Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Materi Surat At-Takatsur

Materi Surat Al-Kautsar


1. MEMBACA SURAT AT-TAKATSUR

Surat At-Takatsur merupakan merupakan surah ke 102 dalam al-Qur'an. Surah At-Takatsur terdiri dari 8 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah karena diturunkan di kota Makkah. Surah ini disebut At-Takatsur yang artinya "bermegh-megahan". Surah At-Takatsur diturunkan setelah surah al- Kautsar.

Ayo, kita baca surah At-Takatsur berikut dengan sungguh-sungguh! Awali dengan membaca basmallah bersama:

Mari, amati cara gurumu melafalkan Surat At-Takatsur, Perhatikan gerak mulut dan panjang pendek ketika melafalkannya

Sebelum membaca surah At-Takatsur, cermati dahulu tulisan ayat pertama sampai dengan ayat terakhir.

Surat Al-Kautsar
Cermati dan tirukan pelafalan surah At-Takatsur di atas secara berulang-ulang sampai fasih dan lancar.

2. Mengartikan kosa-kata surat At-Takatsur:

LAFADH

ARTI

LAFADH

ARTI

أَلْهَاكُمُ

Melalaikan kalian

التَّكَاثُرُ

Bermegah-megahan

حَتَّى

sampai

زُرْتُمُ

Kamu masuk

الْمَقَابِرَ

kubur

كَلَّا

Sekali-kali tidak

سَوْفَ

akan

تَعْلَمُونَ

Kamu mengetahui

ثُمَّ

kemudian

لَوْ

jika

عِلْمَ

mengetahui

الْيَقِينِ

Dengan pasti

لَتَرَوُنَّ

Niscaya akan melihat

الْجَحِيمَ

Neraka jahim

عَيْنَ الْيَقِينِ

Mata kepala sendiri

 

 

لَتُسْأَلُنَّ

Kamu pasti akan ditanya

يَوْمَئِذٍ

Pada hari itu

عَنِ

Tentang/dari

النَّعِيمِ

kenikmatan



TERJEMAHAN:
  1. Bermegah-megahan telah melalaikan kalian
  2. Hingga kalian masuk kedalam kubur
  3. Jangan begitu, kelak kamu akan mengetahui
  4. Jangan begitu, kelak kamu akan mengetahui
  5. Jangan begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin
  6. Kami benar benar akan melihat neraka jahim
  7. Kemudian sungguh kamu benar benar akan melihatnya dengan keyakinan ( ? )
  8. Kemudian kamu pasti akan ditanya tentang kenikmatan
3. Memahami Kandungan Isi Surat At-Takatsur

Surah At-Takasur diturunkan berkenaan dengan kabilah ( suku ) di Madinah bernama Bani Haritsah dan Bani Harts. Mereka saling membanggakan harta dan golongan masing-masing hingga menjadikan mereka lupa dan lalai mengingat Allah swt. Bahkan, sepanjang hidupnya mereka bermegahan sampai mereka masuk ke dalam kubur ( meninggal dunia ).

Padahal sebenarnya Allah swt. telah memperingatkan dengan melarang perbuatan saling membanggakan diri berkali-kali. Akan tetapi mereka masih juga melakukannya. Padahal sebenarnya mereka tahu larangan tersebut. Pada Semua yang kita lakukan di dunia hari kiamat kelak manusia akan ini, kelak di akhirat akan dimintai dimintai pertanggungjawaban pertanggungjawabannya atas perkataan dan perbuatannya.

Peringatan tersebut sampai diulang-ulang oleh Allah swt. Hal tersebut menandakan bahwa perbuatan itu tidak baik dan nanti benar-benar akan diberi balasan. Pada hari kiamat mereka benar-benar akan melihat neraka Jahim yang menyala-nyala secara langsung dengan mata kepala sendiri karena mereka sudah memasukinya.

Setelah melihat neraka Jahim, satu persatu manusia akan ditanya oleh Allah swt. tentang yang dibangga-banggakannya saat hidup di dunia. Untuk apa hartamu ? Sudahkah kamu keluarkan zakat dan shadaqah ? Atau apakah justru kamu gunakan untuk hal hal yang dilarang Allah swt. ? Jika demikian, siksa neraka sebagai balasan. Islam tidak melarang kita cinta harta, tetapi jangan berlebih lebihan, karena semuanya akan ditanya tentang kenikmatan yang telah diberikan Allah swt. 

Hidup di dunia hanya sementara. Suatu saat kita akan meninggal dunia, tidak kembali ke dunia. Janganlah kita berlaku sombong dengan harta yang kita miliki. Setelah kamu memahami isi kandungan surah At-Takášur, pasti kamu bisa menjauhi sifat-sifat yang dilarang oleh Allah swt. yang terdapat dalam surah At-Takasur, serta mempunyai akhlak yang baik yang kamu terapkan dalam pergaulan sehari-hari.

4. Tafsir Surat At-Takatsur

Allah berfirman: Bermegah-megahan telah melalaikan kalian. Hingga kalian masuk kedalam kubur (1-2 ). Kecintaan kalian terhadap dunia dan kenikmatannya serta perhiasannya telah menyibukkan diri kalian hingga kalian melupakan akhirat dan lupa mempersiapkan untuk kehidupan akhirat, keadaan kalian yang seperti itu turut berlangsung hingga kematian datang menjemput kalian dan kalian masuk kedalam kubur untuk menjadi penghuni kubur.

Berkata Ibnu Abu Hatim, berkata kepada kami Zakaria bin Yahya Al Waqqar Al Mashri, berkata kepadaku Khalid bin Abdu Ad-Da'im dari ibnu Zaid bin Aslam dari Ayahnya, ia berkata, bersabda Rasulullah Shalallahu ' Alaihi Wa Salam: " Bermegah-megahan telah melalaikan kalian, yaitu untuk melakukan ketaatan, hingga kalian masuk kedalam kubur, yaitu hingga maut menjemput kalian”

Berkata Al Hasan Al Bashiri: أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ ( Bermegah-megahan telah melalaikan kalian ), maksudnya dalam hal harta dan anak, dan dalam shahih Al bukhari dijelaskan:

عن ابن شهاب قال أخبرني أنس بن مالك أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال لو أن لابن آدم واديا من ذهب أحب أن يكون له واديان ولن يملأ فاه إلا التراب ويتوب الله على من تاب وقال لنا أبو الوليد حدثنا حماد بن سلمة عن ثابت عن أنس عن أبي قال كنا ترى هذا من القرآن حتى نزلت الهام التكاثر

Dari Ibnu Syihab dari Tsabit dari Anas bin Malik , ia berkata, Rasulullah bersabda: seandainya anak adam mempunyai satu bukit emas maka dia akan suka agar bertambah menjadi dua gunung emas, dan tidak akan penuh mulutnya kecuali dengan tanah (meninggal), dan Allah menerima taubat orang yang bertaubat, dan berkata kepada kami Abu walid dari Anas dari ayahnya bahwa kami mengetahui ini dari Al Qur'an hingga diturunkan surat At-Takatsur”.

Berkata Imam Ahmad:

رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ يقول ابن آدم مالي مالي ومالك من مالك إلا ما أكلت فافنیت او لبست فأبليت أو تصدقت فأمضيت

Dari Mathraf yaitu Ibnu ' Abdullah bin Asy-Syakhir dari ayahnya, ia berkata bersabda Rasulullah Shalallahu ' Bermegan megahan kalian, berkata Anak Adam: hartaku.... hartaku... dan tidak ada harta yang engkau miliki kecuali apa yang engkau makan, atau apa yang engkau pakai dan telah lapuk dan apa yang engkau sedekahkan maka engkau telah mengekalkannya” (hadits ini diriwayatkan pula oleh Al-Tirmidzi dan An-Nasa'i)

Berkata Al Bukhari:

أنس بن مالك يقول قال رسول الله صلى الله عليه وسلم يتبع الميت ثلاثة فيجع اثنان ويبقى معه واحد يتبعه أهله وماله وعمله فيرجع أهله وماله ويقي عمله

Anas bin Malik berkata, bersabda Rasulullah Shalallahu ' Alaihi Wa Salam: " Jenazah seseorang akan diantar oleh tiga ( kekuburnya ), kemudian yang dua pulang dan tinggal bersamanya yang Satu: ia diantar oleh keluarganya, hartanya dan amal perbuatannya, maka pulanglah keluarganya dan hartanya dan menetap bersamanya amal perbuatannya, " (diriwayatkan pula oleh Muslim, At-Tirmidzi dan An-Nasa'i).

Berkata Imam Ahmad:

عن أنس أن النبي صلى الله عليه وسلم قال بهزم ابن آدم وتبقي منه اثنتان الحرص والأمل

Dari Anas bahwa Nabi Shalallahu Alaihi Wa Salam bersabda: " Anak Adam akan menjadi tua dan akan tetap bersamanya dua hal yaitu ketamakan dan angan-angan” (hadits ini dikeluarkan pula dalam shahihain).

Al Hafizh bin Asakir menyebutkan dalam biografi Al Ahnaf bin Qais dan namanya adalah Adh-Dhahhak bahwa ia melihat uang ditangan seorang pria, maka ia berkata, milik siapakah uang ini ? maka pria itu menjawab, milikku, maka Adh-Dhahhak berkata, hartamu itu akan menjadi milikmu jika engkau infakkan dalam sesuatu yang berpahala atau untuk bersyukur, kemudian Al Ahnaf membacakan Syair kepada seseorang:

Engkau adalah milik harta
Jika harta itu engkau pegang,
dan jika engkau infakkan dalam kebaikan,
maka harta itu adalah milikmu.


Berkata Ibnu Abu Hatim, dari Ibnu Baridah tentang firman Allah: أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ ( Bermegah-megahan telah melalaikan kalian ), ia berkata, Ayat ini diturunkan dengan dua suku diantara beberapa suku Anshar, yaitu antara Bani Haritsah dan Bani Al Harits yang saling bermegah-megahan dan saling membangga banggakan, berkata salah seorang dari satu diantara dua suku itu, adakah diantara kalian yang seperti Fulan bin Fulan dan Fulan, dan berkata pula yang lain seperti itu, mereka saling membanggakan pada orang hidup, kemudian mereka berkata mari kita pergi kekuburan lalu seseorang dari suatu kelompok berkata, Adakah diantara kalian yang seperti Fulan bin Fulan lalu menunjukkan jarinya pada suatu kuburan, kemudian yang

Berkata Qatadah tentang ayat ini, mereka berkata, kami lebih kaya dari pada Bani Fulan, dan kami lebih banyak dari bani fulan. Demi Allah mereka tetap melakukan hal seperti itu hingga mereka menjadi penghuni kubur seluruhnya.

Yang benar adalah tahwa maksud dari firmati-Nya حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ ( hingga kalian masuk kedalam kubur ) adalah kalian ditanam didalam kubur atau kalian dikubur, sebagaimana disebutkan dalam Shahihul Bukhari:

عن ابن عباس رضي الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه وسلم دخل على أغرایی يعوده فقال لا بأس عليك طهور إن شاء الله قال قال الأعرابي طهور بل هي حمي تفور على شيخ كبير تزيره القبور قال النبي صلى الله عليه وسلم فنعم إذا

Dari Ibnu Abbas Bahwa Rasulullah Shalallahu ' Alaihi Wa Salam datang menemui seseorang arab badui yang sedang sakit, maka beliau bersabda: " Tidak mengapa, suci jika Allah menghendaki, " pria itu berkata: " Engkau berkata suci ? melainkan dia adalah panas yang mendidih pada seorang yang lanjut usia yang akan Tuziruhu ( memasukkannya ) kedalam kubur, " beliau bersabda: " Maka benar.

Berkata Ibnu Abu Hatim, dari malmun bin Mahran, ia berkata, saat aku sedang duduk disisi "Umar bin Abdul Aziz, maka beliau membaca: أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ (Bermegah-megahan telah menjadikan kalian lalai. hingga kalian masuk kedalam kubur), maka ia berdiam sejenak kemudian ia berkata: "Wahai Maimun, aku tidak melihat kubur kecuali aku menziarahinya, dan tidak ada jalan bagi penziarah kecuali dia akan kembali ketempat singgahnya." Berkata Abu Muhammad: "Yaitu ia kembali ketempat singgahnya yaitu ke syurga atau ke neraka."

Dan firman-Nya: كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (Jangan begitu, kelak kamu akan mengetahui, Kemudian jangan begitu, kelak kamu akan mengetahui), berkata Al Hasan Al Bashri, ini adalah ancaman demi ancaman, dan berkata Adh-Dhahhak bahwa ancaman kedua ini ditujukan kepada orang-orang beriman.

Dan firman-Nya: كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ (jangan begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin). jika kalian mengetahui dengan sebenar-benarnya pengetahuan bahwa bermegah-megahan akan menjadikan kalian lalai dalam mencari kehidupan akhirat, hingga kalian masuk kedalam kubur, kemudian Allah berfirman: لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ

(Kamu benar-benar akan melihat neraka jahim, Kemudian sungguh kamu benar-benar akan melihatnya dengan keyakinan).

Inilah keterangan tentang yang dimaksud ancaman terdahulu, yaitu: (Jangan begitu, kelak kamu akan mengetahui. kemudian jangan begitu, kelak kamu akan mengetahui). Allah mengancam para penghuni neraka bahwa jika api neraka itu dinyalakan sekali saja hingga terdengar nyala api itu, maka seluruh Malaikat dan para Nabi akan tunduk kepada Allah karena kedahsyatan api neraka itu sebagaimana diriwayatkan dalam Atsar tentang hal itu.

Dan firman-Nya: ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ (Kemudian kamu pasti akan ditanya, pada hari itu tentang kenikmatan), pada hari itu kalian akan ditanyakan tentang kesyukuranmu terhadap apa yang telah Allah beri berupa kenikmatan kepada kalian yaitu keschatan, keamanan, rezeki dan lain-lain, apa yang telah kalian lakukan terhadap nikmat-nikmat itu bersyukurlah kalian dan beribadahlah kalian dengan nikmat yang telah diberikan itu.

Berkata Imam Ahmad: bahwa Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah Shalallahu "Alaihi Wa Salam bersama Abu Bakkar dan 'Umar makan buah kurma dan minum air, maka Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Salam bersabda: "Ini adalah bagian diantara nikmat yang kalian semua akan ditanya tentangnya.” (hadits ini diriwayatkan pula oleh An-Nasa'i)

Berkata Imam Ahmad: dari Muadz bin Abdullah bin khubaib, dari Ayahnya dari pamannya, ia berkata, Kami sedang berada disuatu Majlis, lalu datang Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Salam kepada kami dan dikepalanya terdapat sisa air, maka kami berkata: "Wahai Rasulullah, kami melihatmu pribadi yang baik," beliau bersabda: "Ya, "kemudian para sahabat melanjutkan pembicaraan tentang kekayaan, maka bersabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Salam: "Tidak mengapa dengan kekayaan bagi yang bertaqwa kepada Allah, dan kesehatan bagi orang yang bertaqwa kepada Allah, adalah lebih baik dari pada kekayaan, dan pribadi yang baik adalah bagian dari pada kenikmatan, " (hadits ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Majah)

Berkata At-Tirmidzi dari 'Abdullah Abdurrahman bin Azram Al 'Asyari, ia berkata, Aku mendengar Abu Hurairah RA berkata, bersabda Rasululllah Shalallahu "Alaihi Wa Salam: "Sesungguhnya yang dipertanyakan kepada seorang hamba pertama kali (yaitu di hari kiamat) tentang kenikmatannya, yaitu dikatakan kepadanya, bukankah kami telah memberimu kesehatanmu pada badanmu dan bukankah kami telah memberi kamu minum dengan air dingin ?, " (hadits ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Hibban dalam Kitab shahihnya)

Kesimpulan:

Allah Swt sangat mencela penilaku yang bermegah-megahan dan membangga-banggakan status sosial. Allah Swt menjelaskan bahwa kelak, di akhirat nanti Allah Swt akan menyediakan tempat bagi mereka yaitu neraka jahim dan mereka benar-benar kekal di dalamnya. Di akhir surah Allah Swt menegaskan bahwa pada hari kiamat nanti manusia akan diminta pertanggung jawaban tentang kenikmatan yang dimegah-megahkan ketika di dunia itu. Sebagai kesimpulannya dari surah at-Takāsur adalah :
  1. Surah at-Takāsur mengungkap tentang perilaku orang yang membanggakan kemewahan dunia dan bermegah-megahan sehingga melalaikan kehidupan akhirat.
  2. Orang yang berperilaku bermegah-megahan menganggap bahwa ia akan memperoleh kenikmatan yang abadi, padahal kehidupan dunia adalah bersifat sementara, dan kelak mereka pasti akan diminta pertanggung jawaban tentang harta yang dimiliki serta yang mereka bangga-banggakan di dunia.
  3. Surah at-Takāsur menjelaskan tentang ancaman siksa yaitu berupa neraka, tempat bagi orang-orang yang suka bermegah-megahan dan membanggakan harta sehingga melalaikan tujuan kehdupan hakiki kelak akan berada di neraka Jahim.
  4. Hikmah akibat dari perbuatan tercela yang diungkapkan dalam surah tersebut, Dalam penerapannya kita harus mampu menghindari prilaku tercela tersebut, antara lain dengan cara-cara Tidak membangga-banggakan harta yang e dimiliki, Memilih pola hidup sederhana tapi bermartabat, Tidak menjadikan harta kekayaaan sebagai tujuan hidup, Harta kekayaan yang dimiliki tidak menjadikan lalai dalam mengingat Allah, Bersikap selektif dalam mencari harta dengan tidak menghalalkan segala cara dan mencari harta yang halal dan baik adalah bersifat wajib serta menganggap bahwa harta kekayaan yang dimiliki adalah amanah yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah.