Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Yahya bin Mu'adz, Wali Sufi Yang Berbakti Kepada Ummat

Yahya bin Mu'adz, Wali Sufi Yang Berbakti Kepada Ummat

Para pembaca yang mulia, ada ungkapan yang akan disajikan kepada Anda berikut berasal dari Yahya bin Mu'adz Ar-Razi . Beliau adalah salah seorang di antara para ulama dan wali tersohor, yaitu mereka yang jernih hatinya, bahkan terlihat lebih Jermih daripada pagi hari yang cerah, lebih bercahaya daripada matahari yang bersinar, dan lebih terang daripada rembulan yang bercahaya. Jiwa mereka bersih, bahkan lebih bersih daripada air hujan dan lebih putih daripada salju. Mereka memiliki niat yang baik sehingga kebaikan niat mereka terbaca melalui tutur katanya yang menebarkan aroma keharuman cinta dan iman ke seantero jagat raya.

Ingatlah sesungguhnya kini lembah kedukaan
telah berubah tanahnya menjadi harum bak kesturi
dan pepohanannya menjadi kayu cendana
Itu tiada lain karena pada suatu petang
Hindun berjalan dan menebarkan butiran salju
yang menyejukkan semua pinggirannya.

Yahya bin Mu'adz adalah salah satu dari tanda-tanda kekuasaan Allah di bumi-Nya. Tutur katanya merefleksikan keagungan wahyu, cahaya hidayah kenabian, dan keharuman ilham.

Yahya bin Mu'adz memang tidak mempunyai karya yang jilidnya tebal-tebal, tulisan-tulisan dari beraneka ragam cabang ilmu, dan tidak pula karya-karya tulis yang terkenal. Akan tetapl. kalimat-kalimat yang disebarkannya di kalangan manusia menghiasi kitab-kitab dan mempertebal berbagal karya tulis mereka. Perihalnya bagaikan butiran-butiran mutiara yang menghlasi lembaran-lembaran para penulis, la bagaikan butiran- butiran intan yang menerangi bagian-bagian depan berbagai karya tulis dan sesungguhnya banyak para imam terkemuka memetik dart kata-katanya.

Sesungguhnya Imam Yahya bin Mu'adz telah menarik perhatianku dan menggugah rasa kagumku. Kata-katanya bersemayam dalam hatiku dan menembus lubuknya yang paling dalam. Kata-katanya yang terucap dari Yahya bin Muadz membuat akal kagum. di samping dari itu juga menggugah Jiwa, dan memikat hati. Yahya bin Mu'adz mempunyai ungkapan-ungkapan indah yang menakjubkan dan kalimat-kalimat yang tajam, menarik, lagi menyenangkan.

Jika Anda mendengarkan sebagiannya, niscaya Anda akan dipenuhi oleh rasa kagum dan bergetar, lalu bersujud kepada Tuhan Yang Maha Pencipta dengan rasa malu dan penuh etika sopan santun. "Barang siapa yang merasa malu kepada Allah Sang Maha Tahu dalam berbuat ketaatan kepada-Nya, maka Allah akan merasa malu kepada hambanyanya saat ia berbuat dosa dan kesalahan. "

Malam itu panjang, maka janganlah engkau memendekkannya dengan ridurmu. Siang itu bersih dan penuh dengan cahaya, maka janganlah engkau mencemarinya dengan dosa-yang engkau lakukan”

Anda dengar sebagian kata-kata mutiaranya, langsung air mata Anda pun akan mengalir tercurah; hati Anda bergetar: dan bulu kuduk Anda berdiri; serta jiwa Anda akan menyesali kealfaan yang telah dilakukan.

"Hai orang yang sangat bodoh lagi sangat lalai, seandainya engkau mendengar jeritan suara qalam saat bergerak di Lauh Mahfuzh menulis taqdirmu, niscaya kamu akan mati kaget."

"Barang siapa yang berkhianat terhadap Allah dengan diam-diam, Dia akan membuka rahasianya dengan terang-terangan”.

Yahya bin Mu'adz sebagai juru nasihat sama kedudukannya dengan Imam Syafi'i di kalangan ahli fiqih, sama dengan Ibnu Taimiyah di kalangan ulama, sama dengan Al-Mutanabbi di kalangan para penyair, sama dengan 'Abdul Qahir Al-Jurjani di kalangan ulama balaghah, sama dengan Sahban di kalangan ahli pidato, dan sama dengan Hatim di kalangan para dermawan.

Yahya bin Mu'adz bukanlah seorang pemabuk yang suka minum khamar. Beliau bukan pula orang yang suka mengganggu perempuan. Beliau tidak memiliki mata air yang mengalir. Beliau tidak mempunyai kitab-kitab yang dicetak Beliau juga tidak memilikt dipan-dipan yang tinggi, dan tidak pula Yahya bin Muadz memiliki gelas-gelas yang disediakan.

Dia tidak mempunyal permadani-permadani yang terhampar dan bantal-bantal yang bersusun. Majelisnya tidak dikelilingi olehp para pelayan dan tidak dikenal sebagal orang yang besar. Dia me- masrahkan kebaikannya kepada Yang Maha Memperhitungkan dan menyimpan kesenangannya di sisi Yang Maha Mengawast serta menyibukkan ptkiran dan hatinya dengan menyebut Kekasih.

Sesungguhnya Yahya adalah seorang yang berbakti kepada umatnya. Dia bukan seorang yang sombong lagi celaka. Allah telah menganugerahinya ilmu, ma'rifat, dan hikmah sejak kecilnya. Allah Juga telah memenuhl hatinya dengan rasa cinta, sayang, dan kesucian, dan dia adalah seorang yang bertaqwa. Sesungguhnya ketika dia merenungkan kalam Tuhan yang dikasihi dan wahyu Tuhan Yang Maha Mengawasi, tiba-tiba juru seru-Nya memanggilnya: "Hai Yahya, ambillah Kitab ini dengan kuat!" Yahya pun mengambil dan menggenggam Kitab Tuhannya dengan kekuatan yang luar biasa. Beliau kuat dalam menghafalnya, kuat dalam memahami makna yang terkandung di dalamnya, kuat dalam merenungkan dan mentadabburinya. Yahya bin Muadz juga sangat kuat dalam mengamalkan kandungannya. kuat dalam berhukum padanya serta kuat dalam mendakwahkan dan menyebarkan hidayah-Nya kepada manusia.

Sesungguhnya aku berambisi untuk menonjolkan apa yang mudah bagiku dari kata-kata seorang imam rabbanl lagi 'alim ruhani ini agar dapat dijadikan bekal oleh orang-orang yang bertaqwa, menyenangkan hati orang-orang yang mencintainya, dan menghibur kalbu orang-orang yang beriman sesudah Kitabullah dan petunjuk Nabi mereka. Demikianlah karena sesungguhnya sebaik-baik pembicaraan adalah Kalamullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad.

Semoga Allah memberikan ampunan kepada Imam Yahya, mengangkat kedudukannya, meninggikan derajatnya, dan membesarkan pahalanya. Semoga pula Allah menghimpunkan kita bersamanya di surga yang penuh dengan kenikmatan. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Memperkenankan. Sebagai penutup do'a kami adalah ucapan "Al-hamdu lillaahi robbil 'aalamiin"




Sumber:
Kutipan Dari Buku "Shiyathul Quluub" oleh Aidh bin Abdullah Al-Qarni