘Hujibat’ (tertutupi).

[2] Imam Ahmad mengatakan, ‘Hadis ini adalah Hadis yang paling mulia di kalangan ulama dan orang-orang Syam