Jadilah Pemuda Tangguh Pelopor Kebaikan...!!!
Mengapa mereka tidak memanfaatkan waktu liburnya untuk hal-hal yang berguna, seperti membaca buku, membaca Al-Qur'an, dan menambah ilmu pengetahuan?
Sebagian kalangan ilmuwan ada yang mengatakan bahwa barang siapa yang tidur selama delapan jam setiap dua puluh empat jamnya, berarti dia telah menghabiskan usianya yang enam puluh tahun untuk tidur selama dua puluh tahun.
Sisanya yang empat puluh tahun ia gunakan untuk main-main, hal-hal yang tidak berguna, melakukan kedurhakaan dan pelanggaran, dan menyibukkan diri dengan duniawi dan uang. Golongan yang mempelopori kebaikan Mereka adalah pemuda Islam, pembimbing tauhid, dan penyuluh ajaran Muhammad, dan mereka adalah orang-orang yang akan membawa fajar yang baru bagi agama Islam ini.
Sesungguhnya orang hebat itu adalah para pemuda yang mengetahui arti kehidupan. Mereka mengetahui bahwa kelak mereka akan berdiri di hadapan Tuhannya yang mengetahui semua yang ghaib untuk dimintai pertanggungjawaban. Mereka mengetahui bahwa usia enam puluh atau tujuh puluh tahun merupakan ladang bagi kehidupan akhirat mereka nanti. Mereka mengetahui bahwa dahulu ulama salaf yang shalih memanfaatkan waktu-waktu mereka untuk hal-hal yang diridhai oleh Allah .
Baca juga: Ulama Laksana Lilin
Dahulu Sa'id bin Musayyab tidur sebentar, lalu bangun dan berkata kepada dirinya sendiri: "Bagunlah, hai sarang segala keburukan! Dan juga Beliau mengatakan: "Demi Allah, kamu tidak boleh tidur lagi sampai fajar." Al-Aswad bin Yazid Seorang yang wara', Abid lagi zuhud. Beliau adalah seorang yang senantiasa puasa di siang hari. Sehingga orang-orang lain berkata kepada dirinya: "Berikanlah keringanan kepada dirimu wahai Al-Aswad bin Yazid dari puasa." Al-Aswad kemudian menjawab: Jika aku telah berada di dalam kubur, siapakah yang akan meng- gantikan puasaku; siapakah yang akan menggantikan shalatku; dan siapakah yang akan menggantikan bacaan Al-Qur'anku?"
Baca juga: Ulama Laksana Lilin
Dahulu Sa'id bin Musayyab tidur sebentar, lalu bangun dan berkata kepada dirinya sendiri: "Bagunlah, hai sarang segala keburukan! Dan juga Beliau mengatakan: "Demi Allah, kamu tidak boleh tidur lagi sampai fajar." Al-Aswad bin Yazid Seorang yang wara', Abid lagi zuhud. Beliau adalah seorang yang senantiasa puasa di siang hari. Sehingga orang-orang lain berkata kepada dirinya: "Berikanlah keringanan kepada dirimu wahai Al-Aswad bin Yazid dari puasa." Al-Aswad kemudian menjawab: Jika aku telah berada di dalam kubur, siapakah yang akan meng- gantikan puasaku; siapakah yang akan menggantikan shalatku; dan siapakah yang akan menggantikan bacaan Al-Qur'anku?"
Apakah kita pernah melihat mayit shalat dalam kuburnya? Apakah kita pernah melihat mayit puasa? Apakah kita pernah melihat mayit berdzikir kepada Allah?
- Tentu jawabannya adalah tidak pernah kita lihat. Karena keturunan bapak kita adalah para penghuni tempat tinggal yang selamanya diancam oleh perpisahan.
- Kita akan berpisah meninggalkan dunia yang dihimpunkan oleh dunia lalu mereka tidak berpisah. Kita tidak kekal dan mereka juga tidak kekal.
- Mereka tidak menjawab bila dipanggil seakan-akan mereka tidak mengetahui bahwa seruan itu ditujukan kepada mereka.
Baca juga: Pentingnya Ilmu
Akan tetapi para Pemuda yang tangguh dan mempelopori kebaikan, mereka senantiasa menjadikan Kitabullah sebagai pegangan. dan juga kitab Allah itu sebagai temannya, pelerai dukanya. Kitab Allah juga dijadikannya sebagai penghibur hatinya. Shalat lima waktu tidak pernah tertinggal olehnya dan mereka tidak pernah terlambat dari takbiratul ihram berjama'ahnya.
Mereka juga adalah para pemuda yang haus akan ilmu pengetahuan. mereka juga adalah para pemuda yang penuh dengan semangat yang menyala-nyala. Mereka mampu dalam memecahkan berbagai permasalahannya. Mereka juga gemar melakukan penelitian. Mereka selalu memanfaatkan waktunya untuk hal-hal yang berguna lagi tidak pernah terlambat dari menghadiri pengajian yang mengandung hidayah, kebaikan, dan ceramah- ceramah keilmuan dan keimanan.
Akan tetapi para Pemuda yang tangguh dan mempelopori kebaikan, mereka senantiasa menjadikan Kitabullah sebagai pegangan. dan juga kitab Allah itu sebagai temannya, pelerai dukanya. Kitab Allah juga dijadikannya sebagai penghibur hatinya. Shalat lima waktu tidak pernah tertinggal olehnya dan mereka tidak pernah terlambat dari takbiratul ihram berjama'ahnya.
Mereka juga adalah para pemuda yang haus akan ilmu pengetahuan. mereka juga adalah para pemuda yang penuh dengan semangat yang menyala-nyala. Mereka mampu dalam memecahkan berbagai permasalahannya. Mereka juga gemar melakukan penelitian. Mereka selalu memanfaatkan waktunya untuk hal-hal yang berguna lagi tidak pernah terlambat dari menghadiri pengajian yang mengandung hidayah, kebaikan, dan ceramah- ceramah keilmuan dan keimanan.
Pelajaran yang mereka pelajari adalah dakwah. Pertemuan mereka penuh dengan semangat yang menggugah. Mereka mampu membangkitkan semangat ummat. Gerakan dalam kehidupan mereka adalah ketaatan. Mereka adalah pelopor dalam meraih kebaikan. Sebagaimana Firman Allah surat Faathir (35) ayat yang ke-32.
Wahai pemuda-pemuda Islam, wahai orang-orang yang mempunyai keutamaan, wahai orang-orang yang mulia, tidakkah kalian ingin menjadi pioner kebaikan yang menggunakan malam harinya untuk ketaatan dan siang harinya untuk bertasbih dan mendekatkan diri kepada Allah, seperti Mush'ab bin 'Umair, Sa'd, dan Khalid, dan juga seperti Thariq dan Shalahuddin Al-Ayyubi? Mereka adalah orang-orang yang berkarakter seperti tertera dalam bait-bait syair berikut:
Mereka adalah ahli ibadah malam
Manakala malam menyelimuti
kegelapannya kepada mereka
berapa banyak ahli ibadah yang pipinya
dibasahi oleh air matanya
dan berubah menjadi singa hutan
bila seruan jihad memanggil
Mereka siap untuk mati merindukan
pahala yang didambakannya
Wahai Tuhan kami jadikanlah kami
termasuk golongan seperti mereka telah membangun masa kejayaan
yang kini telah kami pudarkan
Dalam kitab-kitab Hadits disebutkan sebuah Hadits dengan sanad yang shahih bahwa sejumlah pemuda datang menghadap Rasulullah , lalu beliau bertanya: "Apa yang kalian kehendaki?" Masing-masing dari para pemuda itu pun mengemukakan permintaannya. Permintaan yang berkaitan dengan masalah keduniawian dan penghidupan mereka yang layak.
Seseorang dari mereka meminta baju, lalu beliau memberinya; yang lain meminta uang, maka beliau memberinya; dan yang lainnya lagi meminta makanan, beliau pun memberinya.
Akan tetapi, yang seorang lagi dari mereka hanya diam, lalu berkata: "Wahai Rasulullah, aku ingin engkau bersedia bicara berdua denganku untuk suatu keperluan," maka beliau pun menyendin dengannya. Pemuda itu berkata: "Sesungguhnya aku tidak menginginkan kebendaan duniawi, tetapi aku ingin menjadi temanmu di surga." Rasulullah bertanya: "Apakah ada permintaan lainnya?" Pemuda itu menjawab: "Hanya itu yang saya minta. Rasulullah pun bersabda: "Maka bantulah aku untuk menolong dirimu dengan banyak sujud (shalat)." (HR. Muslim, Abu Dawud, dan Nasa'i)
Akan tetapi, yang seorang lagi dari mereka hanya diam, lalu berkata: "Wahai Rasulullah, aku ingin engkau bersedia bicara berdua denganku untuk suatu keperluan," maka beliau pun menyendin dengannya. Pemuda itu berkata: "Sesungguhnya aku tidak menginginkan kebendaan duniawi, tetapi aku ingin menjadi temanmu di surga." Rasulullah bertanya: "Apakah ada permintaan lainnya?" Pemuda itu menjawab: "Hanya itu yang saya minta. Rasulullah pun bersabda: "Maka bantulah aku untuk menolong dirimu dengan banyak sujud (shalat)." (HR. Muslim, Abu Dawud, dan Nasa'i)
Disebutkan juga dalam Hadits Tsauban bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah tentang amal yang dapat memasukkannya ke dalam surga atau amal yang paling disukai oleh Allah, maka Nabi bersabda kepadanya: "Kamu harus banyak sujud kepada Allah" (HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi, Nasa 'i, dan lain-lainnya)
Dengan cara ini mereka menggunakan waktunya. Adz-Dzahabi mengatakan bahwa telah diriwayatkan dari Imam Ahmad bahwa ia melakukan shalatnya selain yang fardhu dalam sehari semalam sebanyak tiga ratus raka'at. Ketika ia dipenjara dan dicambuk oleh penguasa dhalim. cambukan itu dirasakannya karena membela jalan Allah dan demi meninggikan kalimat-Nya. Beliau tidak lagi mampu shalat selain seratus lima puluh raka'at saja selain dari yang fardhunya.
Adz-Dzahabi adalah orang yang banyak shalatnya mulai dari Isya' sampai fajar adalah "Ali bin Husain Zainul 'Abidin. Disebutkan bahwa apabila malam terasa panjang baginya dan fajar mulai mendekat, in beranjak dan berwudhu', lalu mendatangi pembaringannya seraya berkata: "Alangkah indahnya kamu. Alangkah hangatnya kamu dan alangkah menyenangkannya kamu. Akan tetapi, di surga ada yang lebih baik, lebih menyenangkan, dan lebih hangat daripada kamu. Demi Allah, aku tidak akan tidur sampai pagi hari." Dia pun shalat sampai fajar.
Apabila fajar telah terbit, terlihatlah dari roman wajahnya seberkas cahaya seperti obor yang terang- und shalat Orang-orang bertanya kepada Al-Hasan Al-Bashri: "Mengapa orang-orang yang gemar shalat malam hari wajahnya terlihat seakan-akan ada cahaya?" Al-Hasan menjawab: "Karena mereka menyendiri dengan Allah, maka Allah memakaikan kepada mereka sebagian dari cahaya-Nya."
Ibnu Rajab mengatakan bahwa pada masa dulu selama hidupnya, Khalid bin Ma'dan selalu bertasbih setiap harinya. Tasbihnya itu berjumlah seratus ribu kali. Ketika ditanyakan kepada Khalid bin Ma'dan tentang amalannya itu mengapa dia melakukan seratus ribu kali tasbih, maka Khalid bin Ma'dan menjawab: "itu adalah Diat (kompensasi)ku sebanyak seratus ribu dirham yang tidak mampu aku tunaikan setiap hari, maka aku bertasbih untuk menebus menurut kadar diatku itu. Mudah- mudahan Allah memerdekakan diriku dari neraka."
Sesungguhnya para raja itu
apabila budak-budaknya
telah berusia tua dalam perbudakannya
maka para raja itu memerdekakan mereka
sebagai imbalan jasa kesetiaan mereka
dan Engkau, wahai Penciptaku,
lebih mulia daripada ini
Sesungguhnya aku telah tua
dalam penghambaan diri
Oleh karena itu,
bebaskanlah aku dari neraka
Wahai para pemuda Islam, wahai generasi penerus Nabi Muhammad, wahai para penjaga negeri Islam, wahai orang-orang yang telah menghancurkan bapak moyang mereka pendiri negara berhala, kalian dicalonkan untuk kembali ke jalan Allah; kalian dicalonkan untuk memimpin manusia; dan kalian dicalonkan menjadi pemimpin-pemimpin manusia.
Tiada yang memimpin manusia, kecuali kalian. Tiada vang memberi hidayah dan petunjuk kepada kebaikan, kecuali kalian. Tiada orang yang mengarahkan mereka kepada agama Islam, kecuali kalian.
Ya Allah, kembalikan kami kepada Engkau dengan pengembalian yang baik; hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami; dan perbaikilah hati kami. Keluarkanlah kami dari kegelapan menuju cahaya yang terang dan jadikanlah kami termasuk orang- orang yang menuntun manusia ke surga yang luasnya seluas bumi dan langit. Semoga Allah melimpahkan shalawat-Nya kepada junjungan kami Nabi Muhammad, dan di penghujung do'a kami ucapkan
Ya Allah, kembalikan kami kepada Engkau dengan pengembalian yang baik; hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami; dan perbaikilah hati kami. Keluarkanlah kami dari kegelapan menuju cahaya yang terang dan jadikanlah kami termasuk orang- orang yang menuntun manusia ke surga yang luasnya seluas bumi dan langit. Semoga Allah melimpahkan shalawat-Nya kepada junjungan kami Nabi Muhammad, dan di penghujung do'a kami ucapkan
al-hamdu lillaahi robbil 'alaamiin.
Sumber:
Di ambil Dari Buku "Shiyathul Quluub" yang ditulis oleh Aidh bin Abdullah Al-Qarni