Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Penyakit Penyakit Gout (Gangguan Asam Urat)

Sejarah Penyakit Penyakit Gout  (Gangguan Asam Urat)

Akhir-akhir ini banyak orang mengeluh tentang rasa nyeri di per- sendian-persendian tulang disertai rasa linu-linu. Seorang ibu bercerita: "Jari-jari kaki saya terasa amat nyeri dan kaku, kata dokter saya kena asam urat", Sebenarnya dalam keadaan sehat, asam urat akan selalu ada dalam darah, hal itu adalah normal; namun apabila kadarnya terlalu tinggi maka lama-lama akan mengakibatkan rasa nyeri dan ngilu sebagaimana keluhan ibu tadi.

Kadar asam urat yang terlalu tinggi dapat membentuk kristal garam urat (natrium urat) di persendian yang menyebabkan rasa nyeri bila persendian itu bergerak. Natrium urat dapat pula mengendap di jaringan bawah kulit yang berupa benjolan keras dan disebut tofi. Apabila garam urat mengendap di jaringan ginjal akan mengakibatkan batu ginjal. Pada stadium lanjut dapat menyebabkan cacat pada kaki dan tangan.

Gangguan asam urat ini disebut penyakit gout. Prevalensi penyakit gout akhir-akhir ini makin meningkat dan ada kecenderungan terjadi pada usia yang semakin muda, yang masih termasuk dalam kelompok usia produktif. Apabila penyakit ini tidak di- tanggulangi secara tepat, dikhawatirkan akan berdampak pada penurunan produktivitas kerja. Oleh karena itu harus diusahakan penyembuhannya sedini mungkin. Cara penanggulangan yang paripurna adalah dengan terapi farmakologik yaitu dengan pemberian obat-obatan dan terapi nutrisi yaitu dengan pengaturan makanannya.

Sejarah Penyakit Gout (Gangguan Asam Urat)

Gangguan pada persendian ini telah dikenal sejak dahulu kala, sejak zaman Hipocrates dan disebut penyakit gout atau podagra atau pirai. Kata gout berasal dari bahasa Latin guttan atau guttae yang berarti "tetesan". Mereka mengira bahwa penyakit ini disebabkan oleh racun yang merembes ke persendian setetes demi setetes. Pada waktu itu penyakit gout dikenal sebagai "penyakit para raja dan rajanya penyakit-penyakit" (disease of kings and king of diseases). karena merupakan penyakit orang-orang kaya.

Pada abad 17, Sydenham, seorang penderita penyakit gout memaparkan secara jelas gejala penyakit gout dari mulai rasa nyeri di persendian, timbulnya tofi, batu ginjal sampai cacat yang menetap pada kaki dan tangan.

Pada abad 18, Wollaston mengungkapkan bahwa tofi dari penyakit gout itu terdiri atas asam urat yang membatu. Pada abad 19, Garrod menemukan bahwa penderita penyakit gout mempunyai kadar asam urat yang tinggi di dalam darahnya yang dia sebut "hiperurisemia" (hyperuricemia), (hiper = tinggi, uric acid = asam urat, emia = darah).

Kemudian diketahui pula bahwa penyakit gout itu merupa- kan kelainan metabolik me, bawaan sejak lahir (inbom error of metabolism). Tahun 1907, Emil Fischer menemukan rumus kimia "purin" dan bahwa penyakit gout disebabkan karena kelainan metabolisme purin.

Penyakit gout adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan metabolisme bawaan sejak lahir, yang berkenaan dengan kelainan metabolisme purin; ditandai dengan hiperurisemia dan artritis akut yaitu radang di persendian tulang disertai rasa nyeri yang hilang timbul secara berkala. bawaan pada Bila tidak diobati secara tuntas akan menimbulkan komplikasi berupa pembentukan tofi yaitu garam natrium urat yang mengendap dan berbentuk benjolan keras di bawah jaringan kulit, pembentukan batu ginjal dan peradangan kronis yang merusak sendi-sendi tulang sehingga menimbulkan cacat yang menetap di kaki dan tangan.

Sebagaimana dikatakan di atas, penyebab penyakit gout adalah karena kelainan metabolisme purin. Metabolisme purin menghasilkan asam urat sebagai produk akhir yang larut dalam serum darah. Apabila kadar asam urat dalam serum darah sangat tinggi, maka keadaan ini disebut hiperurisemia. Hiperurisemia inilah yang merupakan penyebab penyakit gout. Untuk lebih memahami bagaimana terjadinya penyakit gout, perlu diketahui tentang asal-usul purin, fungsi purin dalam tubuh, metabolisme- nya dan pembentukan asam urat.

Metabolisme Purin dan Nukleotida Purin

Purin adalah bagian dari senyawa nukleotida purin, yang berasal dari protein hewani tertentu. Terdapat dua jenis nukleotida yaitu nukleotida purin dan nukleotida pirimidin; namun dalam tulisan ini yang akan dibahas hanya nukleotida purin saja yang berhubungan dengan penyakit gout. Nukleotida purin adalah molekul di dalam sel yang mempunyai peranan dalam berbagai proses biokimiawi tubuh. Secara kimia, nukleo- tida purin terdiri atas komponen-komponen: ribosa + asam fosfat + purin.

Peranan nukleotida purin yang paling dikenal adalah sebagai pembentuk unit asam nukleat yaitu Asam Ribo NukleatUARN (ribo nucleic acid/ RNA) dan Asam Deoksiribo Nukleat/ADN (deoxyribo nucleic acid/ DNA). ARN dan ADN mempunyai peran yang sangat penting dalam pemeliharaan dan pemindahan informasi genetika yang membawa sifat-sifat orang tua kepada keturunannya (hasil penemuan Avery, Mac Leod dan Mc.Carty, 1944).

Nukleotida purin merupakan bagian dari nukleoprotein, sedangkan nukleoprotein terdapat dalam bahan makanan yang umumnya berasal dari protein hewani, dengan kadar yang berbeda-beda. Apabila manusia mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung nukleoprotein, maka dalam sistem pencermaannya nukleoprotein itu akan dicerna oleh enzim dan akan menghasilkan asam nukleat. Asam nukleat dipecah menjadi nukleotida, yang kemudian dihidrolisis menjadi nukleosida. Oleh enzim usus nukleosida dipecah lagi menjadi purin bebas.

Bila purin dioksidasi, akhimya akan menghasilkan asam urat. Jadi asam urat adalah hasil akhir dari metabolisme purin dari makanan. Kemudian asam urat dapat diserap oleh mukosa usus, masuk dalam serum darah dan dialirkan ke ginjal lalu diekskresi melalui urin.

Sebagian asam urat dalam usus disalurkan ke usus besar, ke rektum dan dikeluarkan melalui feses. Selain dari makanan, sebagian besar nukleotida purin dapat diproduksi sendiri oleh tubuh. Manusia dan mamalia lainnya mampu mensintesis nukleotida purin dalam tubuhnya melalui proses biosintesis. Biosintesis ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan asam nukleat ADN dan ARN.

Zat-zat gizi dan komponen yang digunakan dalam pembentukan nukleotida purin di dalam tubuh adalah: glutamin, glisin, format, aspartat dan HCO3. Biosintesis nukleotida purin dapat berlangsung antara lain melalui sintesa de novo. Pada sintesa de novo terjadi serentetan reaks kimiawi yang melibatkan zat-zat gizi tersebut di atas yang kemudian menghasilkan nukleotida purin. Nukleotida purin inilah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan asam nukleat ADN dan ARN, Sisa nukleotida purin akan mengalami degradasi, yang akhirnya membentuk asam urat.

Enzim yang berperan dalam pembentukan asam urat ini adala xantin oksidase yang bekerja dalam usus halus, hati dan ginjal. Enzim in penting sekali perannya karena tanpa bantuan enzim ini, asam urat badan akan terbentuk (Martin et. al, 1984).

Mekanisme perputaran (turn over) asam urat baik yang berasal dan makanan (exogen) maupun yang dibiosintesa dalam tubuh (endogen) dapat dilihat pada Bagan di bawah ini.
Sejarah Penyakit Penyakit Gout  (Gangguan Asam Urat)

Sumber: Perencanaan Menu Pada Gangguan Asam Urat (Diah Krisnatuti dkk). 2004




Sumber:

Buku Makanan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Ilmu Gizi oleh Dr. Hj. Tien Ch. Tirtawinata Sp.GK