Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pentingnya gizi bagi kehidupan

Pentingnya gizi bagi kehidupan



Di antara fungsi bahan makanan adalah untuk membentuk tubuh dan menghasilkan energi yang diperlukan untuk aktivitas sehari-hari. Allah Swt. telah menciptakan manusia dalam penampilan yang terbaik sebagaimana dijelaskan dalam surat At-Tin (95) ayat yang ke-4 termasuk perangkat organ-organ tubuhnya yang serba lengkap dan sempurna antara lain sistem saraf, sistem peredaran darah, pernafasan dan sistem pencernaannya.

Oleh sistem pencernaan, bahan makanan yang dikonsumsi akan dicena, baik secara mekanis maupun secara kimiawi, sehingga meng- hasilkan zat-zat aktif yang terkandung dalam bahan makanan itu, yang dapat menghasilkan tenaga dan membangun tubuh.

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan hasil dari berbagai penelitian, para ilmuwan menyebut zat aktif yang terkandung dalam bahan makanan itu zat gizi atau nutrien. Ilmu Gizi mengidentifikasi enam jenis zat gizi yaitu:
1. Air
2. Karbohidrat
3. Lemak
4. Protein
5. Vitamin
6. Mineral

Dari ke enam zat gizi itu, karbohidrat, lemak dan protein dibutuhkan dalam jumlah yang besar oleh tubuh dan disebut makronutrien. Oleh karena itu satuan berat yang digunakan adalah gram (g).

Sedangkan vitamin dan mineral disebut mikronutrien, karena diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil; dengan demikian maka satuan berat yang dipakai adalah miligram (mg), mikrogram (ug) dan SI (Satuan Internasional) atau IU (International Unit).

Secara garis besar, fungsi ke enam nutrien untuk keperluan tubuh adalah sebagai berikut:
  1. Nutrien yang berperan menghasilkan energi adalah karbohidrat, lemak dan protein. Energi ini diperlukan untuk aktivitas sehari-har, misalnya untuk berjalan, mandi, menulis, bekerja, olahraga dan aktivitas fisik lainnya. Untuk aktivitas internal tubuh sendiri diperlukan juga energi, yaitu untuk kerja organ-organ tubuh misalnya detak jantung, pernafasan, pencernaan, pengaliran darah dan pengaturan suhu badan. Oleh karena itu karbohidrat, lemak dan protein itu disebut sebagai Zat Tenaga.
  2. Adapun nutrien yang berfungsi membangun tubuh, yaitu yang mem- bentuk semua sel-sel jaringan baru untuk pertumbuhan serta meng- ganti jaringan yang sudah usang adalah terutama protein, vitamin, mineral dan air. Dalam hal ini maka protein, vitamin, mineral dan air disebut sebagai Zat Pembangun.
  3. Sebagai pengatur berbagai proses kimiawi dalam tubuh misalnya mengatur keseimbangan cairan, mengatur rangsangan pada sel-sel saraf, memperlancar kerja enzim dan hormon serta mengatur pem- bentukan tulang dan gigi adalah vitamin, mineral, protein dan air. Zat- zat gizi yang berperan dalam proses pengaturan ini disebut sebagai Zat Pengatur.
  4. Disamping ke 3 fungsi di atas, zat gizi berperan juga sebagai pem- bentuk zat kekebalan tubuh atau imunitas yang bertugas dalam mempertahankan tubuh terhadap serangan berbagai kuman penyakit. 
Apabila ke 4 fungsi nutrien itu dapat berlangsung dengan baik. maka akan menghasilkan kesehatan tubuh yang optimal. Di bawah ini terdapat bagan yang secara skema menggambarkan fungsi tiap-tiap nutrien.
Lihat Bagan berikut ini:
Pentingnya gizi bagi kehidupan

Bagan tentang: Pengelompokan Zat Gizi dan Fungsinya dalam Tubuh Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1979 (Modifikasi) 

Tiap bahan makanan mengandung beberapa jenis nutrien dalam jumlah tertentu, namun nutrien yang dikandungnya itu berbeda antara bahan makanan yang satu dengan yang lain. Contoh: beras mengandung karbohidrat banyak, protein sedikit dan vitamin B1 sedikit sekali. 

Ayam mengandung protein banyak, lemak sedikit dan mineral zat kapur sedikit sekali. Karena beras mengandung karbohidrat banyak, maka dia disebut kaya karbohidrat atau sumber karbohidrat, walaupun dia mengandung nutrien lainnya juga. 

Demikian juga halnya dengan ayam, dia disebut sebagai sumber protein atau kaya protein, padahal dia mengandung juga lemak dan mineral walaupun sedikit. 

Buah-buahan dan sayur-mayur disebut sebagai sumber vitamin dan mineral walaupun keduanya mengandung pula karbohidrat dan protein dalam jumlah sedikit. 



Sumber:

Buku Makanan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Ilmu Gizi oleh Dr. Hj. Tien Ch. Tirtawinata Sp.GK