Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nabi Muhammad Sang Inspirator Dunia

Nabi Muhammad Sang Inspirator Dunia
Rasulullah ia adalah maksum. Allah sendiri yang telah menjadikannya sosok inspirator bagi umatnya sekaligus sosok pengajar bagi kaum Mukminin. 

Berkah beliau menebar kepada para pengikutnya sampai Hari Kiamat. Sebesar apa kadar seorang Muslim mengikuti petunjuk beliau, setinggi itu pula tingkat kedekatannya dengan Allah. 

Siapa pun yang memperoleh pencerahan dalam salah satu bidang agama, adalah berkah dari mengikuti Nabi a. Setiap Muslim yang memperoleh pencerahan dalam salah satu bidang ibadah, ilmu syariat yang bermanfaat, ataupun fadhilah diniah, maka pengilham semua itu adalah Rasulullah yang telah Allah turunkan wahyu kepadanya.

Baca juga:

Dialah pengilham para ulama, para gari, fuqaha, para pemimpin yang adil, mujahidin, para penderma, orang-orang yang shalat, dan orang-orang yang berpuasa. Sebuah kata yang beliau ucapkan kepada salah seorang sahabat akan memotivasi harapan, kesiapan, dan mauhibah atas izin Allah pada dirinya. 

Suatu kejadian yang dialami oleh seorang sahabat bersama Rasulullah kerap mengubah hayatnya hingga ajal menjemput. Hal tersebut karena Rasulullah is adalah sosok pengajar serta sumber kesadaran dan semangat bagi semua. 

Apabila Anda ingin meringkas hayat Abu Bakar ash-Shiddiq dalam kalimat beriltham, berwahyu, dan berpengaruh dari sang pengajar kebaikan, Rasulullah a, maka Anda bisa memilih sabda beliau, " Seandainya aku ingin menjadikan seseorang sebagai kekasih, niscaya aku akan memilih Abu Bakar, " (Muttafaq ' alaih). 

Di sini, tidak ada komentar terhadap sabda Nabi a tersebut. Dialah pengajar dan pemotivasi bagi Abu Bakar ash-Shiddiq dalam beramal saleh serta menyegerakan ketaatan seperti hijrah, jihad, sedekah, shalat, berbakti, silaturahim, dan lain sebagainya. 

Dalam Shahih Muslim Rasulullah bersabda, "Siapa di antara kalian yang berpuasa pada hari ini ?" Abu Bakar berkata, "Aku." Rasulullah bersabda, " Siapa di antara kalian yang mengiring jenazah pada hari ini ? " Abu Bakar berkata, "Aku." Rasulullah a bersabda, "Siapa di antara kalian yang memberi makan orang miskin pada hari ini ? " Abu Bakar berkata, "Aku." Rasulullah bersabda, " Siapa di antara kalian yang menjenguk orang sakit pada hari ini ? " Abu Bakar berkata, "Aku." Rasulullah bersabda, "Tidaklah semua amalan itu terkumpul dalam diri seseorang, melainkan dia akan masuk ke surga."

Abu Bakar ash-Shiddiq masuk ke surga berkat hidayah Rasulullah. Hal tersebut merupakan ilham dan taufik dari Allah. Rasulullah ia menumbuhkan kabar gembira dan harapan kepada Umar bin Khathab, menanamkan keyakinan-atas izin Allah s-dalam hatinya, serta mengarahkannya dengan percikan-percikan bercahaya. Sebagaimana yang tercantum dalam Shahihain bahwa beliau bermimpi meminum susu dan memberikan sisanya kepada Umar bin Khathab. Beliau menafsirkan sisa susu tersebut dengan ilmu.

Rasulullah juga bermimpi melihat orang-orang memakai pakaian, sedangkan Umar menyeret pakaian. Beliau menafsirkan pakaian yang diseret tersebut dengan agama (Muttafaq ' alaih). 

Beliau juga mengucapkan kalimat yang menjadi pelita dalam hidup Umar. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi, bahwa tatkala Umar meminta izin kepada Rasulullah a untuk berangkat umrah, beliau bersabda, "Jangan lupa untuk mendoakan kami, wahai saudaraku. Mendengarnya, Umar pun merasa heran dan kagum. Dia kerap mengulang kalimat tersebut dengan penuh kenikmatan, kecintaan, dan antusiasme. sembari berujar, " Kalimat yang seandainya diganti dengan seisi dunia, maka tidaklah akan membuatku senang. 

Lihatlah impirasi yang telah menjadikan Umar bersikap adil dalam kebenaran, serta kuat dalam membela dan menolong agama. Seandainya Rasulullah tidak mengajarinya -atas izin Allah- niscaya dia akan terlupakan di alam jahiliah dan keberhalaan.

Inilah utsman bin Affan yang mengambil inspirasi benderma. Dia membekali seluruh dans sang inspirator dunia, ke Tabuk. Dia membeli sumur Rumah dan mewakafkannya untuk maslahat umat Mustim. Rasulullah mengucapkan kalimat yang seandainya Anda mengibaratkannya sebagai sebuah mahkota, maka tidaklah ada mahkota yang lebih mulia darinya. Beliau bersabda, " Tidak akan ada bahaya yang apapun bagi Utsman, setelah apa yang dia lakukan hari ini, " sebanyak dua kali. (HR. at-Tirmidzi). 

Pemuliaan apa lagi yang dibutuhkan ? 

Pengenalan apa lagi yang dibutuhkan, setelah penjelasan Nabi yang sangat terang ? 

Apabila Anda membaca riwayat hidup Ali bin Abu Thalib dan ingin memberinya tanda jasa di dadanya, maka tidaklah ada tanda jasa yang lebih indah dari pemberian Nabi a berupa sabdanya, "Seorang laki-laki yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya," (Muttafaq ' alaih). 

Setiap sahabat Nabia atau pengikutnya, baik lelaki maupun perempuan hingga Hari Kiamat akan memperoleh kemuliaan sesuai dengan kadar peneladanannya kepada sosok teladan sejati tersebut. Lihatlah mahkota yang Rasulullah a kenakan kepada Ali bin Abu Thalib sembari bersabda, "Tidakkah engkau senang bila posisimu di sisiku bagaikan posisi Harun di sisi Musa ? " (Muttafaq ' alaih).

Demikianlah motivasi dan inspirasi yang beliau tanamkan dalam diri para pecinta dan pengikutnya. Berkenaan dengan sifat amanah yang dimiliki oleh Abu Ubaidah, Nabi as bersabda, " Setiap umat memiliki orang yang amanah. Sosok amanah yang dimiliki oleh umat ini adalah Abu Ubaidah bin al-Jarrah, " (Muttafaq ' alaih). 

Abu Ubaidah memperoleh sifat tersebut dari pengajaran Nabi Allah meletakkannya dalam hati Abu Ubaidah, sehingga dia pun menjadi contoh teladan dalam hal amanah sepanjang generasi. 

Rasulullah adalah inspirator bagi para ulama umatnya hingga Hari Kiamat, serta teladan bagi mereka sepanjang sejarah. Pemula sekaligus senior mereka lalah Mu'adz bin Jabal yang sosoknya pernah beliau sabdakan, "Orang di kalangan umatku yang paling mengetahui halal dan haram adalah Mu'adz bin Jabal," (Muttafaq 'alaih). 

Dia telah mereguk ilmu dari Nabi a. Beliau membimbingnya dalam memahami nash dan agama. Pada suatu malam, Abdullah bin Abbas-yang bergelar Uskup Umat, Samudra Umat, dan Penjelas al-Qur'an-memperoleh inspirasi dalam bidang tafsir dari Rasulullah Kala itu dia tengah bermalam di rumah beliau. Malam itu adalah malam paling berkah dalam kehidupannya. Saat dia memberikan air wudhu kepada beliau, tiba-tiba beliau berdoa, " Ya Allah, berikanlah pemahaman agama kepadanya. " (Muttafaq ' alaih). 

Abdullah bin Abbas merupakan penafsir al-Qur'an teragung hingga Hari Kiamat. Zaid bin Tsabit memperoleh inspirasi dalam bidang faraidh dari Rasulullah. Beliau pernah bersabda, " Orang di kalangan kalian yang paling mengetahui faraidh adalah Zaid, " (HR. at-Tirmidzi). 

Ilmu mawarits dan pemahaman mendalam tentangnya yang dimiliki oleh Zaid bin Tsabit merupakan tetesan dari samudra keilmuan Nabi. Ubay bin Ka'b memperoleh spesialisasi ilmu qiraat dari Rasulullah. Dalam Shahihain, Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda kepada Ubay, "Sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk membacakan al-Qur'an kepadamu." Ubay bertanya, "Apakah Allah yang menyebut namaku kepadamu ?" Beliau menjawab, "Allah yang menyebut namamu kepadaku. Lantas, Ubay pun menangis." Rasulullah bertanya kepada Ubay untuk meneguhkan spesialisasi dan menancapkan inspirasi dalam dirinya. Dalam Shahih Muslim, beliau bersabda, " Wahai Abu al-Mundzir, tahukan engkau ayat al-Qur'an apa dalam hafalanmu yang paling agung ? " Ubay menjawab, " Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. " Beliau kembali bersabda, " Wahai Abu al-Mundzir, tahukah engkau ayat al-Qur'an apa dalam hafalanmu yang paling agung ? " Ubay menjawab, " Allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyüm. " Beliau bersabda, " Ilmu ini akan membuatmu senang, Abu al-Mundzir. " Ucapan itu bagaikan stempel kenabian yang diletakkan pada dada Ubay, untuk merangsang inspirasi dan perhatian dalam dirinya. 

Rasulullah mengasah minat Khalid bin al-Walida serta menyemangati nya untuk membela agama dan berjiwa pahlawan, Beliau bersabda, " Sebaik baik hamba Allah adalah Khalid bin al-Walid, salah satu pedang Allah, " (HR. at-Tirmidzi). 

Keberanian Khalid serta antusiasmenya dalam membela kebenaran, sejatinya dia peroleh dari sebagian keberanian Rasulullah. Rasulullah menghidupkan dalam diri setiap sahabatnya sesuatu yang bermaslahat baginya, serta sesuai dengan kesiapan dan mauhibah-nya. 

Hassan bin Tsabit seorang penyair besar, pernah mendatangi beliau. Dia memiliki kemampuan dalam merangkat kata-kata dan menciptakan syair. Beliau tiba tiba mendekatkan mimbar kepadanya, sembari bersabda, " Buatlah syair sindiran terhadap mereka. Jibril bersamamu, " (Muttafaq ' alaih). Beliau melanjutkan, " Sesungguhnya Jibril akan senantiasa menolongmu, selama engkau membela Allah dan Rasul-Nya, " (HR. Muslim). 

Hassan pun merasa memperoleh inspirasi dan motivasi dan Rasulullah. Dia pun membela agama Seandainya Anda ingin memilihkan hadiah untuk Hassan bin Tsabit, sang penyair risalah, niscaya Anda tidak akan menemukan hadiah yang lebih berharga dari sabda Nabi, "Buatlah syair sindiran terhadap mereka. Jibril bersamamu," Ucapan itu adalah penghormatan besar sekaligus pemuliaan agung. 

Tsabit bin Qais Syammas al-Anshari, seorang khatib Nabi, memiliki kemampuan dalam berkhutbah dengan baik. Nabi a menyiapkan mimbar untuknya, sembari menyemangatinya untuk mengalahkan lawan dalam berpidato. Sebagaimana tercantum dalam as-Sirah an-Nabawiyyah karya Ibnu Hisyam. 

Abu Musa al-Asy'ari memiliki keistimewaan suara yang indah. Rasulullah menginspirasi dan memotivasinya agar mempertahankan keistimewaan tersebut, serta mengasahnya untuk melantunkan al-Qur'an. Beliau bersabda, "Engkau telah dikarunia suara indah seperti suara keluarga Dawud, " (Muttafaq ' alaih). 

Ucapan tersebut menjadi hadiah terbesar bagi Abu Musa al-Asy'ari. Dia pun konsisten melantunkan al-Qur'an sesuai kaidah dan mengajarkannya sepanjang hayatnya. Bilal bin Rabah memiliki suara yang menyentuh hati ketika adzan. Dia juga cakap dalam bernasyid. Rasulullah lantas membimbingnya untuk menjadi muadzin, serta menyampaikan kabar gembira kepadanya berupa istana di surga. Seandainya Anda ingin memberikan sambutan khusus yang menyenangkan Bilal, niscaya Anda tidak akan menemukan sambutan yang lebih baik dari sabda Rasulullah, " Aku mendengar suara kedua sandalmu di depanku di surga, " (Muttafaq ' alaih). 

Kalimat, senyuman, bisikan, sentuhan, kejadian positif, hadiah, cangan khusus, atau doa dari Rasulullah a cukup bagi seorang sahabat melupakan hayatnya, ingatannya, serta kisah hidupnya. Ma'mar bin Abdullah dikenal dengan kisah besarnya, yakni mencukur rambut Nabia saat berhajt setelah melempar jumrah di Mina (HR. Ahmad). 

Ketika menyebutkan hadits ini, orang-orang pun menyambut dengan baik dan memuliakannya. mintanya untuk mengulang-ulang kisah tersebut, karena lucu dan bagusnya, Selain itu, karena Nabi-lah pelakunya. Abu Dzar berujar, " Tidaklah aku bertemu Nabi a melainkan beliau pasti menjabat tanganku. Suatu hari beliau mengutus seseorang untuk menemuiku, tapi aku sedang tidak di rumah. Saat tiba, aku dikaban tentang kedatangan utusannya. Lantas, aku pun mendatanginya yang sedang berada di atas kasurnya. Beliau lalu memelukku. Pelukan itu terasa lebih nyaman, " (HR. Ahmad).

Bagi Abu Dzar, menempelnya badan Nabi as dengan badannya merupakan kebahagiaan yang besar dan hadiah yang sangat berkesan dari beliau, Mu'adz bin Jabal meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah memegang tangannya, seraya bersabda, " Wahai Mu'adz, demi Allah, aku sungguh mencintaimu. Demi Allah, aku sungguh mencintaimu. " Beliau melanjutkan, " Aku berpesan kepadamu, wahai Mu'adz. Acap kali usai shalat, jangan pernah engkau meninggalkan doa: allahumma a'inni ' ald dzikrika wa syukrika wa husni ibodatik. " (HR. Ahmad dan Abu Dawud). 

Dalam Shahih al-Bukhari, Abdullah bin Umar meriwayatkan, " Rasulullah a pernah memegang bahuku, seraya bersabda, ' Jadilah engkau di dunia bagaikan orang asing atau orang yang hanya melintas. " " Maksud " memegang bahu " di sini tidaklah negatif. Itu merupakan bentuk pemuliaan dan kasih sayang dari Rasulullah a kepada Ibnu Umar Dia pun kerap menceritakan peristiwa itu dengan senang hati, sampai ajal menjemputnya. 

Amr bin Taghlib, seorang sahabat Nabi a, diketahui hanya meriwayatkan satu hadits yang terdapat di Shahih al-Bukhari. Hadits yang menyebutkan bahwa Nabi memberi satu kaum dan tidak memberi kaum lainnya. Kaun yang tidak diberi mempermasalahkan hal itu. Beliau bersabda, "Sesungguhnya aku memberi satu kaum, karena khawatir iman mereka yang lemah dan kecemasan mereka. Aku tidak memberi kaum lainnya, karena Allah telah menjadikan hati mereka baik dan merasa kaya, seperti Amr bin Taghlib."

Rasulullah mengatakan hal itu kepada Amr di hadapan khalayak umum di masjid. Amr pun melupakan dunia dan seisinya, serta orang-orang di sekitarnya. Dia berkomentar, " Aku tidak senang bila ucapan Rasulullah diganti dengan harta semahal apa pun. " Betapa agung ucapan itu ! Kejadian Ru tidak dapat terlupakan oleh Amr sampai ajal menjemputnya. Rasulullah pernah bersabda tentang al-Hasan bin Ali, " Sesungguh nya cucuku ini adalah seorang tuan. Melalui perantaranya, Allah akan mendamaikan dua golongan besar di kalangan umat Muslim, " (HR. al-Bukhari). 

Ucapan ini menjadi pelita bagi al-Hasan sampai dia berhasil merealisasikannya tatkala mencegah pertumpahan darah antara pasukannya dan pasukan Mu'awiyah. Dengan demikian, terlaksanakanlah sabda inspiratif beliau kepada cucunya. Jarir bin Abdullah berkata, " Tidaklah Rasulullah melihatku, melainkan tersenyum di hadapanku, " (Muttafaq ' alaih). 

Betapa senyuman Nabi a sangat berharga bagi Jarir ! Betapa dia sangat bersyukur dan bersuka cita karena menerima senyuman memesona yang merasuk ke lubuk hati paling dalam ! Jarir meriwayatkannya dengan riang gembira, karena Nabi a telah memberikan senyuman khusus kepadanya. Senyuman yang telah menawan jiwanya saat itu juga, bahkan hingga terpatri di dalam hatinya. 

Bagi Rabi'ah bin Ka'b al-Aslami, hadits sekaligus peristiwa yang paling mutia sepanjang hidupnya adalah ketika Rasulullah bersabda kepadanya pada suatu malam, " Apakah engkau memiliki hajat ? " Dia menjawab, " Menemanimu di surga. " Beliau kembali bertanya, " Adakah yang lain ? " Dia menjawab, " Hanya itu. " Beliau berkata, " Bantulah aku dengan c engkau memperbanyak sujud, " (HR. Muslim). 

Ucapan itu merupakan kalimat terindah yang pernah Rabi'ah dengar sepanjang hidupnya. Peristiwa teragung dalam hayatnya. Dia tidak meriwayatkan hadits keseharian lain yang juga pernah dia alami. Dia tenggelam dalam peristiwa penuh berkah itu dengan penuh kebahagiaan. Dalam Sunan at-Tirmidzi, Abdullah bin Busr meriwayatkan tentang seorang tua yang diutus untuk menemui Nabi. Orang tua tersebut berkata, " Sesungguhnya syariat Islam sudah terasa berat bagiku. Beri tahukan kepadaku sesuatu yang dapat kupegang erat. " Beliau bersabda, " Hendaklah sanmu lembab karena berzikir. " Orang tua itu pun mengikuti nasihat inspiratif dari Rasulullah yang menjadi kenangan terindah baginya. Dia justru melupakan pesan-pesan yang dia dengar dari kabilah, keluarga, dan kerabat. Sebab, nasihat Nabi bersumber dari wahyu. Dia mempraktikkan pesan Nabi dan menjadikannya sebagai metode hidup sepanjang sisa umurnya. 

Amr bin al-Ash termasuk sahabat Nabi yang memeluk Islam belakangan. Dia menemui Nabi a. Saat berada di hadapannya, beliau bersabda, " Ulurkan tangan kananmu, untuk membaiatku. " Dia pun mengulurkan tangan kanannya. Lalu menariknya kembali. Beliau berkata, " Ada apa denganmu, wahai Amr ? " Dia menjawab, " Aku ingin mengajukan syarat. Beliau berkata, " Apa syaratmu ? " Dia menjawab, " Aku ingin memperoleh ampunan. " Beliau berkata, " Tidakkah engkau tahu bahwa islam menghapus apa yang telah lalu ? Begitu pula hijrah menghapus apa yong telah lalu, " (HR. Muslim).

Ucapan dan peristiwa itu selalu terngiang dalam memori Amr, bahkan saat sakaratulmaut. Sebab, ia berasal dari Nabi a serta merupakan kabar gembira yang inspiratif dan beliau untuk Amr, pada pertemuan pertama setelah memeluk Islam. Adakah inspirasi dan motivasi yang lebih besar dari itu ?! 

Di antara bentuk kebesaran inspirasi Nabi a adalah para sahabat yang hidup bersamanya mengetahui setiap detail karakteristik dan sifat-sifat hayatnya. Padahal hal tersebut belum tentu mereka ketahui pada diri ayah yang merupakan asal mereka, Ibu yang melahirkan mereka, anak yang mereka didik, an istri yang hidup bersama mereka. 

Bagi mereka, hidup seolah dibatasi untuk mereka dan Nabi saja. Sebab, perhatian setiap individu di antara mereka terhadap kehidupan Nabi seperti shalat, puasa, pakaian, tidur, perkataan, senang, marah, serius, dan candanya merupakan jalan menuju ke Surge Adapun perhatiannya terhadap orang-orang di sekitar mereka-ayah, ou putra, putri, saudara, ataupun istri-merupakan hal yang biasa dialami oleh semua manusia, apa pun agama, bahasa, dan warna kulit mereka. 

Di antara bentuk kekuatan inspirasi Nabi terhadap para sahabatnya adalah mereka mendatangi maut-mendahului beliau-dengan gagah berani dan senang hati. Sebab, beliau telah menanamkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, serta mengharap pahala surga. Bagi mereka, dekat dengan beliau dan mengambil berkah dari perkataan serta atsar " beliau merupakan harapan tinggi dan kebahagiaan terbesar dalam hidup mereka. Mereka memperhatikan setiap kata dan setiap waktu, karena menjadikan Nabi a sebagai imam serta teladan dup mereka. Kemenangan, kesuksesan, dan kebaikan tidaklah terealisasi tanpa mengikuti petunjuk Nabi serta bernaung di bawah cahaya kenabiannya. Apabila kita yang hidup setelah 14 abad saja merasa rindu kepada Nabi dan ingin sekali melihatnya, bertemu dengannya, mendengar sabdanya, menghadiri majelisnya... sehingga tangis pun tak terbendung air mata menjadi saksinya lantas bagaimana dengan orang-orang yang benar benar hidup bersamanya, melihatnya, mencintainya, beriman kepadanya, bahagia bersahabat dengannya, dan senang berkesempatan menemaninya ?! 

Kita memohon kepada Dzat yang telah membahagiakan mereka sebagai sahabat beliau, agar membahagiakan kita juga sebagai sahabat beliau kelak Orang-orang yang mencin tai Nabi ia akan memperoleh ampunan, orang orang yang menolong Nabi akan memperoleh kesyukuran, dan orang-orang yang merindukan Nabi a akan memperoleh pahala. Dengan begitu, jangan heran bila mereka rela memasang badan untuk beliau ketika berhadapan dengan musuh.

Jangan heran bila mereka rela mendahulukan dada mereka di depan dada beliau ketika bertemu dengan lawan. Sepanjang zaman, tidak ada satu kaum pun yang mencintai pimpinan, ketua, serta teladan mereka seperti kecintaan para sahabat Nabi a kepada beliau. Urwan bin Mas'ud ats-Tsaqafi pernah diutus untuk bernegosiasi dan mengajukan damai kepada Nabi pada peristiwa Hudaibiyah. Sekembalinya dari sana, dia berkata kepada kaum Quraisy, " 

Demi Allah, aku telah diutus kepada para raja, kaisar, kisra, dan najasyi. Demi Allah, aku tidak pernah menemukan seorang raja pun yang diagungkan oleh para pengikutnya, seperti pengagungan para pengikut Muhammad terhadap dirinya. 

Demi Allah, tidaklah dia mengeluarkan dahak melainkan akan jatuh ke telapak tangan salah seorang di antara mereka untuk dibasuhkan ke wajah dan kulitnya. Jika dia mengeluarkan perintah kepada mereka, maka mereka akan bergegas melakukannya. Jika dia berwudhu, maka seolah mereka saling berkelahi untuk memperebutkan sisa air wudhunya. Jika mereka berbicara, maka mereka merendahkan suara di hadapannya. Mereka tidak mengangkat pandangan kepadanya, sebagai bentuk pengagungan kepadanya, " (HR. al-Bukhari). 

Selamat untuk para sahabat yang taat. Selamat untuk mereka, karena telah berkesempatan menemani Nabi a. Beliau telah memenuhi diri mereka dengan ilmu, cinta, kabar gembira, kesejukan, keselamatan, keyakinan, keikhlasan, dan taubat. Sebagian besar sahabat mengekspresikan kenangan-kenangan tersebut dengan air mata, terkadang dengan hembusan napas, terkadang dengan tangisan hingga tersedu-sedu, seperti dialami mayoritas mereka. Mereka sangat mencintai Nabi. Cinta yang telah menawan hati, sehingga rela mengutamakannya daripada diri mereka, ayah mereka, ibu mereka, anak mereka, dan istri mereka sendiri. Inilah kewajiban setiap Muslim. Keberkahan dan inspirasi dari Nabi bagi para pengikutnya akan tetap bertaku sampal Hari Kiamat. Sebesar apa kadar mereka mengikuti beliau, maka sebesar itu pula hidayah, keistiqamahan, dan inspirasi yang mereka peroleh. 

Sejatinya, para ulama besar sepanjang sejarah memperoleh petunjuk, pemahaman, dan kedudukan, karena berkah dari mengikuti Nabi a. Sa'id bin al-Musayyib, al-Hasan al-Bashri, az-Zuhri, Umar bin Abdul Aziz, dan lainnya dari kalangan tabi'in sejatinya menjadi bintang dan tokoh besar, karena mereka telah mencari petunjuk Nabi serta mengamalkannya. Imam Abu Hanifah memperoleh kedudukan di mata umat dan pemahaman yang detail, karena telah memperoleh bagian dari warisan Nabi tersebut. 

Imam Malik menjadi bintang di kalangan utama dan imam di Madinah, karena telah menerima bagian dari peninggalan Nabi a serta berteduh di bawah petunjuknya. 

Imam asy-Syafi'i menjadi tokoh yang memiliki pemahaman baik dan istimbat kuat, karena berkah dari menaiki bahtera Nabi. 

Imam Ahmad bin Hanbal menjadi rujukan bagi ulama hadits, karena konsisten dalam mengikuti sunnah-sunnah Nabi. 

Demikian pula halnya dengan para ulama lainnya, para imam, kaum saleh, kaum abid, para majahid, para penderma, kaum mukhlis dan yang lainnya... sampai Hari Kiamat. 

Para inspirator dunia-selain Nabi a-dari kalangan pemimpin, sendekiawan, penakluk, pembaru, penemu, pencipta, penjelajah, dan lainnya memiliki inspirasi tertentu dalam bidang tertentu. Inspirasi yang sifatnya terbatas, sementara, dan duniawi. 

Adapun inspirasi Nabi adalah dan Allah yang mencakup segala lini kehidupan dan segala lingkup keduniaan, Inspirasi yang sesuai dengan semua manusia, apa pun spesialisasi mereka, mauhibah mereka, dan aktivitas mereka. Hal itu sesuai dengan " Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam, " (QS. al-Anbiya ' [ 21 ]: 107). 

Setiap inspirator dunia memiliki plus dan minus. Ada sisi yang layak Anda terima dan ada sist yang layak Anda tolak. Keberhasilannya tidak lepas dari kegagalan, keunikannya tidak lepas dari komentar, dan keistimewaannya tidak lepas dari kekurangan. Sebagai pengecualian adalah Nabi yang serba sempurna, serba suci, dan serba baik. Sebab, beliau adalah maksum yang senantiasa dijaga oleh Tuhannya. 

Saya sangat heran saat melihat seorang Muslim yang sibuk mencari tahu tentang sejumlah tokoh tertentu, detail-detail negeri, kabilah, catatan perjalanan, dan hal-hal lainnya, tetapi dia tidak tahu cara mengerjakan shalat sunnah dengan benar. Demikian juga saat saya melihat seorang Muslim yang sangat menyukai syair dan sejarah, mendalami setiap unsurnya, bahkan hingga ke bagian terkecilnya.

Dia rela menghabiskan usianya untuk meneliti peninggalan manusia tersebut, tetapi tidak tahu tentang zikir dan doa dalam ibadah, cara wudhu Nabi, atau cara menunaikan haji. Tidak pula cara tidur, berpakaian, dan makan beliau. Perlu diketahui, bahwa spesialisasi yang bersifat duniawi tersebut hanya sementara dan terbatas. Ribuan orang telah menulisnya. 

Setiap umat pun-baik Mukmin maupun kafir-menulis peristiwa serupa. Berbeda halnya ketika Anda mempelajari sejarah hidup Nabia yang diutus oleh Allah. Dialah sosok yang menjadi perantara kebahagiaan dan keselamatan Anda, setelah taufik dari Allah. Dialah pemimpin yang mengarahkan Anda menuju ke surga. Dengan mengikutinya, niscaya Anda akan terhindar dan azab neraka. 

Namun anehnya, Anda justu menunda-nunda kewajiban tersebut, meninggalkan teladan utama dengan alasan yang lemah seperti spesialisasi dan mauhibah. Ini merupakan hal yang aneh sekaligus mengherankan. Saya tidak bermaksud melarang siapa pun yang ingin mengambil spesialisasi dalam bidang kehidupan tertentu, yang berkaitan dengan dunia dan peradaban. 

Hal itu merupakan sunnatullah yang berlaku di bumi bagi makhluk-Nya. Akan tetapi, larut dalam hal tersebut dapat menutup mata dari warisan Nabi, cahayanya, berkah hidayahnya, mengikuti petunjuknya, dan mengetahui kewajiban dalam agama-selama 24 jam adalah kondisi yang sangat mengkhawatirkan. 

Saya (Aid Al-Qarni) telah membaca karya Ibnu Ishaq, Ibnu Hisyam, Ibnu Katsir, Ibnu al Qayyim, adz-Dzahabi, dan lainnya. Sebelum itu, saya juga telah membaca kitab-kitab hadits yang bertema shahih, musnad, dan mu'jam. 

Hasilnya, saya dapat menyimpulkan bahwa setiap kesuksesan dalam kategori agama atau mu syariat yang saya capal ataupun Muslim lain adalah karena berkah dari mengikuti Nabi a. Sebesar apa kadar Anda mengikuti Nabi dan beriman kepadanya, maka sebesar itu pula inspirasi yang Anda peroleh dari Allah-melalui perantara beliau. Sebesar itu pula hidayah dan berkah yang Anda peroleh. Selain inspirasi yang saya baca setiap hari itu, saya juga setiap saat menemukan ilmu baru dan pemahaman lain tentang sejarah hidup Nabi a. Saat menulis buku ini, umur saya 60 tahun. 

Sejak dini, saya telah menuliskan nama Nabia di hati saya, serta melafalkan sabda-sabdanya dengan than saya. Seiring bergulirnya hari, saya pun kian menemukan harta karun yang sangat berharga, yang belum saya temukan sebelumnya. Saya menanyakan rasa itu kepada para ulama. Ternyata mereka merasakan hal yang sama. Salah seorang di antara mereka berujar kepada saya, " Seandainya umur Anda telah mencapai 90 tahun, niscaya Anda akan tetap menemukan ilmu dan pemahaman baru tentang Nabi, yang belum pernah Anda temukan sebelumnya. " Bahkan dapat saya katakan, "

Seandainya saya dan Anda berumur seperti Nabi Nuh, yakni 1000 tahun, dan sepanjang hidup terus mengulangi hadits-hadits Nabi, mempelajari sunnah-sunnahnya, dan membaca sejarah hidupnya, niscaya kita akan tetap menemukan pemahaman baru yang berkah, ilmu baru yang bermanfaat, warisan baru yang agung, dan peninggatan baru yang memukau. Semua itu belum pernah kita temukan 

Bagaimana bisa kita melupakan sang inspirator agung itu, padahal beliau bersama kita ? 

Bagaimana bisa beliau menghilang, padahal ada di hadapan kita ?

Bagaimana bisa kita kehilangan beliau, padahal ada dalam shalat kita ? 

Beliau bersabda, " Shalatlah seperti kalian melihatku shafat. " (HR. al-Bukhari). 

Bagitu pula saat kita berhaji, seolah beliau membimbing jemaah di manasik dan masyair, sembari bersabda, " Hendaklah kalian menuju ke manasik kalian, " (HR. Muslim). 

Ketika kita menjalani hidup, beraktivitas, berdagang. ataupun bercocok tanam, seolah beliau menginspirasi dan menyemangati kita melalui sabdanya yang penuh berkah, " Siapa yang menolak sunnahku, berarti bukan bagian dari golonganku, " (Muttafaq ' alaih).

Bagaimana bisa sang inspirator tercinta itu menghilang dari jiwa kita, padahal saat berwudhu kita mengingatnya dan mengikuti petunjuknya ? Saat bersiwak, beliau ada bersama kita berupa haditsnya. Saat mendekati makanan, kita mengingat sunnahnya dalam makan dan minum. Saat hendak tidur, beliau ada ada bersama kita berupa pengajaran dan doanya. 

Rasulullah adalah sosok pertama di dunia yang mampu membaca karakteristik orang yang menemuinya untuk meminta nasihat. Atas pertolongan dan ilham dari Allah, beliau pun dapat mengetahui mauhibah orang tersebut, berikut apa yang maslahat baginya. Tatkala seseorang memohon agar dipertemankan dengan Nabi di surga, beliau pun bersabda, " Bantulah aku dengan cara engkau memperbanyak sujud, " (HR. Muslim). 

Dalam Sabda Rasul yang lain, " Hendaklah lisanmu lembab karena berzikir, " (HR. at-Tirmidzi). 

Beliau bersabda kepada seorang lainnya, " Jangan marah, " sebanyak tiga kali, (HR. al-Bukhari). 

Beliau bersabda kepada seorang lainnya, " Hendaklah engkau berpuasa. Sesungguhnya tidak ada yang sepertinya, " (HR. an-Nasa'i). 

Beliau bersabda kepada seorang lainnya, " Hendaklah engkau menjaga ini, " sembari menunjuk lidahnya, (HR, at-Tirmidzi), 

Beliau bersabda kepada seorang lainnya, " Katakanlah: Allahummahdini wa sadchidni, " (HR. Muslim). 

Beliau bersabda kepada seorang lainnya. " Katakanlah, " Allahumma alhimni rusydi wa a'idni min syarri nafsi, " (HR. at-Tirmidzi). 

Beliau bersabda kepada seorang lainnya, " Acap kali usai sholat, katokanlah, " Allahumma a'inni ' ala dzikrika wa syukrika wa husni " ibodotik, " (HR. Abu Dawud). 

Beliau bersabda kepada seorang lainnya, " Mohonlah ampunan dan kesehatan kepada Allah, " (HR. Ahmad). Dan lain sebagainya. 

Rasulullah memberikan kepada setiap orang yang meminta sesuatu ng sesuai dengan maslahatnya, sebagaimana seorang dokter memberikan hat kepada pasien yang sesuai dengan kondisinya. Akan tetapi, obat dari beliau lebih berharga dan lebih bernilai, karena berasal dari Allah. Anda dapat menggunakannya untuk menyembuhkan setiap penyakit. 

Obat itu dapat menghantarkan Anda pada kondisi rileks yang abadi, kehidupan yang kekal, ta surga Firdaus yang tertinggi. Anda tidak akan pernah bahagia dengan inspirasi ini sebelum meyakini kejujuran dan kenabian Rasulullah. Membenarkan perkataannya, mengikuti sunnahnya melaksanakan perintahnya, dan menjadikannya sebagai rujukan setiap urusan kecil ataupun besar. Memposisikannya sebagai teladan datam ibadah, makan, minum, berjalan, berbicara, dan semua hal lain yang dilakukan. 

Sebab, Allah telah mengutusnya sebagai penunjuk hidayah, imam kebenaran, dan pemimpin surga. Apa pun profesi, spesialisasi dan apa pun mauhibah Anda, sesungguhnya dalam sejarah hidup Nabi a terdapat inspirasi bagi Anda. Jika Anda seorang pemimpin, direktur, pangeran, atau menteri, niscaya dalam sejarah hidup Nabi a Anda akan menemukan inspirasi memimpin, mengarahkan, dan memperbaiki permasalahan. 

Jika Anda seorang ilmuan, faqih, hakim, mufti, khatib, atau penceramah, niscaya dalam sejarah hidup Nabi Anda akan menemukan inspirasi yang sesuai dengan status Anda. Di hadapan Anda terdapat sumber mata air yang jernih dan segar. Allah berfirman, " Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. " (QS. Shad [ 38 ]: 42). 

Jika Anda sedang beribadah, shalat, puasa, berzikir, tilawah, atau bersedekah, niscaya Anda akan menemukan inspirasi dari warisan Nabi: ucapan, khutbah, kisah, nasihat, atau pesan. 

Namun, yang paling utama ialah Kitabullah, al-Qur'an. Jika Anda seorang suami, ayah, sahabat, saudara, atau teman, niscaya dari warisan Nabi Anda akan menemukan apa yang Anda butuhkan untuk maslahat hidup dan aktivitas Anda.

Referensi: Buku Muhammad Sang Inspirator Dunia Karangan Dr. Aidh Al-Qarni