Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadits Keistimewaan Nabi Muhammad

Hadits Keistimewaan Nabi Muhammad
Pada tulisan sebelumnya menjelaskan tentang hadits yang menetapkan bahwa tanah itu suci. Ini menunjukkan kepada kesucian segala bagian elemen bumi. Sebagaimana Al Qurthuby memeberikan pandangan bahwasanya tayammum dapat menghilangkan hadats sama seperti dengan air. 

Artikel Terkait:

Ini juga berdasarkan keterangan dari Nabi bahwa kedudukan bumi dengan air sama dalam perspektif Islam. Ini juga sesuai dengan pandangan Malik dan Asy Syafi'y. Akan tetapi menurut yang masyhur dari Malik yang dipegangi pula oleh Asy Syafi'y dalam mazhab beliau yang baru bahwasanya tayammum tidaklah menghilangkan hadats.

Dan Nabi saw menyatakan pula bahwa tayammum tidak dibenarkan ( disyariatkan ) bagi umat-umat yang telah lalu, sebagaimana bershalat yang di mana saja tidak dibenarkan bagi mereka. Ini adalah suatu khususiyah yang telah dianugerahkan Allah kepada umat Muhammad saw. 

Apabila kita kumpulkan pandangan para ulama berkenaan dengan lafadh Jawami'ul Kalim ini, maka terdapat tujuh khususiyah bagi Nabi Muhammad yaitu:

Pertama, jawami'ul kalim, yaitu terkumpulnya makna yang banyak dalam lafal-lafal yang sedikit Mengenai jawami'ul kalim ini, para ulama berselisihan pendapat. 

Menurut An Nawawy sebagai yang sudah kami torangkan, ialah Al Qur-an. Menurut pendapat sebagian ulama, ialah sabda sabda Nabi saw sendiri.

Kedua, Allah memberikan pertolongan kepada Nabi saw dengan jalan memasukkan rasa gontar dan takut ke dalam hati-hati musuh. Allah swt dan monghunjamkan rasa gontar ke dalam hati musuh-musuh Nabi saw. untuk mematahkan semangat juang mereka Dalam suatu riwayat diterangkan. bahwasanya Nabi saw dapat melepaskan rasa takut ini di hadapannya untuk jarak sebulan perjalanan. Maksudnya, musuh merasa takut dan kecut walaupun antara merda dengan Nabi saw masih sebulan perjalanan.

Ketiga, Allah menjadikan harta rampasan perang itu halal bagi umat Islam semuanya. 

Keempat, bumi ini alat pensuci dan tempat bersujud,

Kelima, Muhammad saw diutus kepada semua makhluk, seperti yang ditegaskan oleh ayat ke-28 dari surat Saba' (Dan kami tidak utseskan engkau melainkan kepada segenap manis). 

Ibn Daqiqil Id berkata: "Penetapan ini tidak dapat dibantah dengan alasan bahwasanya Nabi Nuh as Sesudah keluar dari bahtera, dibangkitkan kepada segala penduduk bumi, karena pada masa itu, tidak ada yang tinggal di muka bumi, selain orang yang beriman kepada Nuh."

Keumuman risalah Nuh bukanlah dari asal kebangkitannya. Hanya lantaran peristiwa yang telah terjadi, yaitu manusia yang hidup tinggal sebanyak yang tidak dibinasakan saja. Nabi kita saw. dijadikan penutup dari segala Nabi-nabi. Maka Allah tidak membangkitkan lagi seseorang sesudahnya. 

Mengenai Isa ibn Maryam turun di akhir zaman, beliau turun untuk mengokohkan syariat Muhammad dan beliau itu berpegang kepada hukum-hukum syariat Muhammad. 

Demikian pula menurut pendapat ulama yang menetapkan kenabian Khidhir. Bahwa beliau masih hidup hingga sekarang, dan mengikuti hukum-hukum agama Muhammad. 

Demikian juga Ilyas, menurut pentashihan Abu Abdullah Al Qurthuby yang menetapkan, bahwasanya Ilyas masih hidup. Sebenarnya, tidak ada hadits yang shahih yang menerangkan, bahwa kedua Nabi itu masih hidup. hingga sekarang dan tidak pula yang menetapkan bahwasanya mereka itu telah wafat, yang ada hanyalah sabda Nabi saw:

  أرأيتكم ليلتك هذه ، فإن على رأس مائة سنة لايبقى أحد ممن هو اليوم على وجه الارض 

"Apakah aku telah melihat dirimu pada malam ini, maka sesungguhnya tidak tinggal seorang pun dari orang-orang yang ada sekarang di muka bumi ini, setelah berlalu seratus tahun." 

Al Bukhary mengambil dalil dengan hadits ini untuk menetapkan, bahwasanya Al Khidhir telah wafat. 

Pendapat sebagian kaum sufi bahwa kenabian dapat dicapai dengan usaha dan bahwa Allah boleh mengangkat seorang Nabi lagi sesudah Nabi Muhammad saw adalah suatu pendapat yang bertentangan dengan syariat Islam, manyalahi ijma' umat dan hadits-hadits yang shahih lagi mashur.

Orang yang berpendapat demikian, tidak dapat kita pandang masuk golongan Muhammad Mereka adalah Zindik.

Keenam, barisan umat Nabi saw dijadikan seperti barisan malaikat Maksudnya, kita harus menyempurnakan barisan-barisan satu persatu di dalam kita mengerjakan shalat, sebagaimana yang terdapat dalam suatu hadits shalih yang diriwayatkan oleh Muslim dari hadits Jabir, ujarnya:

  خرج علينا رسول اللہ ﷺ فقال: الاتصفون كما تصف الملائكة عند ربها ؟ فقلنا: يارسول الله وكيف نصف الملائكة عند ربها ؟ قال: ييمون الصف الأول ويتراصون فى الصيف 

"Rasulullah saw keluar dari rumahnya kepada kami dan bersabda: Apakah kamu tidak bershaf seperti para malaikat bershaf di sisi Tuhannya ? Maka kami menjawab: Ya Rasulullah bagaimana para malaikat bershaf di sisi Tuhan mereka Nabi sa menjawab: Mereka menyempurnakan shaf yang pertama dahulu dan berdiri rapat di dalam shaf." 

Keharusan menyempurnakan shaf demi shaf adalah salah satu dari ketentuan umat ini. Umat-umat dahulu bershalat sendiri-sendiri, tidak berjamaah. Tatkala Allah menginginkan keutamaan bagi Nabi-nabi yang telah lalu, Allah mengumpulkan mereka bershaf-shaf di belakang Nabi kita pada malam Nabi mengadakan isra' ke Baitul Maqdis, seperti yang diriwayatkan oleh An Nasa-y dari hadits Anas ra. mengenai kisah isra' .

Di dalam hadits itu Nabi saw, mengatakan:

  ثم دخلت بيت المقدس فجمع لي الأنبياء عليهم السلام فقدمني جبريل حتى أممتهم 

"Kemudian aku memasuki Baitul Maqdis dan dikumpulkan seluruh Nabi-ma untukku. Maka jibril menyuruh aku maju ke muka hingga aku menjadi imam bag para Nabi itu" 

Di dalam Mu'jam Abu Ya'la Al-Maushily dari hadits Ummu Hani' mengenai kisah isra' Nabi saw mengatakan:

 فيسرلي رهط من الأنبياء ، فيهم إبراهيم وموسى وعيسى فصليت بهم وكلمتهم 

"Maka dikumpulkan untukku segolongan Nabi Di antara mereka terdapat Ibrahim, Musa dan Isa, Maka aku bershalat mengimami mereka dan aku berbicara dengan mereka."

Ketujuh, dikhususkan syafaat bagi Nabi saw. Maka syafaat yang dikhususkan bagi Nabi kita saw ialah syafaat umum yang dilakukan di padang mahsyar yang mengenai seluruh manusia, yaitu pada waktu manusia merasa gelisah dan mendatangi Nabi-nabi untuk meminta syafaat. Semua Nabi itu berkata: “Lastu laha saya tidak dapat memberikan syafaat yang dimaksudkan itu." Kemudian ketika mereka mendatangi Nabi kita saw. Nabi pun berkata: “Ana laha maksudnya adalah bahwa Rasulullah memberikan syafaat yang diminta itu. 

Mengenai syafaat khusus, yakni yang mengenai umat masing-masing. maka syafaat yang dikhususkan bagi Nabi kita, ialah syafaat tidak ditolak Allah, atau syafaat mengeluarkan para umat dari neraka. Syafaat ini tertentu hagi Nabi saw sama dengan syafaat di padang mahsyar. Dan syafaat itu ada lima macam:

  1. Syafaat di padang mahsyar Itulah syafaat yang pertama, untuk disegerakan hisab. Syafaat ini ditentukan bagi Nabi saw saja
  2. Syafaat memasukkan segolongan manusia ke dalam surga tanpa hisab Syafaat ini tertentu juga bagi Nabi saw. 
  3. Syafaat untuk orang yang masuk ke dalam neraka karena amal buruknya di dunia, kemudian Nabi Muhammad memberi syafaat, hingga orang itu tidak jadi masuk ke dalam neraka. 
  4. Syafaat untuk orang yang masuk ke dalam neraka yang menauhidkan Allah Syafaat ini diberikan oleh Nabi kita saw sebagaimana diberikan pula oleh malaikat dan oleh para mukmin
  5. Syafaat untuk menambah derajat bagi isi surga. 
Menamakan Muhammad dengan Ahmad, juga merupakan suatu fadhilah yang besar bagi Rasulullah. Belum ada orang yang sebelumnya yang dinamakan dengan nama Ahmad, sebagaimana yang diterangkan oleh Al Qadhi Iyadh dalam kitab Asy Syifa'.

Allah menjadikan umat Mohammad, sebaik-baik umat, seperti yang difirmankan Allah swt:

 كنتم خير أمة أخرجت للناس. 

"Kamu adalah Ummat terbaik yang dikemukakan kepada manusia." ( QS Ali Imran ayat 110).

Karena itu, merekalah yang mula-mula masuk ke dalam surga dan merekalah umat yang mula-mula diselesaikan perkiraannya pada hari kiamat.

Allah memberikan kepada Muhammad, khawatim surat Al Baqarah yang dibawakan dari perbendaharaan yang terletak di bawah Arsy Ini pula merupakan suatu keistimewaan, karena ayat-ayat itu dibendaharakan untuk Nabi kita saw dan tidak pernah diberikan kepada seseorang Nabi sebelumnya.

Ayat-ayat Al Qur-an banyak yang telah diturunkan maksudnya dalam kitab kitab yang telah lalu Ada yang dengan lafalnya, ada yang dengan maknanya Ayat-ayat khawatim Al Baqarah tidak pernah diberikan kepada seseorang Nabi sebelum Muhammad.

Khususiyah umat ini yang terdapat dalam ayat-ayat itu, ialah dihilang kannya tekanan beban dari umat Muhammad, padahal tekanan-tekanan itu telah dipikulkan atas umat yang telah lalu.

Ada lagi beberapa khususiyah yang diberikan kepada umat Muhammad. Di antaranya, khurrah dan tanjil ( bersinar cahaya dahi dan cahaya kedua belah tangan karena berwudhu ). 

Di antaranya lagi diberikan bau mulut yang wangi bagi orang yang berpuasa. Khasha-is Nabi saw sendiri, sungguh banyak sekali. Telah dikumpulkan satu persatu oleh para ulama di dalam beberapa kitab.

Dapat pula kita pahamkan dari hadits ini bahwa asal hukum segala perkara ialah suci, hingga dapat dipastikan tidak ada najis padanya, walaupun menurut persangkaan ada najis di situ seperti permukaan jalan raya. 

Dan dapat pula kita berdalil dengan perkataan:

 وجعلت تربتها لنا طهورا إذا لم نجد الماء

 "Dan dijadikan tanah alat pensuci bagi kita apabila kita tiada mendapatkan air."

Bahwa tayammum tidak boleh kita lakukan semasih ada air, walaupun sangat dingin dan walaupun dikhawatirkan akan terganggu kesehatan. 

Demikianlah pendapat Atha' Ibnu Abi Rabah Pendapat ini ditentang oleh umum ulama, mengingat hadits Amer ibn Ash yang telah bertayammum lantaran takut mandi karena kedinginan dalam peperangan Zatus Salasil dan mengingat firman Allah swt.: "Dan janganlah kamu membunuh diri-dirimu " ( QS 4. An Nisa': 28 ).

Inilah pendapat Sufyan, Abu Hanifah, Malik dan Asy Syafi'y Namun demikian Abu Yusuf dan Muhammad Ibnu Hasan tidak membolehkan yang demikian kalau kita berada di kampung Asy Syafi'y mewajibkan qadha atas soorang yang bertayammum karena dingin, karena uzur dingin itu, bukan uzur yang umum, baik di dalam safar, maupun di dalam hadhar.

Kesimpulan 

Hadits pertama, menyatakan bahwa permulaan masjid yang dibangun di permukaan bumi ini, ialah Al Masjidil Haram. Dan menyatakan pula bahwa diperintahkan bershalat di mana saja kita berada di ketika masuk waktu, baik ketika itu berada di rumah, ataupun di padang luas. Kalau tidak mempunyai air, kita dibolehkan bertayammum,

Hadits kedua, menyatakan bahwa kita boleh bertayammum dengan sogala clemen bumi, tidak dengan tanah saja, dan menyatakan, bahwasanya Nabi kita saw diutus kepada segenap manusia serta diberikan kepadanya syafaat yang sangat besar, sebagaimana dihalalkan harta rampasan perang bagi Nabi saw.

Hadits ketiga, menyatakan bahwa kepada Nabi diturunkan Al Qur-an atau diberikan jawami'ul kalim serta diberi pertolongan dengan menanamkan rasa takut ke dalam dada musuh.

Kutipan Dari Buku Mutiara Hadits Jilid Yang Ke Tiga Karangan Hasbi Shiddieqy