Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Memahami Konsep Dalam Matematika

Memahami Konsep Dalam Matematika

Para ahli psikologi menyadari pentingnya konsep, sehingga definisi yang diberikan berdasarkan pandangan masing-masing dan belum ada yang dipastikan secara umum. Woolfolk dalam Suradi mendefinisikan konsep sebagai “suatu katagori yang digunakan untuk mengelompokkan ide-ide, peristiwa-peristiwa, orang-orang dan objek-objek yang serupa’’. Dalam pengajaran matematika pemahaman konsep merupakan hal yang sangat mendasar untuk dipahami. Adapun menurut Purwadinata pemahaman merupakan bahwa paham artinya “mengerti benar’’, sehingga pemahaman konsep artinya mengerti benar tentang konsep. Secara umum konsep adalah berupa ide abstrak dari sekelompok objek, sehingga memungkinkan kita untuk mengelompokkan objek-objek yang lain ke dalam contoh atau noncontoh dari kelompok tersebut.

Konsep dalam matematika merupakan salah satu objek kajian di samping tiga objek yang lain, yaitu: fakta, operasi (relasi) dan prinsip. Selain itu, konsep-konsep dalam matematika disusun dari konsep-konsep terdahulu dan fakta-fakta. Sedangkan untuk menunjukkan konsep tertentu digunakan batasan atau definisi. Hal ini memberi gambaran bahwa suatu konsep digunakan secara berkesinambungan untuk menjelaskan konsep-konsep yang lain dalam matematika, karena sifat dari matematika adalah hirarkis. Dengan demikian kesalahan konsep yang diterima oleh siswa akan berakibat fatal untuk mempelajari konsep-konsep berikutnya dengan konsep tersebut.

Untuk memahami suatu konsep siswa didorong memiliki kemampuan untuk mengorganisasi, memproses, menyimpan dan mengungkapkan kembali struktur pengetahuan atau informasi yang telah diperoleh. Jika dihubungkan dengan pengertian belajar, maka belajar konsep adalah belajar untuk memperoleh konsep. Terbentuk konsep dalam benak siswa melalui tujuan utama dari belajar konsep. Konsep yang terbentuk sebagai hasil belajar akan menjadi pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa. Menurut Piaget dalam Suradi, bahwa terbentuknya pengetahuan baru ini dapat terjadi karena proses asimilasi dan akomodasi”. Asimilasi adalah proses mendapatkan informasi dan pengalaman baru dan langsung menyatu dengan struktur mental yang sudah dimiliki oleh seseorang. Ausubel berpendapat bahwa “pembentukan konsep dengan asimilasi mengikuti pola ruleeg”. Dalam hal ini siswa terlebih dahulu diberikan definisi dari suatu konsep kemudian dilanjutkan dengan memberikan contoh-contoh dari konsep tersebut. Dengan demikian diharapkan siswa dapat memahami konsep yang dipelajari.

Akomodasi adalah proses menstrukturkan kembali mental sebagai akibat adanya informasi dan pengalaman baru. Ausubel menyatakan bahwa “pembentukan konsep dengan akomodasi mengikuti pola eg-rule”. Pada pola ini siswa diberikan sejumlah objek yang merupakan contoh dan non contoh dari konsep tertentu, kemudian melalui proses deskriminasi dan abstraksi siswa menetapkan suatu aturan untuk menentukan kriteria dari konsep tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka pemahaman konsep dalam matematika berdasarkan pendapat Darjitno dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam:
  1. Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan.
  2. Mempresentasikan suatu konsep dengan model, diagram dan simbol.
  3. Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk yang lain.
  4. Mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep.
  5. Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat-syarat yang menentukan suatu konsep.
  6. Membandingkan dan membedakan konsep-konsep .
Baca juga: Hakikat Pembelajaran Problem Solving

Dari definisi pemahaman konsep yang dikemukakan di atas, pada dasarnya konsep itu saling berkaitan dengan konsep selanjutnya. Untuk memahami suatu konsep siswa didorong memiliki kemampuan untuk mengorganisasi, memproses, menyimpan dan mengungkapkan kembali struktur pengetahuan atau informasi yang telah diperolehnya. Sedangkan Irwan mengemukakan bahwa:

Mengklasifikasikan konsep dalam matematika meliputi tiga tahapan konsep, yaitu konsep dasar, konsep yang berkembang dari konsep dasar dan konsep yang memerlukan pengertian, pangkalan, aksioma maupun definisi yang umumnya berupa materi baru yang sulit dimengerti oleh siswa dalam bentuk semestinya.

Baca juga: Metode Pembelajaran Exspositori

Ketiga kelompok tersebut di atas saling berkaitan atau berhubungan satu sama lain, apa bila satu konsep yang lebih rendah belum dipahami denga baik oleh siswa, maka siswa tersebut masih mendapat kesulitan dalam mempelajari konsep selanjutnya. Oleh sebab itu siswa harus mengerti terlebih dahulu konsep dasar.

Pemahaman konsep matematika yang dimiliki oleh siswa setelah melalui suatu proses pembelajaran matematika dapat dilihat dari indikator-indikator yaitu: (1) menyatakan ulang sebuah konsep, (2) mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya), (3) memberi contoh dan non contoh dari konsep, (4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, (5) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, (6) menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu, (7) mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Dengan demikian, dari uraian di atas dapat peneliti tentukan indikator pemahaman konsep matematika yang menjadi rumusan dalam penelitian ini untuk membuat soal tes berbentuk uraian sebagai alat ukur mengacu pada indikator-indikator yaitu:
  1. Menyatakan ulang sebuah konsep
  2. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya)
  3. Memberi contoh dan non contoh dari konsep Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.