Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Fokus Perhatian dan Gigih Dalam Berjuang

Fokus Perhatian dan Gigih Dalam Berjuang

DALAM sebuah atsar disebutkan, "Barangsiapa yang memasuki pagi dan menjadikan dunia sebagai fokus perhatiannya, maka Allah akan memecah kumpulannya, dan Dia akan jadikan kefakiran di depan matanya dan dunia tidak akan datang padanya kecuali apa yang telah dituliskan atasnya. Dan barangsiapa yang memasuki waktu pagi dan menjadikan akhirat sebagai fokus perhatiannya, maka Allah akan menghimpun kumpulannya, dan Allah akan menjadikan kekayaannya di dalam hati dan dunia akan datang padanya dengan tunduk patuh mendatanginya." (HR. At-Tirmidzi: 2465).

Yang kita garis bawahi di sini adalah masalah fokus perhatian, yakni perhatian kita terhadap sesuatu, menyibukkan diri dengannya, senantiasa mengharapkannya dan hidup bersamanya. Dalam memusatkan perhatian, hendaknya hati anda diarahkan kepada apa yang anda cintai, jiwa anda senantiasa dikonsentrasikan dengan masalah yang anda hadapi, serta anda jadikan target yang dituju sebagai bahan pemikiran... bahan renungan... bahan kepedulian... dan selalu berinteraksi dengannya. Anda melakukannya dengan sepenuh hati sehingga masalah itu benar benar menyita hati anda, menyita perasaan anda mengusik jiwa anda. Sehingga anda seolah-olah tersihir dengannya, dan senantiasa asyik masyuk bersamanya.

Jika anda merasa kagum, maka kagumilah sikap para ahli hadits terdahulu, Bagaimama mereka menarik perhatian yang demikian berat untuk menuntut hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wa sallam, menghafalnya, mempelajarinya, baik dari riwayat atau dirayat hingga umur dan harta mereka habis untuk itu dan mereka mendapat cobaan berat didalamnya karena hadits, mereka menghirup " gelas penyakit ". Seorang di antara mereka mengembara ke berbagai negeri yang satu lagi menunggang keledai yang satu lagi melintasi lembah Satunya lagi dengan pakaian sobek di sana sini, kaki telanjang, perut lapar dengan hati terbakar, bibir kering.

Fokus semangatnya adalah untuk mendengar kalimat "haddatsanaa" dan "akhbaranaa" Sampai sampai ada salah seorang di antara mereka yang mendengar kalimat "haddatsanaa saat dia berada di kasur kematiannya, dia berkata," Dudukkanlah aku ! "Maka yang hadirpun mendudukkannya. Maka dikatakan padanya," Apakah dalam kondisi sakit seperti ini kau masih minta didudukkan hanya untuk mendengarkan" haddatsana ? Maka dia berkata sambil mengutip perkataan seorang penyair:

"Mereka memberika minum dan berkata
Jangan bernyanyi-nyanyi
Andai mereka memberi minum gunung Sulaima
Sebagaimana aku pastilah dia bernyanyi."

Seorang ahli hadits lainnya membaca buku hadits dan tenggelam di dalamnya dengan otak dan pikirannya, sehingga tak ingat lagi keluarganya, padahal dia sedang duduk bersama mereka. Hatinya sedang keliling dunia dan hatinya sedang pindah dari satu tempat ke tempat lainnya

"Kami pergi sementara rombongan tidur pulas,
dan malam telah gelap gulita
Namun aku tak bisa tidur
karena mengingatmu wahai puncak cita”

Sesungguhnya dalam hati mereka ada hasrat yang membera ada Mwinginan yang menggedor gedor, ada minat yang membakar bakat Sebab mereka merasakan nikmatnya hadits dan karena mereka menyeranginya besar penuh berkah yang kita nikmati saat ini, hingga ke tulang sumsum. Oleh sebab itulah mereka menghasilkan karya besar penuh berkah yang kita nikmati saat ini.

Sesungguhnya perhatian penuh pada sesuatu merupakan jalan kesuksesan dan jalan keunggulan Jalan untuk menggapai tujuan dan keinginan. Memusatkan perhatian terhadap sesuatu, akan membawa kepada pemahaman tentang substansinya, baik berupa ilmu, amal, pekerjaan, produksi, sastera ataupun seni.

Karenanya, barangsiapa yang ingin menonjol pada sebuah arena tertentu dan ingin muncul pada sebuah medan tertentu, maka tidak ada pilihan lain baginya kecuali dia harus memilih jalannya memilih sesuatu yang sesuai dengan bakat hidupnya, dengan potensi dirinya, dengan kapabilitasnya. Barulah setelah itu hendaknya dia memfokuskan dirinya untuk menempuh jalan itu. Bahkan semua hidupnya diabdikan kepadanya Dia terus menerus harus bekerja dengan serius, dia berproduksi hingga dia mencapai apa yang diinginkan.

Sesungguhnya orang-orang yang gagal dalam ilmu adalah mereka yang tidak tahu tentang ilmu pengetahuan kecuali sebatas angan dan persangkaan mereka. Mereka tidak mendapatkan nikmatnya keyakinan, dan tidak dapat mencium wanginya pengetahuan. Mereka tidak mampu melihat panji-panji hakekat. Mereka tidak memiliki apa-apa selain lafazh tanpa makna, formalisme tanpa hakekat, bentuk tanpa substansi. Sebab mereka datang pada ilmu pengetahuan dengan sangat dingin, dengan lemah, dengan lambat dan bodoh. Sehingga ilmu pun tidak menoleh pada mereka, dan tidak memberikan apa pun pada mereka.

Sebab mereka memang bukan orang yang berhak untuk itu. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. firman Allah: "Wahai Yahya, ammbillah Al-Kitab Taurat) itu dengan sungguh-sungguh Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi dia masih kanak-kanak." (Maryam: 12).

Ini adalah kekuatan dorongan hati, keseriusan hati. Bara jiwa dengan kekuatan semisal ini tidak akan pernah melemah. Sebab mengambil dengan cara yang lemah akan menghasilkan buah yang layu, memberikan buah yang kering, dan hanya menghasilkan sedikit.

Firman Allah, "Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al Kitab (Taurat)." (Al-A'raf: 170). Berpegung teguh itu bermakna penuh perhatian, fokus, penuh semangat dan energi. Mereka berpegang teguh dengan Al-Kitab yang diturunkan yang di dalamnya berisi keterangan dan penjelasan. Mereka memperhatikan dengan seluruh hatinya, dengan segenap pikirannya, dengan segenap aktivitasnya, ucapannya, daya upayanya dan segenap waktunya. Tak ada harganya, orang-orang yang mengurusi masalah-masalah sepele dalam kehidupan ini. Juga tidak ada bobot, orang-orang yang dingin. Sebab tempat mereka selalu di barisan paling belakang. Habitat mereka adalah di tanah rendah dan mereka rela untuk berada bersama dengan orang-orang tertinggal.

Sesungguhnya orang-orang munafik, musuh-musuh Allah, mereka melakukan shalat. Namun kala mereka bangun untuk shalat mereka bangun dengan malas-malasan, dengan lemas tiada semangat, dengan dingin dan tanpa gairah Sesungguhnya pekerjaan orang-orang yang serius senantiasa hangat. Sebab bahan bakar semangat ada di sana, di dalam hati, dan tekadnya berada dalam ruh Sesungguhnya seseorang yang datang pada Kitab Allah Yang Agung untuk menghafalnya, mentadabburinya, dan mengambil faedah dirinya kemudian dia tidak menaruh perhatian, tidak menaruh hormat, tidak mengorbankan waktunya, tidak pula pikirannya, dia hanya mendapatkan apa yang dia inginkan saja, tak lebih dan tidak kurang.

Sedangkan orang yang datang pada Al-Qur'an dengan penuh kerinduan, dengan penuh bara cinta, dengan semangat menyala, dan hati yang membara, dengan semangat berkobar, dan keinginan yang menggelombang gelombang, maka janganlah anda bertanya seberapa banyak yang dia dapatkan dan seberapa besar yang dia hasilkan. Sebab dia jujur dalam tujuannya, dia ikhlas dalam menyembutnya, dia serius dalam upayanya. Ingatlah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,


فعلم ما في قلوبهم قانزل آلشكينة عليهم وأثبهم فتحا قريبا ( الفتح: ۱۸

"Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberikan balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)" (AL-Fath: 18)

Kebaikan dunia dan akhirat tidak akan dicapai kecuali melalui kesabaran dan jihad, dengan pengorbanan dan sedikit tidur, dengan kerja keras dan komitmen, meninggalkan kesenangan kesenangan meninggal kan syahwat serta selalu melakukan pengabdian.

"Kau lihat ketenangan besar namun kau tidak melihatnya
Dicapai kecuali melalui jembatan yang melelahkan."

Dengan demikian shadaqah dengan menidurkan pelupuk mata, menghadiahkan kantuk pada gelap malam adalah gampang bagi siapa saja yang mampu berbicara dengan maqam tertinggi dan dia memanjat pada derajat tertinggi

"Dia diperbudak bau parfum
andai kata pencintanya berkata
Berikan padaku kujaminkan kantuk
kedua matamu pasti dia tak tidur."

Di antara sifat orang-orang yang gigih adalah senantiasa memperhatikan maksud dan tujuan mereka yang mulia, tidak tidur dalam usaha mereka untuk mencapai cita-citanya yang mulia, baik berupa perbaikan diri, mengumpulkan ilmu yang bermanfaat, atau menghasilkan pekerjaan yang kontributif.

Sesungguhnya matinya karakter akan memunculkan sikap pasif dari pemiliknya. Sering menguap, senang mencapai cara-cara selamat tanpa tantangan, senang pada nikmatnya hidup, pada cita rasa keabadian Namun pada saat akal seseorang berada dalam kondisi sadar, dan nuraninya sedang jernih, ia akan tahu kadar kerugiannya, dan sejauh mana dia telah melakukan pemborosan.

Alangkah cepatnya zaman bergulir, alangkah dekatnya sesuatu yang akan datang dan alangkah banyaknya angan-angan Barangsiapa yang mengetahui bahwa perkataannya Subhanallah wa Bihamdihi saat dia berada di kebun korma di dalam surga, maka alangkah besar ketertipuannya jika dia lalai untuk bertasbih.

Barangsiapa yang yakin bahwa akan dikatakan kepada orang yang hafal Al-Qur'an, "Bacalah, dan naiklah, secara tartilkan, karena sesungguhnya akhir dari kedudukanmu itu adalah pada akhir ayat yang kau baca," (Hadits riwayat Ahmad: 6760, Abu Dawud: 1461. At-Tirmidzi: 2914. An-Nasa'i ) bagaimana mungkin mata bisa terpejam untuk itu, bagaimana kelopak mata bisa tertutup, padahal dia tidak hafal semua Al-Qur'an, dan tidak bisa menghadirkan semua bacaan. Marilah kita semua berlindung kepada Allah dari sikap orang-orang yang lalai dan tidak sadar.



Sumber:

Buku "Hadaa'iq Dzatu Bahjah" yang di tulis oleh 'Aidh Abdullah Al-Qarni