Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadits Berpuasa Harus Menjaga Lidah

Hadits Berpuasa Harus Menjaga Lidah

Rasulullah menasehati umatnya agar senantiasa menjaga lisannya dari mencaci maki dan mencela orang lain. Sikap ini tentu sangat ditekankan oleh Nabi agar dihindari pada saat berpuasa sebagaimana Hadits dari Abu Hurairah ra, menerangkan:

  أن رسول اللہ ﷺ قال: الصيام جنة , فلا يرفث ولا يجهل ، وإن امرؤ قاتله اوشاتمه فليقل إني صائم , مرتين , والذي نفس  محمد بيده لخلوف فم الصائم أطيب عندالله تعالى من ريح المسك,  يترك طعامه وشرابه وشهوته من اجلى,  الصيام لي وأنا أجزى به والحسنات بعشر أمثالها  

" Bahwasanya Rasulullah saw bersabda: Puasa itu, perisai. Karena itu, janganlah seseorang mengeluarkan kata-kata keji dan bertindak seperti orang yang tidak tahu apa-apa. Jika seseorang menantang atau memakinya, hendaklah dia berkata: Saya sedang berpuasa, dua kali. Demi Tuhan yang diriku ditangan-Nya bau busuk mulut orang yang sedang berpuasa, lebih baik di sisi Allah daripada bau kasturi. Dia tidak makan, tidak minum, tidak mengikuti syahwatnya, lantaran diri-Ku. Aku memberi balasan terhadap puasanya. Suatu kebajikan, diganda dengan sepuluh ganda. " ( Al Bukhary 30: 2; Muslim 13: 29; Al Lu'lu-u wal Marjan 2: 21 ). 

Baca juga:

Penjelasan Hadits

Puasa itu pelindung dari api neraka, sebagaimana yang ditegaskan oleh riwayat Said ibn Manshur. Ada yang mengatakan bahwa makna perisai, ialah puasa itu memelihara yang berpuasa dari segala nafsu yang merusakkannya. Atau, puasa itu harus dipelihara dari segala yang merusak kannya dan yang mengurangkan pahalanya. Atau puasa penutup dosa. 

Maka karena itu, janganlah dia menuturkan kata-kata yang keji, dan janganlah dia memperkatakan hal-hal yang dapat menimbulkan nafsu birahi, dan janganlah dia mengerjakan perbuatan orang-orang jahil, seperti berteriak-teriak, menjelek-jelekkan orang.

Kata Al Qurthhuby " Janganlah dipahamkan dari hadits ini, bahwa larangan berkata keji dan berbuat jahil hanya dalam bulan puasa saja Hendaklah dipahamkan bahwa perbuatan itu lebih ditekankan dan tidak dibenarkan di dalam bulan puasa.

Jika seseorang manusia hendak menantangnya ( mengajaknya berkelahi ) atau memakinya, maka janganlah dia melayani orang itu. Tetapi hendaklah dia mengatakan bahwa dia sedang berpuasa karena puasa itu mencegahnya dari berselisih, bertengkar dan memaki.

Para ulama berbeda pendapat tentang pelaksanaan perkataan "saya sedang berpuasa." Apakah perkataan itu diucapkan dengan nyaring kepada orang yang menantangnya, ataukah perkataan itu hanya diucapkan di dalam hatinya saja. 

Adapun faedah mengatakan "saya berpuasa" kepada yang memakinya, agar dia tidak mencarutnya lagi. Menurut Az Zarkasy, makna "hendaklah dia mengatakan: sesungguhnya saya ini sedang berpuasa" dua kali ialah hendaklah dia mengatakan sekali dengan lidahnya agar si pemaki tidak memakinya lagi dan sekali dengan hatinya supaya dia sendiri, tidak membalas makian dengan makian pula. 

Nabi bersumpah untuk menguatkan keterangannya, bahwa bau mulut orang yang sedang berpuasa, yang tidak sedap itu, adalah lebih baik di sisi Allah daripada bau kasturi. 

Sabda Nabi ini memberi pengertian, bahwa jika kita tidak makan dan tidak minum, karena sebab yang lain, maka tidaklah kita memperoleh pahala ini. Kata Al Qadhi Husain: "Saat-saat kita pada hari kiamat mempunyai bau yang semerbak, maka bau puasa di antara ibadah-ibadah yang lain, adalah lebih wangi daripada bau kasturi."

Orang yang sedang melaksanakan puasa itu mereka rela menahan diri. Mereka tidak makan, tidak juga minum. Mereka juga berusaha menjauhkan dia mendekati isterinya, adalah karena memenuhi perintah-Ku ( Allah )." 

Manusia meninggalkan semuanya itu adalah karena mereka mengerjakan puasa yang Aku perintahkan. Lantaran itu, Aku akan memberi pembalasan terhadap puasanya itu. 

Berbagai pendapat para ulama dalam menafsirkan kalimat ini: Pertama, maksudnya, menyatakan bahwa amalan puasa tidak bercampur riya, bukan sebagai amalan-amalan lain. 

Kedua, maksudnya, Allah sendiri yang mengetahui kadar pemba lasannya. Allah melebihkan pembalasan puasa dengan tujuh ratus ganda.

Ketiga, ibadah puasa adalah ibadah yang paling disukai Allah.

Keempat, Tuhan menyandarkan puasa kepada diri-Nya, adalah untuk meninggikan nilai puasa itu. 

Kelima, oleh karena puasa merupakan "tidak makan dan tidak minum" sedang tidak makan dan tidak minum ini adalah sifat-sifat Allah, maka Allah menyandarkan puasa kepada diri-Nya. 

Kesimpulan 

Hadits ini menyatakan bahwasanya puasa itu adalah pelindung dari neraka. Dan hadits ini menyatakan adab-adab yang harus dipelihara oleh orang-orang yang berpuasa, yaitu: menjauhkan diri dari perkataan-perkataan keji, perbuatan-perbuatan tercela dan segala yang bisa merangsang syahwat. 

Hadits ini juga menyatakan bahwa puasa itu mempunyai nilai yang tertinggi di antara ibadah-ibadah yang lain dan akan dibalas dengan pahala berlipat ganda.

Kutipan dari Buku Mutiara Hadits Jilid 4 yang ditulis oleh Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy