Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kiat Menggapai Cinta Abadi

Kiat Menggapai Cinta Abadi


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman di dalam Al Qur'an:


ويؤثرون على أنفسهم ولو كان بهم خصاصة ومن يوق شح نفسيه فأولئك هم المفلحون

”Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) , atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya , mereka itulah orang-orang yang beruntung.”(Qs. Al Ahzaab (33): 9)

Pada surah yang lain Allah berfirman , ولا تمن تستكير”Janganlah kalian memberi dengan harapan memperoleh balasan yang lebih banyak.”(Qs. Al Muddatstsir (74): 6)

Rasulullah Shallallahu ' Alaihi wa Sallam bersabda:

لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يجب لنفسه

Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian , hingga ia mencintai kebaikan untuk saudaranya , sebagaimana ia mencintai shahih) dirinya sendiri.”(HR. Ahmad , Tirmidzi dan Nasa'i dengan sanad shahih).

Baca juga: Etika Meminang Dalam Islam

Jika seseorang menginginkan kehidupan perkawinannya berhasil langgeng dan abadi , maka tanyailah diri sendiri dengan pernyataan berikut ini:
  1. Apakah engkau memperhatikan kebahagiaan orang yang engkau cintai ? Atau , apakah engkau dengan senang membantunya melakukan pekerjaan pekerjaan yang digemari dan diperhatikannya ? Apakah engkau memperhatikan terlebih dahulu kebahagiaan pribadi dan menunggunya berbuat sesuatu untuk menambah kebahagiaanmu ? Hal yang dituntut sebenarnya bukanlah proses menikahnya seorang wanita dengan seorang pria yang dapat memperbaiki keadaan setelah menikah. Atau , sang wanita berkeyakinan mampu merubah segala keburukan pribadi yang dimiliki oleh pasangannya dengan hanya sekedar mencintainya.
  2. Apakah engkau merasakan kesungguhan untuk menyelesaikan perselisihan di antara kalian berdua pada saat terjadi ? Apakah engkau merasakan perhatian terhadap keutuhan kehidupan pernikahan kalian itu lebih banyak daripada mempertahankan kebenaran dari pandangan individu pada setiap perbedaan pendapat ? Apakah engkau siap mengalah dalam rangka saling memahami ? Apakah engkau melihat , bahwa perbedaan di antara kalian mengandung nilai positif yang mendukung kehidupan pernikahan ? Sesungguhnya cinta seperti tergambar di atas berbeda dengan cinta dalam kenyataan hidup yang nyata (dihadapi). Banyak orang yang menghindari berdialog dengan pasangannya atau bersikeras memaksakan kebenaran pandangannya dalam setiap terjadinya perbedaan. Cinta yang matang adalah cinta yang diperuntukkan mendukung kehidupan perkawinan lebih banyak daripada mendukung egoisme masing-masing in individu.
  3. Apakah engkau berpikir dengan makna”Kita”ketika engkau melangkah untuk masa depan kalian berdua ? Apakah telah engkau diskusikan bersama cita-cita kalian berdua ? Apakah masing-masing di antara kalian merasa bahwa salah seorang dari kalian adalah bagian dari yang lain ? Apakah kalian berdua adalah manusia yang mampu mewujudkan cinta yang matang ?
  4. Apakah engkau merasa bahwa kalian adalah partner (rekan) dalam mencapai tujuan hidup bersama ? Apakah engkau mendapati dalam tujuan bersama sesuatu yang memuaskan impian kalian berdua ? Apakah engkau merasakan bahwa cinta kalian mampu membangkitkan perhatian kalian terhadap tugas-tugas yang kalian rasakan berdua nilainya ? Apakah ada perkembangan perhatian yang timbul dari cinta kalian ?

Tidakkah cukup bagi kalian berdua hanya menjadi pasangan yang lembut. Akan tetapi , haruslah kalian menjadikan perkawinan kalian mempunyai tujuan dan makna , jika yang kalian inginkan adalah kelanggengan. Karena , engkau ingin perempuan yang engkau cintai menjadi ibu bagi anak-anakmu atau sebaliknya. Dengan demikian , cintamu tidak bisa dianggap sebagai tujuan , bahkan ia mempunyai batas tujuan yang lebih dari sekedar cinta itu sendiri.

Sesungguhnya cinta yang langgeng adalah cinta yang berusaha untuk menunjukkan kepada manusia (pasangan suami-istri) dengan cara melaksanakan pekerjaan besar yang lebih banyak daripada sebelumnya dan didasari oleh cinta keduanya , di mana masing-masing melihat pasangannya lebih utama , bahagia dan pribadi yang banyak berbuat baik daripada sebelumnya.

Hanya dengan modal cinta dalam mengatasi godaan hidup , tanpa usaha dan perhatian yang sungguh-sungguh , bukanlah jaminan untuk kelanggengan cinta itu sendiri. Karena , cinta yang kokoh itu seperti pohon yang kokoh , membutuhkan siraman dan bantuan supaya tetap tumbuh dengan sehat dan kuat.

Manusia itu pada dasarnya berbeda , tergantung dari latar belakang pertumbuhannya , dalam kecenderungan mereka mengungkapkan cinta. Sebagian mereka selalu mementingkan mencapai bukti-bukti yang menguatkan cinta dan kasih sayangnya pada orang lain. Sedangkan sebagian yang lain bersikap pasif dalam upaya-upaya menghangatkan hubungan yang telah dibangun bersama. Untuk itu , hedaknya setiap pasangan memilih model hubungan yang lebih sesuai bagi mereka berdua daripada mencontoh model yang diterapkan oleh orang lain.

Masing-masing saling menunjukkan dan memandang pasangannya sebagai pribadi yang dicintai. Kearifan yang timbul dari perasaan cinta dan kebersamaan di dalam mengerjakan segala sesuatu yang menyenangkan keduanya , merupakan cara-cara dasar yang menyebabkan kelanggengan cinta.


Tulisan ini adalah kutipan dari Buku Tahfatul A'rus yang ditulis oleh Mahmud Mahdi Al-Istanbuli