Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Manfaatkan Waktu Kosong ..!!!

Manfaatkan Waktu Kosong ..!!!

DARI kekosongan ( pengangguran ) lahir kekanak-kanakan. Darinya muncul lompatan-lompatan, dan darinya timbul bahaya. Kekosongan adalah taman angan-angan, tipuan kewas-wasan, dan gudang kegundahan. Kekosongan adalah padang gersang kebingungan. Di dalamnya akan tersesat, pandangan menjadi buta, kebenaran menjadi sirna. Di dalamnya rasa takut berlari kencang dengan pasukan-pasukan khayal. Yang menerima malam sangkaan dengan pasukan-pasukan musibah. Kekosongan adakah waktu yang tepat untuk mengguncang pikiran dari berbuat serius, dan jauhnya pemahaman dari kebenaran.

Dia adalah tempat reruntuhan buat setan, ladang bagi hawa nafsu dan maksiat. Dia adalah nikmat yang jarang sekali disyukuri, dan karunia yang sering dikufuri. Dalam kekosongan menyelinap kecemasan, dan penyimpangan masuk ke dalam otak. Betapa banyak orang berpikir di dalamnya dan menetapkan sesuatu. Maka celakalah dia ! Bagaimana dia menetapkan Dalam kekosongan itu sesuatu dibesar-besarkan gambaran di bengkakkan, peristiwa dibesar-besarkan. Sebab asal tabiat manusia adalah cenderung pada rasa takut, khawatir, dan gundah gulana.

Bersama dengan kekosongan rumput-rumpat itu tumbuh subur, dan angin semakin bertiup kencang Orang orang Cina menganggap bahwa kekosongan itu sebagai rumah orang-orang gila Sementara itu Admiral Byrd menyebutkan dalam bukunya yang berjudul Alone bahwa kekosongan itu adalah pekat laksana malam gulita Sementara itu manusia paling sempurna, Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, menyebutkan :

" Dua nikmat banyak manusia terlena di dalamnya : kesehatan dan kekosongan. " (HR. Al-Bukhari: 6412 dan Ahmad : 3197)

Sebab ada di antara manusia yang sakit dan kosong, yang sehat dan sibuk, sakit dan sibuk Semua memiliki alasan dan udzurnya. Namun apa alasan orang yang sehat namun kosong dalam menyia-nyiakan waktu, menyia-nyiakan jam-jam, hilangnya detik-detik, Umar menyebutkan bahwa kekosongan itu adalah kelalaian Seorang penyair berkata:

"Sesungguhnya masa muda, kekosongan dan ketergesa-gesaan
Merusak manusia dengan kerusakan separah parahnya."


Orang yang berada dalam keadaan kosong, laksana seseorang yang berada dalam tidurnya yang membangun rumah, membangun istana. Ketika bangun dia dapatkan pekerjaannya sia-sia. Orang yang kosong, laksana orang yang menimbang air laut, sebab air laut seharusnya tidak ditimbang dan mengetahui kadarnya adalah sebuah pekerjaan yang mustahil dan menyibukkan diri dengannya merupakan sesuatu yang sia sia. Kekosongan itu hanya akan mendorong pada guncangan jiwa dan kekotorannya.

Dia hanya akan menyeret pada kesedihan dan kegundahan, dimana nafsu menari di atas senar-senar angan. Hati menjadi gonjang ganjing di atas kemungkinan terjadinya cerita-cerita bohong. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

" Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan keras ditujukan kepada mereka. " ( Al-Munafiqun : 4 )

Kekosongan itu adalah penyakit kronis Dokternya adalah aktivitas, solusinya adalah keseriusan dan ketekunan. Jika tidak, maka dia akan menghancurkan dan membunuh. Dalam kekosongan kewajiban-kewajiban tertelantarkan, fardhu fardhu disepelekan, masalah-masalah penting dikesempingkan. Masalah masalah kecil dibesar-besarkan Kehidupan disembelih.

Setiap orang yang bangkrut pasarnya adalah kekosongan, dagangannya adalah saufa " ( nanti akan ). Modalnya adalah angan-angan Setan menyeretnya ke tepian kekosongan, dari kelalaian dan tipuan-tipuan hingga pada main-main dan senda gurau tak karuan. Sehingga dia menjadi nikmat bersama orang orang bodoh yang sesat. Dia tidak lagi bergabung dengan pasukan-pasukan, tidak lagi ada orang kota menjual sesuatu pada orang desa.

Dalam kekosongan desus-desus menyala, isu-isu kotor terlontar, gempa-gempa dan ledakan janji kosong mencuat. Muncul pikiran-pikiran melenceng, kata-kata berlumur dosa. Orang yang kosong tidak mengantongi kebaikan Dia berada pada nomor catatan pinggir, dia menulis di atas air, dia adalah fatamargona di oase. Sebab dia kehilangan makna kehidupan, nilai zaman dan waktu serta keagungan umur. Dunia ini terus berputar, matahari terus berputar di porosnya. 

Bulan terus berputar di rotasinya. Subuh selalu bemafas dan menyingsing. Malam terus meninggalkan gelapnya. Namun orang-orang yang kosong berdiri terpaku menanti yang tak pasti, jumud tidak bergerak, berdiri termangu sebab dia memaku dirinya di atas bumi.



Sumber:

Buku "Hadaa'iq Dzatu Bahjah" yang di tulis oleh 'Aidh Abdullah Al-Qarni