Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kebangkitan Ilmiah di Era Peradaban Islam

Kebangkitan Ilmiah di Era Peradaban Islam

Para filosof Arab-Islam merupakan tokoh-tokoh pioner yang memperkenalkan kepada dunia bagaimana terjadinya keserasian antara kebebasan berfikir dan tegaknya agama (Gustave Le Bon dalam The Civilization of The Arabs)


Gerakan ilmiah mencapai kejayaannya pada masa Islam di tangan sejumlah ilmuwan dan tokoh-tokoh muslim terkemukabaik dari Arab, Persia, Afganistan, Turki, Maupun yang lainnya. Di antara mereka terdapat dokter, apoteker, pakar kimia, pakar fisika, pakar matematika, geografi, dan lainnya yang kesemuanya itu disatukan di bawah naungan peradaban Islam, mulai dari bagian Timur hingga ke Barat. Mereka menduduki posisi-posisi penting dalam sejarah ilmu pengetahuan dan peradaban. Sebab sejarah penemuan ilmiah seperti halnya sejarah peradaban pada umumnya, yang dipersembahkan manusia sejak memasuki periode sejarah selama beberapa abad lamanya.

Bangsa-bangsa dengan berbagai etnis dan jenisnya saling berkontribusi dalam memperkaya ilmu pengetahuan manusia serta menjaga warisan peradaban yang berbeda-beda.

Tidak diragukan lagi bahwa peran dan kontribusi peradaban Islam selama abad pertengahan merupakan peran signifikan dan sentral dalam menggerakkan roda kejayaan ilmniah dan menutrisi kebangkita Eropa Modern.

Pada tahun 1979 Masehi, seorang ilmuwan Muslim bernama Dr. Muhammad Abdussalam mengingatkan kembali perhatian kita tentang sebuah peristiwa bersejarah, yang terjadi 760 tahun yang lalu. Pesan tersebut beliau sampaikan dalam sebuah ceramahnya berkaitan dengan upacara penyerahan hadiah Nobel kepadanya dalam bidang Teori Fisika. Kisah yang sama beliau ceritakan dalam kuliah umum di Universitas Shana’ pada tahun 1982 Masehi.

Beliau mengatakan: “hal itu terjadi ketika seorang pemuda dari Skotlandia meninggalkan tanah airnya menujua arah selatan di Kota Toledo Spanyol. Nama pemuda tersebut adalah Michael. Sedangkan tujuannya adalah menetap di sana dan belajar di Universitas arab yang ada di Toledo, Cordova (Spanyol).

Michael sampai di Toledo tahun 1217 Masehi. Ketika telah menetap di sana, ia mulai berambisi agar Eropa Laten mengenal Aristoteles dengan cara menerjemahkan karya-karyanya bukan dari bahasa aslinya dari Yunani yang tidak difahaminya, melainkan dari terjemahan bahasa Arab yang dipelajarinya ketika ia berda di Spanyol.

Dari Toledo, Michael berpindah ke Sdhaqaliyyah, di mana ia tinggal di istana Kaesar Frederik II. Selama kunjungannya di fakultas kedokteran yang di dirikan Kaesar di Salerno tahun 1231 M. Ia bertemu dengan seorang dokter dari Denmark bernama Hendrick Har Bestrank yang datang ke Salerno untuk menyusun Ensiklopedianya tentang pembekaman darah dan operasi, yang masih tersimpan rapi hingga sekarang dalam 7 jilid besar di perpustakaan Nasional Stockholm.

Adapun referensi yang digunakannya dalam menyusun ensiklopedianya iyu, ia menggunakan referensi inti yang ditulis para pakar medis muslim terkemuka seperti Ar-Razi dan Ibnu Sina. Di mana tidak seorangpun yang dapat menterjemahkannya kecuali Michael dari Scotlandia ini.

Universita yang ada di Toledo dan Salerno telah membentuk titik tolak penemuan ilmu pengetahuan di Barat. Di Universitas-Universitas dinyalakanlah lilin-lilin penerangan yang banyak dipergunakan di negara-negara Islam. Ilmuwan fisika kontemporer ingin menegaskan bahwa pada dasarnya ilmu pengetahuan merupakan warisan bersama umat manusia dan bahwasanya tempat kelahiran Michael di Skotlandia haruslah ditindaklanjuti dengan memperkuat hubungan interaksi mereka dengan para ilmuwan Arab dan muslim untuk mengungkap hakikat inovasi pemikiran yang diserukan Al-Kindi sejak seribu seratus tahun yang lalu, ketika ia mengatakan: “ Sesungguhnya hakikat itu dapat dipelajari melalui kerjasama antar generasi dari kaum intelektual.

Peradaban Islam dari sisi materi, berdiri di atas berbegai keberhasilan yang di capai peradaban klasik dan peradaban Arab Pra Islam, serta bertumpu pada kekayaan alam yang melimpah, yang membentang dari Timur Ke Barat di sebuah tempat di Bumi yang diselingi dengan peradaban india dan Cina di Timur, dan peradaban Romawi dan Yunani di Barat. Akan tetapi materi-materi alamiah yang melimpah ini tidak akan mampu membentuk sebuah peradaban yang maju jika tidak ada agama Islam yang suci, di mana ajarannya terbentang hingga mencakup banyak bangsa yang masuk Islam dan mereka meyakininya. Ajaran Islam ini juga masuk dikalangan masyarakat non muslim yang masih mempertahankan agama dan kepercayaan mereka. Akan tetapi mereka hanya menikmati keadilan Islam dan toleransinya, serta berinteraksi dengan unsur bangsa Arab original setelah terjadinya penaklukan-penaklukan Islam pada awalnya.

Para pakar sejarah dan filosof berbeda pendapat mengenai definisi Arab dan peradaban arab, dan definisi Umat Islam dan peradaban Islam. Banyak perdebatan dan diskusi mengenai: Siapakah bangsa Arab itu? Apakah mereka menjadi penduduk di Jazirah Arab atau juga mereka Masuk dalam perlindungan atau naungan pemerintahan Islam yang luas dan menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa mereka, serta melaksankan tradisi dan adat istiadat mereka.??

Bagaimanapun juga perdebatan ini merupakan sebuah kesulitan untuk memisahkan secara total antara dunia Islam dengan dunia Arab. Sebab negara Islam terbesar dimulai pada permulaan datangnya Islam di wilayah Arab-Islam sebagai pusat pemerintahannya. Kemudian pemerintahan Islam ini menyebar ke berbagai daerah di dunia seperti Andalusia, Maroko, Persia, Mesir, Syiria, dan lainnya setelah runtuhnya kekuasaan pemerintah pusat. Sedangkan bahasa aArab adalah senantiasa eksis dan menyebar keseluruh kelompok masyarakat dan bangsa-bangsa, baik yang tidak memiliki hubungan sama sekali dengan arab ataupun yang masih memiliki kecenderungan terhadap Islam.

Selam penggunaan istilah itu tidak dapat dibantah, maka dapat dikatakan: “Peradaban Arab dapat kita maksudkan sebagai peradaban Islam. Atau sebaliknya. Sebab kedua peradaban tersebut telah menyatu dalam karya-karya sastra modern. Terutama dikalangan masyarakat Barat, sehingga sulit memisahkannya meskipun pada dasarnya Islam itu karakter terpenting yang membedakan peradaban ini dibandingkan peradaban yang selainnya.

Banyak kita temukan dalam peradaban Islam adalah faktor-faktor terpenting yang berkontribusi besar dalam mendorong tercapainya kebangkitan ilmiah dan teknik sehingga mencapai kejayaan pada masa kejayaan Islam. Dan juga fenomena-fenomena terpenting dari kebangkitan Islam dan karakteristik lingkungan ilmiah yang kondusif di negara Islam sehingga mampu melahirkan para ilmuwan dan peneliti handal pada masa peradaban Islam.


Sumber tulisan ini adalah dari: Buku Sumbangan keilmuan Islam Pada Dunia oleh: Prof. Dr. Ahmad fuad Basya