Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadits Tentang Mani Dan Cara Membersihkannya

Hadits Mani Dan Cara Membersihkannya
Aisyah menjelaskan tentang cara kedudukan mani dalam hukum islam dan cara membersihkannya. Sebagaimana hadits dari Aisyah ra. berkata:

كنت افرك المني من ثوب رسول الله ثم يذهب فيصلى فيه

 “Aku sering mengikis mani dari kain Rasulullah dengan kukuku. Sesudah itu beliau pergi shalat dengan kain itu.” ( HR. Al-Jama'ah selain dari Al-Bukhary ; Al-Muntaqa 1: 28 )

Aisyah ra berkata:

  كنت اغسل من ثوب رسول اللہ ﷺ ثم خرج إلى الصلاة واثر الغسل في ثوبه يقع الماء 

"Aku pernah membasuh mani yang mengenai kain Rasul. Sesudah aku basuh kain nya, keluarlah beliau pergi shalat sedang bekas basuhan itu masih tampak di kainnya.” ( HR. Al-Bukhari dan Muslim ) 

Hadits yang pertama ini menunjukkan, bahwa membersihkan mani di kain ialah dengan mengikisnya. Hadits yang kedua keadaannya mauquf. Hadits di atas menjelaskan tentang bersihnya kain yang kena mani. Cara membersihkannya ialah dengan membasuh kain yang terkena mani tersebut. 

Abu Hanifah, Malik dan Ahlul Bait, menetapkan bahwa mani, najis. Akan te tapi, Abu Hanifah walaupun menetapkan najisnya mani, mencukupkan dengan dikikis saja untuk membersihkannya, jika mani itu kering dan membasuhnya jika mani itu basah. Malik dan Al-Itrah mengharuskan membasuh, baik kering ataupun basah.

Referensi Berdasarkan Buku Koleksi Hadits-hadits Hukum TM Hasbi Ash-Shiddieqy