Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Materi Surat Al-Insyirah

Materi Surat Al-Insyirah

1. Membaca Surat Al-Insyirah

Surat Al-Insyirah merupakan merupakan urutan surah yang ke-94 dalam al-Qur 'an. Surah Al-Insyirah terdiri dari 8 ayat yang terletak antara surat Ad-Dhuha dan surat At-Tiin. Surat ini termasuk golongan surah Makkiyah karena diturunkan di kota Makah. Surah ini disebut Al-Insyirah yang artinya "Melapangkan". Surah Al-Insyirah diturunkan setelah Surat Ad-Dhuha.

Ayo, kita baca surah Al-Insyirah berikut dengan sungguh-sungguh! Awali dengan membaca basmallah bersama:

Mari, amati cara gurumu melafalkan Surat Al-Insyirah, Perhatikan gerak mulut dan panjang pendek ketika melafalkannya

Sebelum membaca surah Al-Insyirah, cermati dahulu tulisan ayat pertama sampai dengan ayat terakhir.
surat Al-Insyirah
Cermati dan tirukan pelafalan surah Al-Insyirah di atas secara berulang-ulang sampai fasih dan lancar.

2. Mengartikan kosa-kata surat Al-Insyirah:

LAFADH

ARTI

LAFADH

ARTI

أَلَمْ

bukankah

نَشْرَحْ

Kami telah melapangkan

لَكَ

untukmu

صَدْرَكَ

Dadamu (muhammad)

وَوَضَعْنَا

Dan kami turunkan

عَنكَ

darimu

وِزْرَكَ

bebanmu

الَّذِي

yang

أَنقَضَ

memberatkan

ظَهْرَكَ

punggungmu

وَرَفَعْنَا

Dan kami tinggikan

ذِكْرَكَ

Sebutan namamu

فَإِنَّ

Maka sesungguhnya

مَعَ

bersama

الْعُسْرِ

kesulitan

يُسْراً

kemudahan

فَإِذَا

Maka apabila

فَرَغْتَ

Engkau telah selesai

فَانصَبْ

Tetaplah bekerja

وَإِلَى

Dan kepada

رَبِّكَ

Tuhanmu

فَارْغَبْ

Engkau berharap


Terjemahan:
  1. Bukankah kami telah melapangkan untukmu dadamu ?
  2. Dan kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu
  3. Yang memberatkan punggungmu
  4. Dan kami tinggikan bagimu sebutanmu
  5. Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
  6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
  7. Maka apabila kamu telah selesai, maka kerjakanlah dengan bersemangat urusan yang lain
  8. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya berharap.
3. Kandungan Isi Surat Al-Insyirah

Surah Asy-Syarḥ ayat 1 sampai 4 menerangkan tentang nikmat nikmat Allah swt. yang dianugerahkan kepada Nabi Muhammad saw. Seperti Allah swt. telah melapangkan dada beliau sehingga beliau mudah menjadi orang pemaaf, meringankan beban berat dalam berdakwah sehingga beliau sanggup menghadapi rintangan, gangguan, dan ancaman kaumnya dan siap memikul tanggung jawab sebagai utusan Allah.

Sebutan nama beliau selalu diucapkan karena Allah meninggikan derajatnya sebagai penghulu para nabi dan rasul. Kita selalu membaca selawat kepada beliau setiap hari ketika salat.

Dalam ayat 5 dan 6, Allah swt. menegaskan bahwa setelah kesukaran pasti ada kemudahan, hal ini diulang sampai dua kali menunjukkan tidak ada kata putus asa dalam menghadapi setiap kesulitan yang dialami seseorang, tetap harus sabar dan berusaha menghadapinya.

Tidak ada orang sukses dalam hidupnya tanpa kerja keras, setiap kesulitan selalu dihadapinya, tanpa kenal menyerah dan putus asa. Begitulah seharusnya sikap anak muslim. Gambar 8.2 Belajar dan bekerjalah dengan sungguh-sungguh agar dapat hasil yang terbaik.

Ayat 7 dan 8, jika telah menyelesaikan suatu urusan, maka segera kerjakan urusan yang lain serta tidak malas-malasan. Dan semua hasil kerja yang telah kita lakukan hendaklah berharap hanya kepada Allah swt. Manusia wajib berusaha namun hasilnya Allah swt. yang menentukan.

4. Tafsir Surat Al-Insyirah

Allah SWT berfirman: أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ (Bukankah Allah telah melapangkan dadamu ?). Sesungguhnya kami telah melapangkan bagimu dadamu dan kami memberikan cahaya pada dadamu hingga dadamu menjadi lapang dan luas, seperti firman-Nya: “Barang siapa yang Allah menghendaki memberikan kepadanya petunjuk, Niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam) (Al An'am: 125). Dan sebagaimana Allah melapangkan dadanya, maka begitu pula Allah menjadikan syari'at luas, lapang, mudah, penuh toleransi dan universal. Ada juga yang berpendapat bahwa maksud firman-Nya: أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ (Bukankah kami telah melapangkan untukmu dadamu), adalah Allah melapangkan dada Nabi Muhammad pada malam Isra ' Mi'raj segaimana disebutkan melapangkan dadanya dari riwayat Malik bin Sha ' Sha'ah. Berkata Abdullah bin Imam Ahmad:

أن أبا هريرة كان جريا على أن يسـأل رسول الله صلى الله عليه وسلم عن أشياء لا يسأله عنها غيره فقال يا رسول اللـه ما أول ما رأيت في أمر النبوة فاستوى رسول الله صلى الله عليه وسلم جالسا وقال لقد سألت أبا هريرة إني لفي صحراء ابن عشر سنين وأشهر وإذا بكلام فوق رأسي وإذا رجل يقول لرجل أهو هو قال نعم فاستقبلاني بوجوه لم أرها لخلق قط وأرواح لم أجدها من خلق قط وثياب لم أرها على أحد قـط فـأقبلا إلي يمشيان حتى أخذ كل واحد منهما بعضدي لا أجد لأحدهما مسا فقال أحدهما لصاحبه أضجعه فأضجعاني بلا قصر ولا هصر وقال أحدهما لصاحبه افلق صـدره فهوى أحدهما إلى صدري ففلقها فيما أرى بلا دم ولا وجع فقال له أخرج الغـل والحسد فأخرج شيئا كهيئة العلقة ثم نبذها فطرحها فقال له أدخل الرأفة والرحمة فإذا مثل الذي أخرج يشبه الفضة ثم هز إنهام رجلي اليمنى فقال اغــد واسلم فرجعت بها أغدو رقة على الصغير ورحمة للكبير

Bahwa Abu Hurairah adalah seseorang yang berani untuk bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ' Alaihi Wa Salam tentang suatu hal yang tidak berani di tanyakan orang lain, maka ia berkata, wahai Rasulullah, Apakah yang engkau alami pertama kali tentang kenabian ? maka Rasulullah Shalallahu ' Alaihi Wa Salam meluruskan duduknya, lalu beliau bersabda: " Engkau telah bertanya wahai Abu Hurairah, sesungguhnya aku berada ditengah padang pasir saat berumur sepuluh tahun lebih beberapa bulan, tiba-tiba aku mendengar pembicaraan di atas kepalaku dan ternyata pembicaraan itu adalah antara seorang pria yang berkata kepada pria lainnya: " Apakah dia orangnya ? " lalu keduanya menyambutku dengan wajah yang belum pernah aku lihat sebelumnya dan bentuknya belum pernah aku lihat, pakaian mereka belum pernah aku lihat, keduanya datang menyambutku dengan berjalan hingga masing-masing memegang lenganku dan aku tidak bisa menyentuh keduanya itu.

Lalu satu diantaranya berkata kepada temannya: " Baringkanlah ia, " kemudian keduanya itu membaringkan aku tanpa membungkukkan dan tanpa berhenti, lalu seorang diantara keduanya bekata kepada sahabatnya: " Belah dadanya, " lalu seorang diantara mereka menunduk pada dadaku dan membelah dadaku dan aku melihat kejadian itu tanpa adanya rasa sakit dan tanpa adanya darah, lalu yang membelah dadaku itu berkata kepada dadaku: keluarlah dengki dan benci, lalu ia mengeluarkan sesuatu semacam bentuk segumpal darah kemudian melemparkannya, lalu berkata: masuklah kasih sayang, dan ternyata sesuatu itu seperti perak, kemudian ibu jari kaki kananku bergetar, lalu ia berkata: " kembalilah, " maka aku kembali dengan mencintai yang lebih kecil dan sayang kepada yang besar. " "

Dan firman-Nya: وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ (Dan kami telah menghilangkan dari padamu bebanmu), searti dengan firman Allah yang berbunyi: “Supaya Allah memberimu ampunan terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang) (S. Al Fath: 2). الَّذِي أَنقَضَ ظَهْرَكَ (Yang memberatkan punggungmu), maksudnya, bawaan itu telah memberatkanmu.

Dan firman-Nya: وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ (Dan kami tinggikan sebutanmu), berkata Mujahid, Namamu (Muhammad) akan selalu disebutkan bersamaan dengan aku (Allah), yaitu, Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah.

Berkata Qatadah: " Allah telah meninggikan sebutan Muhammad Shalallahu ' Alaihi Wa Salam di dunia dan di akhirat sebab semua khatib, semua orang yang bersaksi dan semua orang yang melakukan shalat pasti akan menyebutkan, Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. "

Berkata Ibnu Jarir, hadits dari Abu Sa'id dari Rasulullah Shalallahu ' Alaihi Wa Salam, bahwa beliau bersabda: " Telah datang kepadaku Malaikat Jibril, lalu ia berkata: " Sesungguhnya Tuhanku dan Tuhanmu berkata: " Bagaimanakah sesungguhnya engkau mengangkat sebutanmu itu ? " beliau menjawab: " Allah lebih mengetahui, " Jibril berkata: " Jika nama Allah disebut maka namamu akan disebut pula bersamanya. " (Hadits ini diriwayatkan pula oleh Abu Hatim dari Yunus bin Abdul A'la dan seterusnya).

Berkata Ibnu Abu Hatim, hadits dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas, ia berkata, bersabda Rasulullah Shalallahu ' Alaihi Wa Salam: " Saya bertanya kepada Tuhanku suatu masalah yang sebenarnya aku tidak ingin menanyakannya aku berkata: " Sebelum aku telah ada para nabi, diantara mereka ada yang dapat mengendalikan angin, adapula yang dapat menghidupkan orang mati, Tuhanku berkata: " Wahai Muhammad bukankah aku mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu aku melindungimu ? " Aku berkata: " Benar wahai Tuhan, " Tuhanku berkata: " Bukankah Aku mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Aku memberimu petunjuk ?, " aku menjawab: " Benar, wahai Tuhan, Tuhanku berkata: " Bukankah Aku mendapatimu sebagai seorang yang. kekurangan, lalu aku memberimu kecukupan ?, " aku berkata: " Benar wahai Tuhan, Tuhanku berkata: " Bukankah Aku telah melepaskan untukmu dadamu ? Bukankah Aku telah mengangkat bagimu sebutanmu ? " Aku menjawab: " Benar wahai Tuhan. "

Dan berkata Abu Na'im dalam Dala'il An-Nubuwah, dari Anas, ia berkata, bersabda Rasulullah Shalallahu ' Alaihi Wa Salam: " Setelah aku selesai dari urusan yang diperintahkan kepadaku berupa urusan langit dan bumi, aku berkata: " Wahai Tuhan sesungguhnya seorang Nabi pun yang sebelum aku kecuali engkau telah memuliakannya, Engkau telah menjadikan Ibrahim sebagai Khalil (Sahabat), dan Musa sebagai Kalim (berbicara langsung dengannya). Engkau telah menjadikan gunung tunduk pada Daud, sementara angin dan syaitan tunduk pada Sulaiman Engkau memberi izin kepada Isa untuk dapat menghidupkan orang mati, lalu apa yang Engkau berikan kepadaku ?, " Tuhanku berkata: " Bukankah Aku telah memberimu yang lebih baik dari itu seluruhnya, yaitu Aku tidak akan menyebutkan namaku kecuali dengan menyebut namamu bersama nama-Ku.

Ulama lain berpendapat, Allah telah mengangkat sebutan nama Muhammad diantara orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang kemudian, serta meninggikannya pula ketika diambil perjanjian terhadap para Nabi agar mereka semuanya beriman kepada Muhammad dan agar mereka semuanya memerintahkan kepada umat-umatnya untuk beriman kepada Muhammad, kemudian sebutan nama Muhammad Shalallahu ' Alaihi Wa Salam menjadi masyhur dikalangan umat beliau hingga nama Allah tidak disebut kecuali dengan menyertakan sebutan nama Muhammad Shalallahu ' Alaihi Wa Salam.

Dan firman-Nya: فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً ﴿٥﴾ إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً  (Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (5), sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (6). Allah SWT mengkabarkan bahwa bersama kesulitan itu akan ada kemudahan kemudian Allah menekankan berita ini.

Berkata Ibnu Abu Hatim, hadits dari Anas bin Malik berkata, Nabi Shalallahu ' Alaihi Wa Salam sedang duduk dan dihadapannya terdapat lubang, lalu beliau bersabda: " Jika datang kesulitan maka ia akan masuk kedalam lubang ini, dan pasti akan datang kemudahan hingga masuk kedalam lubang itu dan mengeluarkan kesulitan. lalu Allah SWT menurunkan ayat فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً ﴿٥﴾ إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً ﴿٦﴾ (Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan).

Berkata Ibnu Abu Hatim, dari Al Hasan, ia berkata dahulu mereka berkata satu kesulitan tidak dapat mengalahkan dua kemudahan. Berkata Ibnu Jarir dari Al Hasan, ia berkata: Pada suatu hari Nabi Shalallahu ' Alaihi Wa Salam keluar dengan bersuka ria, beliau tertawa lalu bersabda: " Satu kesulitan tidak akan dapat mengalahkan dua kemudahan, satu kesulitan tidak akan bisa mengalahkan dua kemudahan, maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan ada kemudahan, " (hadits ini diriwayatkan pula dari Auf Al A'rabi dan Yunus bin Abid dari Al Hasan mursal).

Berkata Sa'id dari Qatadah, bahwa Rasulullah Shalallahu ' Alaihi Wa Salam memberi khabar gembira kepada para sahabat-sahabatnya dengan ayat ini, maka beliau bersabda: " Satu kesulitan tidak akan dapat mengalahkan dua kemudahan, kata kesulitan dalam ayat ini menggunakan huruf Alif dan Laam yang menurut istilah bahasa disebut Ma'rifah yang berarti Mufrad (tunggal), sementara kata kemudahan tidak menggunakan huruf Alif dan Laam yang menurut istilah bahasa disebut Nakirah yang berarti Muta'addid (berbilang-bilang), maka dari itu beliau bersabda: " Satu kesulitan tidak akan mengalahkan dua kemudahan, " yaitu firman-Nya: (Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan), maka kesulitan pertama adalah kesulitan yang sama pada kesulitan kedua, sedangkan kemudahan itu berbilang-bilang.

Berkata Al Hasan bin Sufyan, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shalallahu ' Alaihi Wa Salam bersabda: " Pertolongan akan diturunkan dari langit sesuai dengan kadar kebutuhan dan kesabaran akan turun sesuai dengan kadar musibah.

Dan firman-Nya: فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ ﴿٧﴾ وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ  (apabila kamu telah selesai, maka kerjakanlah dengan bersemangat urusan yang lain (7), dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (8). Jika engkau telah selesai dari urusan-urusan dunia maka kerjakanlah ibadah dengan bersemangat serta penuh ke ikhlasan dan niatkanlah perbuatanmu itu untuk mengharap kebaikan kepada Allah, dan yang sesuai dengan maksud dari ayat ini adalah sabda Rasul:

رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول لا صلاة بحضرة الطعام ولا هـو يدافعـه الأخبثان (رواه مسلم)
" Tidak boleh shalat di hadapan makanan dan tidak boleh shalat sambil menahan buang air, "

dan sabda beliau:

عن عائشة عـن النبي صلى الله عليه وسلم قال إذا أقيمت الصلاة وحضر العشاء فابدءوا بالعشـاء
" Jika telah dikumandangkan Iqamah shalat dan di sediakan makanan maka mulailah dengan makanan. ) Dikeluarkan oleh Al Bukhari no: 5465 bab Makanan dan Muslim no: 558 bab masjid(.

Berkata Mujahid tentang ayat ini: " Jika telah selesai dari urusan duniamu dan kamu telah melaksanakan shalat maka berharaplah kepada Tuhanmu, " dalam riwayat lain dari Mujahid: " Jika engkau telah selesai dari shalat maka mengharaplah pada Tuhanmu untuk memenuhi hajatmu, " berkata Ibnu Mas'ud: " Jika engkau telah selesai melaksanakan shalat-shalat wajib maka laksanakanlah shalat Tahajud. "

Riwayat dari Ibnu Mas'ud: Maka kerjakanlah dengan semangat urusan yang lain. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap), yaitu setelah engkau selesai dari shalatmu dan kamu dalam keadaan duduk.

Berkata Ali bin Abu Thalhah dari Ibnu Abbas (Maka apabila kamu telah selesai, maka kerjakanlah dengan bersemangat urusan yang lain), yaitu berdo'a, berkata Zaid bin Aslam dan Adh-Dhahhak: (maka apabila kamu telah selesai), maksudnya dari berjihad, (maka kerjakanlah dengan bersemangat urusan yang lain), dalam melakukan ibadah, (dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap), berkata Ats-Tsauri, jadikanlah niatmu dan harapanmu hanya kepada Allah semata.

Rangkuman:
  1. Surah Asy-Syarh terdiri dari 8 ayat.
  2. Surah Asy-Syarh termasuk surah Makkiyah.
  3. Surah ini diturunkan di kota Mekah.
  4. Surah Asy-Syarḥ diturunkan sesudah surah Ad-Duḥā Surah Asy-Syarḥ disebut juga dengan surah " Alam Nasyrah " yang diambil dari awal ayat pertama.
  5. Alam Nasyrah artinya " bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad) ? ", Adapun arti Asy-Syarh yaitu melapangkan.