Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pentingnya Do'a

Pentingnya Do'a

ALANGKAH indahnya jika kita senantiasa memperbanyak berdoa kepada Allah. Alangkah indahnya jika kelemahan kita menyambung dengan kekuatan-Nya, kefakiran kita dengan kekayaan-Nya, kelemahan kita dengan kekuasaan-Nya. Tak ada sesuatu pun yang menyamai kedudukan doa. Sebab doa adalah permohonan akan bantuan dari Dzat yang memilikinya, permintaan kebaikan dari tangan Pemiliknya.


Seorang hamba akan senantiasa berada dalam kebaikan sepanjang dia selalu berdoa kepada Tuhannya. Jika tercapai, maka itu adalah sesuai dengan kemauannya. Jika tidak, maka itu adalah sebuah bentuk ubudiyah ( ibadah ). Sedangkan pilihan itu adalah apa yang Allah pilih.


Karena sesungguhnya pilihan Allah adalah lebih baik daripada pilihan kita sendiri. Jika Dia memberi, maka itu adalah karunia, dan jika Dia tidak memberi maka itu pun adalah sebuah keutamaan. Tidak ada jalan lain kecuali kita harus senantiasa ridha dengan hukum-hukum Allah, baik manis ataupun getir, yang baik atau yang kita kira-jelek. Sebab, segala sesuatu terjadi dengan idzin-Nya.

Adalah musibah jika seorang hamba tertutup dari doa sehingga dia melupakannya dan melalaikannya dan menjadi sosok yang selalu gundah gulana. Sesungguhnya hajat yang telah membuatmu harus berada di pintu-pintu rububiyah adalah hajat yang penuh berkah. Maka teruslah berada di depan pintu-Nya dan teruslah mengetuk pintu-Nya. Teruslah berada di depan pintu itu. Tunggulah jawaban dari-Nya. Jangan menganggap bahwa jalan keluar masih jauh.


Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah Ketahuilah bahwa jangka waktu ujian itu sangatlah singkat. Maka sangat mustahil jika sesuatu itu tetap pada tempatnya.

Zaman akan terus berputar. Malam-malam sedang hamil tua dan dia akan melahirkan semua keanehannya. Sementara Allah telah menetapkan keputusan-Nya. Jika tali telah mengencang, maka sebentar lagi dia akan putus. Sesungguhnya bersama dengan kesulitan ada kemudahan Hari-hari terus berputar. Jika sesuatu telah sampai pada titik terkerasnya dia akan berubah menjadi sebaliknya.



Sumber:

Buku "Hadaa'iq Dzatu Bahjah" yang di tulis oleh 'Aidh Abdullah Al-Qarni