Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Gejala Asam Urat dan Faktor yang Mempengaruhinya

Gejala Asam Urat dan Faktor yang Mempengaruhinya

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa, asam urat merupakan hasil akhir dari katabolisme purin, baik yang berasal dari makanan maupun yang berasal dari biosintesis dalam tubuh. Asam urat dalam serum darah terdapat dalam bentuk natrium urat (Na urat), sedangkan dalam saluran urin terdapat dalam bentuk asam urat.

Dalam lingkungan fisiologis dengan pH 5,7 kadar asam urat sama besamya dengan kadar Na urat. Dalam lingkungan asam (pH < 5,7), kadar asam "urat lebih tinggi dari pada Na urat, sedangkan dalam lingkungan lindi atau alkalis (pH > 5,7), kadar Na urat yang lebih tinggi.

Pada orang sehat, pool asam urat yaitu jumlah asam urat dalam seluruh tubuh diperkirakan sekitar 1000 mg dengan kecepatan per- putaran (turn over) 600mg/hari. Pool asam urat dalam tubuh dapat dilihat dari kadar Na urat dalam serum.

Daya larut Na urat dalam serum pada suhu 37° C (suhu badan) adalah 7 mg/dl (DW Martin, 1979). Apabila kadar Na urat serum melampaui daya larutnya, maka larutan Na urat serum menjadi sangat jenuh sehingga akan mengendap menjadi kristal Na urat. Atas dasar daya larut inilah maka diambil keputusan bahwa kadar Na urat serum yang aman adalah di bawah 7 mg/ dl. Berdasarkan standar laboratorium klinik, kadar asam urat normal untuk wanita adalah antara 2,4 - 5,7 mg/dl, sedangkan untuk pria berkisar antara 3,4 -8 mg/di. Bila kadar asam urat serum melebihi angka standar tersebut di atas maka disebut hiperurisemia. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kadar asam urat dalam serum antara lain adalah :
  • Kelainan bawaan berkenaan dengan metabolisme purin (inborn error of purine metabolism) Kurang lebih 20 - 30% penderita penyakit gout terjadi karena kelainan metabolisme purin sehingga menyebabkan kadar asam urat dalam serum yang meninggi.
  • Penyakit-penyakit tertentu mengakibatkan hiperurisemia misalnya tumor ganas.
  • Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung nukleoprotein yang tinggi misalnya protein asal hewani seperti jeroan, hati, limpa, jantung, otak, kerang, bebek, angsa dan burung.
  • Mengkonsumsi gula sederhana yaitu gula, permen dan makanan yang manis-manis mempunyai kecenderungan untuk meningkatkan kadar asam urat serum.
Adapun faktor-faktor yang menghambat ekskresi asam urat dan berakibat meningkatkan asam urat dalam serum adalah:
  • Gangguan pada ginjal misalnya batu ginjal, radang ginjal.
  • Pengaruh obat-obatan: analgetika, diuretika, thiazid.
  • Konsumsi lemak dan minyak yang berlebihan misalnya makanan gorengan, santan, margarin dan mentega. Demikian juga buah yang mengandung tinggi lemak seperti durian dan alpukat.
  • Konsumsi alkohol
Faktor-faktor yang meninggikan ekskresi asam urat sehingga menurun- kan kadar asam urat dalam serum adalah:
  • Cairan; dianjurkan untuk banyak minum, kurang lebih 2.5 liter atau 10 gelas per hari. Cairan membantu pengeluaran asam urat melalui urin, sehingga menurunkan kadar asam urat serum.
  • Konsumsi buah dan sayur-mayur yang banyak mengandung cairan seperti jambu air, blewah, semangka, nanas, belimbing dan sebagal- nya. Umumnya bahan makanan nabati sedikit sekali atau bahkan tidak mengandung purin. Ada bahan makanan nabati yang mengan- kafein dan kakao dengan theobromin. Namun ketiga derivat punin in dimetabolisme menjadi metil urat - bukan asam urat - sehingga tidak meningkatkan kadar asam urat serum. Oleh karena itu teh, kopi dan cokelat aman bagi penderita penyakit gout.
  • Konsumsi karbohidrat komplex yaitu nasi, roti, mie, talas, singkong. ubi, sagu dapat merangsang pengeluaran asam urat.
Gejala Penyakit Gout

Perjalanan penyakit gout atau penyakit pirai sangat lamban, dapat terjadi bertahun-tahun tanpa gejala dan tanpa keluhan. Berdasarkan ada tidaknya gejala itu, penyakit ini dibagi menjadi beberapa stadium. Pada stadium awal, penyakit gout tidak menampakkan gejala dari luar dan penderitanya pun tidak mempunyai keluhan apa-apa.

Biasanya baru diketahui diagnosanya setelah pemeriksaan darah di laboratorium klinik yang melaporkan adanya hiperurisemia dengan kadar asam urat >7 mg/dl. Stadium ini disebut hiperurisemia asimptomatik yang berarti hiperurisemia tanpa gejala. Bila tidak dilakukan pencegahan dan tidak diobati secara tuntas, maka penyakitnya akan berlanjut terus. Stadium berikutnya dimulai dengan radang sendi dengan tanda- tanda sendi bengkak, warna kemerah-merahan disertai rasa nyeri dan panas.

Biasanya yang terkena adalah ibu jari kaki. Radang sendi ini timbul karena pengendapan kristal Na urat di sekitar sendi tulang. Sebagai reaksi kekebalan tubuh, leukosit (sel darah putih) menyerang kristal tadi dan menimbulkan peradangan akut yang disebut artritis gout akut (acute gouty arthritis). Radang sendi ini akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar seminggu walaupun tidak diobati. Bila dengan pengobatan akan sembuh lebih cepat.

Serangan ulangan dari radang ini terjadi agak lama yaitu sekitar 1 sampai 3 tahun atau lebih. Setelah itu radang sendi akan kambuh lebih sering dengan interval waktu antara dua serangan yang lebih pendek. Sendi- sendi yang sering terkena radang adalah ibu jari kaki, pergelangan kaki, tumit, lutut dan kadang-kadang sendi jari tangan, pergelangan tangan dan siku. Stadium lanjut terjadi apabila hiperurisemia tidak diobati dengan tuntas.

Kristal asam urat akan mengendap di jaringan bawah kulit, di tulang rawan, di telinga, tendon dan ginjal. Endapan kristal asam urat ini disebut tofi, yang berupa benjolan keras sebesar kacang hijau hingga sebesar kelereng. Kata tofi berasal dari tufa yang berarti batu karang. Pembentukan tofi ini merangsang mekanisme kekebalan tubuh untuk melawan benda asing yang menyebabkan peradangan yang sangat parah. Sendi yang diserang membengkak, kemerahan, nyeri sekali dan panas.

Penderita akan berteriak-teriak karena tidak tahan menahan sakitnya. Biasanya disertai meriang dan demam seluruh tubuh. Radang sendi ini akan merusak permukaan tulang rawannya dan mengakibatkan irreversible deformation dari sendi yaitu sendi telah berubah bentuknya dan tidak dapat dikembalikan ke bentuk semula sehingga menjadi cacat yang menetap dan kaku.

Pada stadium lanjut ini penderita sukar berjalan atau menjadi pincang. Keadaan ini disebut artritis gout kronis (chronic gouty arthritis). Kulit di sekitar persendian yang bengkak itu kadang- kadang pecah dan dari luka mengalir cairan putih, yang secara mikroskopis tampak kristal asam urat.

Lihat Gambar
Gejala Asam Urat dan Faktor yang Mempengaruhinya
Penyakit Gout Stadium Lanjut Dengan Luka-luka Kulit di sekitar persendian yang bengkak mengalami luka- luka. Dari luka itu mengalir cairan putih yang mengandung kristal asam urat. 

Tofi dapat pula mengendap di ginjal yang lama-kelamaan membentuk batu asam urat di ginjal (urate urolithiasis). Namun tidak semua batu ginjal berasal dari asam urat, melainkan dapat pula berasal dari kalsium oxalat atau kalsium fosfat. Untuk dapat membedakannya, dapat dilakukan pemeriksaan urin di lab klinik.
Penyakit gout termasuk dalam kelompok penyakit radang sendi atau artritis atau dalam istilah umum disebut kelompok penyakit rematik. Dalam kelompok ii terdapat belasan jenis penyakit, namun yang mempunyai gejala yang mirip penyakit gout adalah:
  1. Artritis septik gonokok
  2. Artritis septik stafilokok
  3. Artritis rematoid
  4. Osteoartritis
  5. Artritis gout
Untuk dapat membedakan apakah seseorang menderita penyakit gout atau penyakit rematik jenis lainnya, harus mengetahui ciri-ciri dan gejala-gejala yang khas dari masing-masing penyakit itu. Diagnosa yang tepat perlu ditegakkan agar dapat diberikan obat yang tepat pula, sehingga penyakit dapat sembuh dengan cepat. Selain keluhan dan gejala yang telah dipaparkan sebelumnya, secara medis artritis gout mempunai ciri khas sebagai berikut:
  1. Adanya radang sendi, biasanya mula-mula di ibu jari kaki
  2. Radang sendi bersifat asimetris yaitu terjadi di satu sendi saja, sedangkan pada artritis rematoid bersifat simetris yaitu di sendi kiri dan kanan.
  3. Serangan artritis akut telah terjadi beberapa kali.
  4. Terdapat tofi. Pada penyakit rematik jenis lainnya tidak ditemukan tofi.
  5. Ditemukan adanya hiperurisemia pada pemeriksaan lab. klinik. Pada penyakit lainnya tidak ada.
  6. Terdapat kristal urat dan kelompok lekosit dalam cairan sendi yang nampak pada pemeriksaan dengan mikroskop.
  7. Tidak ditemukan bakteri. Pada artritis septik ditemukan bakteri gonokok atau stafilokok.
Dari tahun ke tahun jumlah penderita bertambah terus dan yang laki-laki lebih banyak dari pada perempuan. Terlihat pula bahwa penderita yang paling banyak adalah pada golongan umur 30-50 tahun yang masih termasuk dalam kelompok usia produktif. Apabila penyakit gout tidak disembuhkan secara tuntas, dikhawatirkan keluhan yang ditimbulkan itu dapat menurunkan produktivitas kerja.


Sumber:

Buku Makanan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Ilmu Gizi oleh Dr. Hj. Tien Ch. Tirtawinata Sp.GK