Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Memperbaiki Hati Dengan Beramal Shaleh (tadabur Qur'an)

Memperbaiki Hati Dengan Kesalehan

Firman Allah azza wajalla:

أَفَأَمِنَ أَهْلُ ٱلْقُرَىٰٓ أَن يَأْتِيَهُم بَأْسُنَا بَيَٰتًا وَهُمْ نَآئِمُونَ

Artinya : "Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? (QS Al-A’raf : 97)

Faedah : Suatu ketika Haram bin Hayyan keluar di suatu malam dan menyeru dengan suaranya yang tinggi, "Aku heran dengan surga bagaimana bisa tidur orang yang menginginkannya? dan aku juga heran dengan neraka bagaimana bisa tidur orang yang ingin lari darinya ? kemudian beliau membaca ayat ini. (Al-Takhwif min al-Nar : 21)

Baca juga: Umat Yang Rakus Pasti Terhina

Firman Allah azza wajalla:

فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا

Artinya : "Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh" (QS Al-A'raf : 143)

Faedah :

Dr. Isham al-Uwaid, "Dalam hadis sahih Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا كَانَ فِي الصَّلَاةِ فَإِنَّ اللَّهَ قِبَلَ وَجْهِهِ

"Sesungguhnya seseorang dari kalian ketika berdiri shalat, dia sedang berhadapan dengan Allah" [Riwayat Bukhari ]

Gunung yang dihadapkan kepadanya wajah Allah seketika hancur berantakan, namun ada mata yang dihadapkan dengan ayat-ayat Allah namun ia tidak menangis! Sesungguhnya khusyuknya salat seseorang sangat tergantung kepada perasaannya dalam memaknai bahwa Allah senantiasa mengawasinya di antara hati dan kiblatnya.

Baca juga: Persaudaraan Yang Hakiki

Firman Allah azza wajalla:

وَلَمَّا رَجَعَ مُوسَىٰ إِلَىٰ قَوْمِهِ غَضْبَانَ أَسِفًا

Artinya : "Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati" (QS Al-A'raf : 150)

Faedah :

1. Al-Izz bin Abdissalam berkata, "Marah karena Allah adalah bagian dari pengagungan kepada-Nya, dan marah karena Allah kepada siapa yang berbuat buruk juga bagian dari pengagungan kepada-Nya, begitupun dengan ceracaan bagi siapapun yang melampaui batas dan melanggar aturan Allah. Maka, tidaklah ada kebaikan bagi siapa saja yang tidak marah untuk membela kebenaran dari tuannya. [Syajarah al-Ma'arif : 68]

2. Prof Umar al-Muqbil berkata, "Tatkala Musa kembali, ia mendapati kaumnya tengah menyembah anak sapi; dia kemudian marah dan mengambil rambut saudaranya, dan mencelanya dengan celaan yang keras, namun Harun hanya bisa berkata kepada Musa

فَلَا تُشْمِتْ بِيَ الْأَعْدَاءَ

Artinya: "Sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku" (Q.S. Al-A’raf, ayat 150)

Pelajaran penting bagi para pengikut Nabi dalam menyelesaikan masalah mereka sekalipun itu besar, yaitu menjauh dari segala hal yang mengundang kegembiraan musuh-musuh dan orang-orang dengki terhadap kesialan kita.

Baca juga: Pesona Kota Tarim Di Yaman

Firman Allah azza wajalla:

قَالَ رَبِّ ٱغْفِرْ لِى وَلِأَخِى وَأَدْخِلْنَا فِى رَحْمَتِكَ ۖ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

Artinya : Musa berdoa: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang". (QS Al-A'raf : 151)

Faedah : Kaab berkata, "Boleh jadi seseorang yang bangun berdiri (salat malam) mendapatkan kesyukuran, dan boleh jadi juga seseorang hanya tidur mendapat ampunan dari tuhannya, hal itu ketika dua orang ini yang saling mencintai karena Allah, kemudian berdirilah salah satu dari keduanya untuk mendirikan salat, lalu Allah rida dengan salat dan doanya, dalam doanya ia menyebut saudaranya dan mendoakan untuknya padahal saudaranya sedang tertidur pulas. [Hilyatul Auliya : 6/31]

Firman Allah subhanahu wa taala:

وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ ۚ

Artinya : "Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu". (QS Al-A’raf)

Faedah: Suatu ketika di majelis Simak bin Al-Fadhl seseorang berkata kepada yang lainnya : Apakah sesuatu yang paling agung ? kemudian mereka pun menjawab langit dan bumi -sedangkan Simak masih saja terdiam- kemudian mereka bertanya kepadanya : bagaimana menurut kamu wahai Abu al-Fadhl ? beliau pun menjawab, "Tidak ada yang lebih agung daripada rahmat-Nya! Lalu beliau membaca firman Allah ini [Lihat: al-Dur al-Mantsur fi al-Tafsir bi al-Ma'tsur : 3/571]

Firman Allah subhanahu wa taala:

وَٱتۡلُ عَلَيۡهِمۡ نَبَأَ ٱلَّذِيٓ ءَاتَيۡنَٰهُ ءَايَٰتِنَا فَٱنسَلَخَ مِنۡهَا فَأَتۡبَعَهُ ٱلشَّيۡطَٰنُ فَكَانَ مِنَ ٱلۡغَاوِينَ

Artinya : "Dan bacakanlah (Muhammad) kepada mereka, berita orang yang telah Kami berikan ayat-ayat Kami kepadanya, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang yang sesat." (QS. Al-A'raf : 175)

📝 Faedah : Al-Qurthubi berkata, "Ayat tersebut menunjukkan kepada siapa saja yang merenungkannya bahwa dia tidak boleh terpedaya dengan ilmu dan amalannya, karena dia tidak tahu dengan apa dia menutup hidupnya. [Al-Jami' liahkam al-Qur’an : 9/389]

Firman Allah azza wajalla:

لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا

Artinya: ....mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah)" (QS. Al-A'raf : 179)

Faedah:

Prof. Nashir Al-Umar berkata, "Setiap manusia memiliki hati, tapi terkadang diantara mereka tidak memiliki akal, dan orang-orang yang bersifat seperti ini sangat banyak, khususnya mereka yang enggan menerima nasihat, perhatikan firman Allah ini (Q.S. Al-A’raf, ayat 179) maka dari itu dikatakan bahwa mereka tidak berakal, dan mereka sama sekali tidak mengharapkan pahala dan tidak pula takut akan akibat yang akan menimpanya.

Firman Allah subhanahu wa taala:

إِنَّ وَلِـِّۧيَ ٱللَّهُ ٱلَّذِي نَزَّلَ ٱلۡكِتَٰبَۖ وَهُوَ يَتَوَلَّى ٱلصَّٰلِحِينَ

Artinya : "Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur`ān). Dia melindungi orang-orang salih." (QS Al-A'raf : 196)

Faedah : Siapa saja yang memperbaiki hati dan amalannya, maka Allâh akan Menjaga dia di setiap keadaannya.

Firman Allah subhanahu wa taala:

وَإِذَا قُرِئَ ٱلْقُرْءَانُ فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥ وَأَنصِتُوا۟ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya : "Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat" (QS Al-A'raf : 204)

Faedah : Ibnu al-Qayyim rahimahullah berkata, "Ketika dibacakan kepadamu al-qur'an cobalah untuk merasakan bahwa seakan-akan kamu mendengarnya langsung dari Allah; maka tatkala hal itu dapat diwujudkan, niscaya hati mu akan dipenuhi dengan indahnya makna ayat-ayat itu serta kelembutan dan keajaiban yang terkandung di dalamnya." [Madarij as-Salikin : 1/499]

Firman Allah subhanahu wa taala:

وَٱذْكُر رَّبَّكَ فِى نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ ٱلْجَهْرِ مِنَ ٱلْقَوْلِ بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْءَاصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ ٱلْغَٰفِلِينَ

Artinya : "Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. (QS Al-A’raf : 205)

Faedah :

Dr Muhammad ar-Rabiah berkata, "Barangsiapa yang senantiasa istikamah dalam melantunkan zikir pada pagi hari dan sorenya, niscaya ia akan terjauh dari sifat orang-orang lalai."

Firman Allah subhanahu wa taala:

يُجَادِلُونَكَ فِي الْحَقِّ بَعْدَمَا تَبَيَّنَ كَأَنَّمَا يُسَاقُونَ إِلَى الْمَوْتِ وَهُمْ يَنْظُرُونَ

Artinya : "Mereka membantahmu tentang kebenaran setelah nyata (bahwa mereka pasti menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu)" (QS Al-Anfal : 6)

Faedah :

Dr Muhammad al-Qahthani berkata, "Ketika kebenaran telah terungkap, maka tidak pantas bagi orang berakal dan beriman menentangnya.

Firman Allah subhanahu wa taala:

وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ يَحُولُ بَيۡنَ ٱلۡمَرۡءِ وَقَلۡبِهِۦ وَأَنَّهُۥٓ إِلَيۡهِ تُحۡشَرُونَ

Artinya : ... "dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan." (QS Al-Anfal : 24)

Faedah : Walaupun hati seorang hamba itu berada di dalam tubuhnya tapi tetap ia tidak bisa menguasai sepenuhnya, maka jangan pernah merasa aman dari fitnah dan ketergelinciran, dan perbanyaklah doa agar Allah subhānahu wa ta’āla mengokohkan di atas agamanya

Firman Allah subhanahu wa taala:

وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمۡ وَأَنتَ فِيهِمۡۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمۡ وَهُمۡ يَسۡتَغۡفِرُونَ

Artinya : "Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan." (QS Al-Anfal : 33)

Faedah :

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Sebagian ulama berdalil dari ayat ini bahwasanya ketika cinta Rasul dan sunnahnya masuk ke hati seorang hamba, sesungguhnya Allah tidak akan mengazab hatinya, baik di dunia maupun di akhirat. [I'lam al-Muwaqqi’in : 1/173]

Jika dengan cinta kepada Rasul saja hati tidak akan diazab, maka bagaimana lagi dengan hadirnya cinta pada Allah ke dalam hati seorang hamba.