Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kesempurnaan Pribadi Muhammad SAW

Kesempurnaan Pribadi Muhammad SAWMuhammad saw, adalah seorang pribadi yang memang dengan inayat Tuhan mempersiapkannya untuk memiliki budi pekerti yang utama dan mulia. Pribadinya memang dibakatkan untuk mencapai kedudukan yang paling tinggi dan amal yang paling utama. Kedudukan yang paling tinggi di dalam alam ini, ialah kedudukan Nabi atau Utusan Allah kepada hamba-Nya. 

Baca juga:

Pribadi Muhammad melengkapi keempat-empat macam kesempurnaan manusia kesempurnaan karakter, kesempurnaan budi dan akal pikiran, keutamaan berbicara dan keutamaan berbuat. 

1. Kesempurnaan karakter 

Muhammad adalah seorang yang memiliki sifat tenang dan kemampuan kontrol diri yang besar. Itulah salah satu sebab dia dikagumi dan dihormati. Air mukanya jernih dan berkarakter indah yang membuat orang berlaku jujur, setia dan mencintainya. Dia memiliki kemauan keras dan dinamis yang membuat para pengikutnya tahan bersamanya. 

Kesemua sifat-sifat ini di samping sebagai sifat dasar bagi seorang rasul yang merupakan sifat yang menjadi pokok pangkal kebahagiaan manusia. Muhammad menganjurkan manusia agar berperangai utama. 

Menyuruh menghubungi rahim dan mengasihi fakir miskin. Sebaliknya melarang bermusuh-musuhan, berbencian dan dendam agar umat Islam benar-benar menjadi umat yang baik, menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran haira ummatin ukhrijat linnasi ta'muru na bil ma'ruf wa tanhauna ' anil munkari ). Muhammad mempunyai sifat murah hati yang tidak ada tolok banding nya. 

Beliau memberikan segala apa yang ada padanya untuk orang-orang yang membutuhkannya. Beliau memakai pakaian biasa dan memakan makanan biasa. Segala yang diperolehnya untuk kepentingan sosial. Muhammad pernah bersabda: 

أنا أولى بالمؤمنين من أنفسهم ، فمن توفي من المسلمين فترك  دينا فعلي قضاؤه أوعيالا فعلي كفالتهم ، ومن ترك مالا فهو لورثته 

"Akulah orang yang paling patut memelihara segala orang mukmin. Maka barangsiapa mati meninggalkan hutang atau keluarga yang tidak mempunyai harta, maka aku akan membayar hutangnya dan memikul penghidupan keluarganya itu. Dan barangsiapa meninggalkan harta, maka hartanya itu untuk waris-warisnya. " ( Riwayat Bukhari-Muslim )

Alhasil, pribadi Muhammad sendiri, budi pekertinya yang mulia utama, cukup buat menjadi tanda-tanda kenabiannya. 

2. Kesempurnaan budi dan akal pikiran 

Muhammad memiliki kekuatan akal, kebenaran wahyu dan ketetapan firasatnya. Hal ini nyata dalam berbagai soal yang sulit-rumit yang di hadapinya dalam usaha menegakkan Agama dan Syariat, selalu dapat di selesaikannya dengan baik. 

Muhammad, mempunyai sifat sabar dan tahan menderita. Seluruh gangguan yang beliau hadapi di Mekkah, disambutnya dengan hati yang penuh kesabaran da n ketenangan, menanti kelapangan yang diberikan Allah. 

Muhammad tidak tamak dan loba kepada permata-benda dunia, bahkan beliau merasa cukup sekedar yang sampai ke tangannya. Beliau tidak di pengaruhi oleh kemewahan dunia, padahal seluruh Jazirah Arab telah tunduk ke bawah kekuasaannya. 

Sesudah memiliki wilayah yang begitu luas, tidak pula mempunyai keinginan hendak membendaharakan harta untuk menjadi peninggalan bagi anak cucunya. 

Di ketika wafat beliau tidak meninggalkan harta. Bahkan baju besinya masih tergadai di tangan seorang Yahudi sebagai jaminan hutangnya beberapa liter gandum. Muhammad tetap menghormati para sahabatnya padahal mereka adalah pengikutnya. 

Beliau merendah kepada mereka itu, padahal beliau seorang yang ditaati. Beliau selalu duduk bercengkerama dengan para sahabat dan berjalan seiring. Tidak ada yang membedakannya dari para sahabat selain dari ke-wadu'annya. 

Di ketika seorang Badawi merasa takut kepada kehebatannya, beliau berkata: “Jangan takut atau gentar. Aku ini hanya anak seorang perempuan ( ibu ) yang makan daging kering di Mekkah ". Muhammad berperangai halim ( tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu ) dan wagar ( tidak ceroboh ). 

Tindakannya senantiasa berdasarkan pikiran sehat. Tidak ada tindakannya yang didorong oleh nafsu amarah, sentimen, dan nafsu terburu. Beliau membalas keburukan orang dengan kebaikan. Jiwanya tidak dapat dipengaruhi oleh sesuatu kekuatan buruk. 

Di kala Hindun binti 'Utbah, yang telah mengorek perut Hamzah di peperangan Uhud datang untuk berbaiat, beliau menerima baiatnya. Tuduhan bahwa Muhammad adalah seorang pembalas dendam karena telah membunuh " 700 " orang Bani Quraidah dalam satu hari di luar peperangan dapat dijawab: “Pembunuhan itu dilakukan untuk memenuhi hak Allah. Mereka memberontak dan merusak janji. Pun pembunuhan itu dilakukan sesudah mendengar putusan Sa'ad Ibn Mu'adz yang bertindak sebagai hakam ( arbitrator ) ". 

Tidak pernah beliau mengingkari janji atau melanggar kontrak. Tidak pernah beliau dijumpai berbuat lancang. Muhammad menyimpan berita yang disampaikan Allah kepadanya dalam otaknya, bukan dalam buku. Inilah tandanya beliau mempunyai zihin yang suci dan jiwa yang kuat. Dia menetapkan sesuatu hukum berdasar dalil yang kukuh. Karena itu syariatnya masuk akal. 

3. Kesempurnaan berbicara 

Muhammad mempunyai lidah yang paling petah; mempunyai susunan bahasa yang paling tinggi. Seluruh ucapannya mengandung sakti dan sari hikmat, walaupun beliau seorang yang ummi, tidak pernah belajar atau menyertai seorang alim. 

Ia mengatasi segala pujangga dalam susunan bahasa dan dalam pengertian-pengertian yang dikandung oleh tutur-katanya. Lantaran ini kita merasa kecewa mendapati beberapa penulis Indonesia yang beragama Islam, memasukkan tutur kata Muhammad ke dalam barisan tutur kata pujangga. Memandang Muhammad sebagai seorang pujangga, Muhammad pernah bersabda:

 أوتيت جوامع الكلم. 

" Telah diberikan kepadaku kalam-kalam yang jami."

Adakah para pujangga mendapat jaminan yang sedemikian juga, hingga kita memasukkan Muhammad ke dalam barisan pujangga ? 

Muhammad menjawab sesuatu dengan terang dan tegas dan membantah sesuana dengan alasan yang kukuh dan benar dan mengalahkan argumentasi orang yang mendebatnya. 

Muhammad menjaga benar-benar sikap bicaranya. Beliau memberi ulasan bila dikehendaki keadaan dan beliau meringkaskan pembicaraan bila yang demikian munasabar ( cocok ) dengan suasana yang menghajati. Lantaran itulah selalu bicaranya dapat diingat orang, dapat dihafal dan dipahamkan. 

4. Kesempurnaan berbuat 

Muhammad mempunyai perjalanan hidup yang gilang gemilang; mem punyai ketajaman politik yang tepat. Beliau dapat merubah umat dari kebiasa an yang telah berurat berakar, kepada kebiasaan baharu. 

Dengan mempelajari adat-adat tradisi orang Arab sebelum Islam dan adat-adat yang mereka peluk erat sesudah Islam, nyatalah perbedaan antara keduanya. Bangsa Arab diubah dari kekejaman yang luar biasa, kepada kehalusan budi yang menakjubkan. Muhammad dapat mengumpulkan antara kegemaran dan ketakutan. 

Beliau dapat mempersatukan orang yang sayang dengan orang yang benci kepadanya dan mereka semua berdiri teguh di belakangnya, membantu dan mempertahankannya dengan segala apa yang ada pada mereka. 

Muhammad menegakkan keadilan dalam segala undang-undang dan aturan-aturan yang disyariatkan. Tidak dapat dicium bau memihak dan menyebelah, tidak berlebih dan tidak berkurang. Muhammad tidak membawa pengikutnya kepada loba dunia. Pun tidak mendidik umatnya membenci dunia. Muhammad menyuruh mereka berlaku sederhana, tidak melampau batas dan tidak mengurangi kemestian. Muhammad bersabda:

 ليس خيركم من ترك دنياه لأخرته ,وليس خيركم من ترك أخرته لدنياه , وإنما خيركم من جمع بينهما 

" Bukan orang yang baik, yang meninggalkan dunianya lantaran akhirat, dan bukan orang yang baik yang meninggalkan akhirat lantaran dunia. Orang yang baik, yang mengumpulkan dunia dan akhirat. "

 خير مطيتكم الدنيا فاركبوها تزصلكم الأخرة  

"Sebaik-baik alat perhubungan yang menyampaikan kamu ke akhirat, ialah dunia Karena itu tungganglah dunia, supaya kamu sampai ke negeri akhirat tempat yang kamu tuju." 

Muhammad menegaskan hukum-hukum Agama; menjelaskan perkara perkara yang haram-haram, yang halal, yang boleh dan yang tidak boleh, baik mengenai hukum keluarga maupun mengenai soal muamalah. Dengan demikian syariat Islam menjadi lengkap dan sempurna. Maka tidak aneh jika ada agama lain yang mengutip syariat Islam. 

Di samping Nabi Muhammad menetapkan pula beberapa patokan undang-undang yang dapat digunakan umat untuk sepanjang masa buat menciptakan hukum-hukum yang dibutuhkan oleh keadaan, waktu dan tempat. Muhammad mempunyai sifat syaja'ah ( berani ), tangkas dan cerdas dalam menghadapi musuh. Seluruh hidupnya penuh dengan perjuangan. 

Di kala beliau memulai perjuangan dan harus menantang musuh, jumlah pengikutnya masih berbilangan sedikit. Akan tetapi dengan inayat Allah Tuhan yang Maha berkuasa serta kemampuannya mengatur siasat dan tidak pernah gugup, maka musuh-musuhnya dapat dikalahkannya. 

Dengan sebahagian tenaga beliau mengembangkan syariat dan dengan sebahagian tenaganya pula beliau mematahkan kekuatan musuh yang hendak memusnahkan syariat Islam. Al-Jahidh, seorang ahli syi'ir dan falsafah yang terkenal, menegaskan tanda-tanda kenabian Muhammad sebagai berikut: “Suatu tanda lagi yang tidak dapat diketahui dengan mudah oleh orang awam, akan tetapi bila diberikan penerangan, maka sang awam dengan orang khawas, sama-sama dapat menyelaminya, ialah budi pekerti dan amal pekerjaan yang tidak dapat berkumpul semuanya itu pada seseorang pun yang selainnya, baik sebelumnya maupun sesudahnya. 

Belum pernah diceriterakan, bahwa ada tingkat kesabaran manusia yang menandingi tingkat kesabaran Muhammad. Belum pernah diriwayatkan bahwa ada tingkat kehaliman yang menyamai tingkat ke-haliman Muhammad. Belum pernah kita mendengar ada orang yang menepati janji, sebagai Muhammad. Belum ada orang yang murah tangan, sebagai Muhammad." 

Kepada para ulama yang mengaku dirinya waratsatul anbiya kita berharap agar mempusakai akhlak Nabi dalam sepak terjangnya, dalam segala tindak-tanduknya, supaya sesuailah dengan pengakua n " pewaris Nabi " Tidaklah dipandang benar para ulama mewarisi Nabi, jika yang diwarisi hanya soal hukum fiqih, hukum tauhid dan hukum tasawuf. Umat menghendaki agar para ulama mewarisi Nabi dalam akhlak budi-pekerti dan af at usaha. 

Kita lihat sejak ulama-ulama memakai tabi'at-taraffu, mereka direndah kan umat. Padahal di kala mereka mengutamakan tawadu ' mereka dijunjung dan dijulang umat, disegani, disanjung dan dipuji.

Para ulama lebih patut mengambil iktibar dan pengajaran dari perjalanan sejarah, karena merekalah yang lebih mengetahuinya.

Para ulama tentu mengetahui sebab-sebab kejatuhan Bani Umaiyah, Bani Abbasiyah, dan kedaulatan Islam di Andalusia. Para ulama mestinya mengetahui pula apabila kemurkaan Allah telah datang, maka percumalah segala rancangan dan usaha makhluk, karena Allah itu, Khairul Makirin.