Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Syukur kepada Allah atas Nikmat Sehat

Syukur kepada Allah atas Nikmat Sehat
Selama sehat itu masih menjadi nikmat yang besar dari Allah Ta'ala bagi seorang laki-laki, dan selama orang laki-laki menyukai nikmat ini dan menginginkan penambahannya, maka dia harus mensyukurinya. 

Allah Azza wa Jalla berjanji akan memberikan tambahan kepada orang yang mau bersyukur. Firman-Nya:

 لئن شكرتم لأزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابي لشديد [ إبراهيم: 7 ] 

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah ( nikmat ) kepadamu, dan jika kamu mengingkari ( nikmat-Ku ), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.” 

Baca juga:

Ayat di atas merupakan nash yang menunjukkan bahwa syukur menjadi sebab ditambahkannya nikmat. Rasa syukur itu berarti memberikan pengakuan bahwa nikmat itu hanya milik Allah, untuk kemudian nikmat tersebut dipergunakan untuk berbuat taat kepada Nya serta tidak memanfaatkannya untuk berbuat maksiat kepada-Nya. 

Barangsiapa yang memanfaatkan kesehatannya untuk menaati Allah Azza wa Jalla, maka yang demikian itu merupakan salah satu bentuk rasa syukur atas nikmat kesehatan, dan itu pula yang menjadi sebab dipertahankannya kesehatan untuknya dan bahkan memberi kan tambahan atasnya. 

Sebaliknya, baragsiapa memanfaatkan kesehatannya untuk mengerjakan kemaksiatan, maka hal itu merupakan bentuk kufur nikmat dan menjadi sebab hilangnya nikmat tersebut serta menjadi sebab dari munculnya musuh kesehatan yakni penyakit dan kelemahan. 

Oleh karena itu, setelah berfirman, "Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah ( nikmat ) kepada kalian, " Allah Ta'ala berfirman, "Dan jika kamu mengingkari ( nikmat-Ku ), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.” 

Artinya, jika kalian mengingkari hak-Ku sehingga kalian tidak mau bersyukur kepada-Ku atas nikmat Ku, maka sesungguhnya adzab-Ku teramat pedih, yaitu dalam bentuk penarikan semua nikmat itu dari kalian sekaligus penimpaan siksaan kepada kalian. 

Dengan demikian, Allah Ta'ala telah menjanjikan adzab kepada tindakan kufur nikmat, sebagaimana Dia juga telah berjanji untuk memberikan tambahan nikmat kepada hamba-Nya yang mau bersyukur.

Kesehatan ini merupakan nikmat pertama yang akan ditanya pertama kali oleh Allah Azza wa Jalla pada Hari Kiamat kelak. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

 إن أول ما يسأل عنه يوم القيامة يعني أن يقال له ألم نصـح لـك جسمك وترويك من الماء البارد

”Sesungguhnya yang pertama kali ditanya pada Hari Kiamat kelak, yakni akan dikatakan, ' Bukankah telah Kami sehatkan badanmu untukmu, dan kami beri minum kepadamu dari air yang dingin.” 

Dalam hadits lain, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, " Ada dua nikmat yang banyak dari umat manusia ini yang terkecoh. sehat dan waktu luang.” Artinya, barangsiapa yang tidak memanfaatkan waktu sehat dan waktu luang dengan semestinya, maka dia telah tertipu, karena dia telah menjual keduanya dengan harta yang sangat murah sehingga tidak mendapatkan keuntungan sama sekali. 

Ibnu Bathaal mengatakan, hadits tersebut berarti bahwa seseorang tidak akan memiliki waktu luang sehingga dia benar-benar dalam keadaan cukup dan berbadan sehat. Oleh karena itu, barangsiapa yang memiliki kesehatan dan waktu luang, maka hendaklah dia bersungguh-sungguh untuk tidak meninggalkan syukur kepada Allah atas apa yang dikaruniakan Allah kepadanya. 

Di antara bentuk rasa syukur itu adalah dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Sebaliknya, barangsiapa lengah untuk bersyukur berarti dia telah tertipu. Nabi telah memberi isyarat melalui sabdanya, " Dan banyak dari umat manusia, " bahwa orang yang mendapatkan taufiq Allah dalam memanfaatkan kedua nikmat sangat sedikit sekali.” 

Ibnul Jauzi berkata, " Bisa saja seseorang dalam keadaan sehat, namun tidak memiliki waktu luang karena kesibukannya, atau seseorang memiliki waktu luang namun dia tidak sehat. 

Jika seseorang memiliki keduanya, lalu dia didominasi oleh rasa malas untuk berbuat taat kepada Allah, maka berarti dia telah tertipu. Dunia ini adalah ladang bagi kehidupan akhirat. Di dalamnya terdapat perniagaan yang keuntungannya akan tampak di akhirat kelak. 

Oleh karena itu, barangsiapa yang memanfaatkan waktu luang dan waktu sehatnya untuk berbuat taat kepada Allah Azza wa Jalla, maka dia itulah orang yang benar-benar beruntung. Sebaliknya, barangsiapa yang memanfaatkannya untuk berbuat maksiat kepada-Nya, maka dia telah tertipu. 

Sesungguhnya waktu luang itu setelahnya ada kesibukan, dan setelah kesehatan ada saat sakit. Kalau pun tidak sakit, pasti akan datang masa tua renta.”

Kutipan Dari Buku Menjadi Pria Sukses Dan Dicintai