Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sikap Kritis Dalam Belajar

Sikap Kritis Dalam Belajar

BANYAK perjalanan hidup orang-orang terkenal yang membutuh kan cara baca yang selektif. Janganlah anda menerima begitu saja apa yang anda. Kewajiban anda adalah menimbang semua itu dengan syariah dan akal.

Sebab di antara biografi para ulama terdapat pujian karena sikap lapar mereka yang di luar batas, karena mereka tidak beristri, karena mereka diam di rumah sampai-sampai tidak menghadiri shalat jama'ah dan sama sekali tidak memperhatikan kebersihan badan dan lain-lain. Padahal semua itu bertentangan dengan syariah, dan Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa sallam tidak membenarkannya.

Disebutkan dalam sejarah tentang jumlah pasukan Nabi Musa. Mereka mengatakan, enam ratus ribu !! Ini sungguh tidak masuk akal dengan beberapa alasan, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah-nya. Atau seperti perkataan mereka, Al-Hajjaj membunuh seratus ribu orang. Ini juga sangat jauh dari realita.

Berapa penduduk kota Kufah saat itu, atau Irak ?

Lalu siapa yang menghitung jumlah mereka yang terbunuh itu, dan mengapa mereka dibunuh ?

Ini bukan bermaksud membela Al-Hajjaj, namun demi sebuah realita. Atau perkataan mereka, Abu Muslim membunuh sejuta orang !!

Adz-Dzahabi menyebutkan bahwa dia membunuh satu juta !!

Ini sungguh sangat tidak mungkin. Sangat jauh di akal. Ketahuilah bahwa emosi itu tunduk pada angka-angka dan jiwa itu cenderung pada yang ajaib-ajaib dan aneh-aneh. Sehingga mereka senang untuk membesar-besarkan dalam menukil dan melupakan penelitian yang teliti, padahal firman Allah:


فل هاتوا ، برهنكم إن كنتم صادقين [ البقرة : ۱۱۱ ]
" Katakanlah, Tunjukkanlah bukti-bukti kebenaran mu jika kamu adalah orang-orang yang benar.” (Al-Baqarah : 111)

Sumber:

Buku "Hadaa'iq Dzatu Bahjah" yang di tulis oleh 'Aidh Abdullah Al-Qarni