Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pentingnya Berakhlak Baik

Berakhlak yang Baik
Berakhlak yang Baik Banyak di antara laki-laki yang selalu menjaga untuk dapat mengerjakan shalat lima waktu pada waktunya dan menunaikan rukun rukun Islam yang lain, namun demikian dia telah gagal dalam membangun hubungan dengan orang lain dan malah mendapatkan kebencian dari mereka. 

Baca Juga:

Apa rahasia di balik itu ? Tidak ada rahasia di balik semuanya, karena shalat, puasa, zakat, atau haji, dan seterusnya merupakan ibadah yang bermanfaat bagi pelakunya dan bukan sebagai sarana bermu'amalat dengan sesama manusia. 

Namun demikian, semua ibadah tersebut bisa bermanfaat baginya dalam bermu'amalat apabila dijadikan pendorong untuk selalu menghiasi dirinya dengan sifat-sifat mulia. Sifat-sifat itulah yang nantinya akan menjadi sarana untuk bermu'amalat dengan orang lain dengan sukses. 

Salah satu sifat terpenting adalah akhlak dan budi pekerti yang baik Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah bersabda, " Jika ada seorang laki-laki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang melamar kepada kalian, maka nikahkanlah dia. " 

Mengapa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menyandingkan akhlak dengan agama ? Sebab, akhlaklah yang merupakan sarana bermu'amalat antara suami istri. Banyak pasangan suami istri yang taat beragamna, akan tetapi akhlak salah satu atau keduanya buruk, sehingga mereka pun sulit meraih kehidupan suami istri yang bahagia. Kenapa ? Karena salah satu pihak berinteraksi dengan pasangannya dengan akhlaknya yang tercela, bukan dengan agamanya, dan akhirnya hal tersebut mengakibatkan kegagalan dalam kehiduan rumah tangganya. 

Akhlak yang baiklah yang merupakan sarana utama untuk memperoleh kesuksesan dalam bermu'amalat dengan orang lain. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri telah bersabda,

  وخالق الناس بخلق حسن. 

"Dan pergaulilah umat manusia dengan akhlak yang baik."

Melalui hadits di atas, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam telah berwasiat untuk mejadikan akhlak yang baik sebagai sarana untuk bermu'amalat dengan orang lain, jika menginginkan kesuksesan dalam berinteraksi dengan mereka dan mendapatkan cinta dan mereka. 

Dalam hadits lain, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah memberitahukan bahwa orang yang berakhlak baik, dia adalah hamba yang paling dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala. Beliau bersabda, " Hamba Allah yang paling dicintai Allah adalah yang paling baik akhlaknya di antara mereka. " Nabi Muhammad sendiri tidak menjadi manusia yang paling baik di antara yang lain kecuali karena akhlaknya. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman mengenai beliau, " Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Apa yang dimaksud dengan akhlak yang baik itu ? Ada yang berkata, si fulan berakhlak baik dan memiliki rupa yang menawan. Artinya, baik secara lahir maupun batin. Kata al-khalqu berarti rupa dalam pengertian lahiriah. Sedangkan al-khuluq berarti rupa dalam pengertian batin. Masing-masing memiliki bentuk dan gambaran sendiri sendiri, baik buruk maupun baik. 

Al-khuluq adalah ungkapan tentang " kondisi yang ada dalam jiwa, darinya bersumber dan muncul segala macam perbuatan secara mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran dan perenungan. Jika ' kondisi ' itu mengalirkan perbuatan perbuatan yang baik lagi terpuji baik dari sudut pandang akal maupun syariat, maka hal itu disebut sebagai akhlak yang baik. Sebaliknya, jika mengalirkan perbuatan-perbuatan buruk, maka kondisi tersebut disebut sebagai akhlak yang buruk. 

Seorang laki-laki tidak bisa disebut berakhlak baik sehingga akhlak tersebut benar-benar tertanam di dalam dirinya secara mendalam, yang darinya muncul perbuatan-perbuatan baik dengan mudah tanpa harus dipikirkan terlebih dahulu. Berbeda dengan penampilan lahiriah yang tidak mungkin dirubah, maka akhlak ini bisa diubah. Dan, untuk maksud itu, agama diturunkan, dakwah kepada akhlak yang mulia dan amar makruf nahi mungkar diserukan, di samping anjuran untuk berwasiat, memberi nasehat dan bimbingan. 

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah bersabda, " Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. " Dalam Al-Qur'an, Allah Ta'ala berfirman,

 إن الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم وإذا أراد الله بقوم سوءا فلا مرد له وما لهم من دونه ، من وال  [ الرعد : 11 ] 

" Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. " 

Mengubah akhlak buruk yang terdapat dalam diri seseorang menjadi akhlak baik atau menambah akhlak baik yang baru dapat dilakukan dengan berlatih melawan hawa nafsu ( mujahadah ) dan olah jiwa ( riyadhah ). Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri, telah berdoa kepada Rabbnya agar Dia membimbingnya menuju akhlak yang baik dan memberinya taufiq agar dapat berhias diri dengannya. Dalam doanya, beliau bersabda, 

اللهم اهدني لأحسن الأخلاق لا يهدي لأحسنها إلا أنت واصرف عني سيئها لا يصرف عني سيئها إلا أنت 

" Ya Allah, tunjukkanlah kepadaku akhlak yang paling baik, yang tidak satu pun dapat menunjukkan kepada yang paling baik darinya melainkan hanya Engkau semata. Dan palingkanlah aku dari keburukannya, yang tidak ada satu pun dapat memalingkan dari keburukannya melainkan hanya Engkau saja. 

Dengan demikian, akhlak adalah sifat yang dimiliki seorang laki laki yang dengannya dia bermu'amalat dengan orang lain. Akhlak ini ada yang terpuji dan ada juga yang tercela. 

Secara umum, akhlak yang terpuji adalah seseorang berbuat adil kepada orang lain dan tidak menuntut hak orang lain sebelum memenuhi haknya. Adapun secara rinci yang termasuk akhlak yang terpuji adalah: pemaaf, santun, dermawan, sabar, mampu menahan rasa sakit, penyayang, penuh kasih, mencintai orang lain, murah senyum, dan lain sebagainya. Akhlak yang tercela adalah kebalikan dari itu. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman tentang akhlak Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam,

 فبما رحمة من الله لنت لهم ولو كنت فظا غليظ القلب لانفضوا من حولك فاعف عنهم وأستغفر لهم وشاورهم في الأمر فإذا عزمت فتوكل على الله إن الله يحب المتوكلين  [ آل عمران : ۱۰۹ ] 

" Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya, " 

Itulah gambaran sosok Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, sebagaimana dijelaskan dalam ayat di atas. Seandainya beliau adalah seorang yang keras lagi berhati kasar serta tidak berakhlak mulia, niscaya orang-orang akan lari menjauh dari beliau. 

Di antara perbuatan lain yang mencerminkan kemuliaan akhlak dengan orang lain adalah : berwajah lembut dan ramah kepada orang lain, tidak segan memberikan pertolongan kepada mereka, menghindarkan gangguan dan mereka, ikut meringankan beban mereka dan memberikan apa yang mereka sukai, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, " Barangsiapa yang ingin diangkat dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka hendaklah saat kematian menjemputnya dia beriman kepada Allah dan hari akhir, dan memberikan kepada orang lain apa yang dia sendiri suka mendapatkannya." 

Ada yang berpendapat bahwa akhlak yang baik adalah tidak berseteru dengan orang lain atau dimusuhi orang lain, karena pengetahuannya akan Allah. Ada juga yang mengatakan bahwa akhlak yang mulia adalah dekat dengan orang lain secara fisik, namun dengan apa yang terjadi di antara mereka tidak mau melibatkan diri. 

Ada juga yang berpendapat, akhlak yang baik adalah membuat ridha orang lain, baik dalam keadaan susah maupun senang. Dan ada juga yang mengatkan bahwa tingkatan paling rendah adalah bersabar, tidak meminta balasan, memohonkan ampunan bagi orang zhalim dan mengasihinya. 

Sebagian mereka menghimpun beberapa perbuatan yang termasuk akhlak mulia sebagai berikut : harus banyak malu, tidak banyak menyakiti, banyak melakukan perbaikan, jujur, tidak banyak berbicara, banyak berbuat, tidak banyak melakukan kesalahan, baik hati, sabar, suka berterima kasih, santun, sayang, lembut dan penuh kasih. Tidak suka melaknat, mencela, mengadu domba, ghibah, dengki dan tidak kikir. Berwajah ceria, cinta dan benci karena Allah, rela dan marah karena Allah pula. 

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri telah bersabda, " Tidak ada sesuatu yang diletakkan di dalam timbangan yang lebih berat dari husnul khuluq ( akhlak yang baik ). Dan sesungguhnya pemilik akhlak mulia dengan akhlak tersebut akan sampai pada derajat orang yang berpuasa sekaligus mengerjakan shalat." 

Dalam hadits lain, beliau bersabda, "Sesungguhnya seorang mukmin dengan akhlak baiknya akan mendapatkan derajat orang yang berpuasa dan melakukan qiyamul lail " 

Diberikannya keutamaan yang sama besar kepada pemilik akhlak yang baik, seperti tersebut di atas, adalah dikarenakan orang yang berpuasa dan orang yang mengerjakan shalat pada malam hari berusaha keras dengan seluruh kemampuan mereka untuk menghilangkan bagian yang seharusnya dia dapatkan ( tidur ).

Sedangkan orang yang baik terhadap semua manusia dengan segala perbedaan watak dan tabiatnya, seolah-olah dia telah mengerahkan segenap kemampuan jiwanya untuk menghadapi berbagai macam tabiat tersebut. 

Sehingga dengan demikian, dia pun telah melakukan apa yang dilakukan oleh orang yang berpuasa dan melakukan qiyamul lail serta melakukan ketaatan, sehingga keduanya berada dalam satu derajat, atau bahkan dia mampu melampauinya, karena kesulitan yang dihadapinya lebih berat.