Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kajian Asmaul Husna (Al-MUJIIB)

Kajian Asmaul Husna (Al-MUJIIB)

Salah satu Asma Allah adalah Al-Mujiib, yang dalam bahasa arab berasa dari kata ajaba-yujibu yang artinya adalah Allah maha menjawab hambanya, maha membalas kebaikan, maha merespon setiap permintaan, maha bersedia membantu hambanya dalamkehidupannya. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Hud ayat 61 Nabi Shaleh memerintahkan kaumnya untuk senantiasa menyembah Allah dan tidakmenyekutukannya. Karena Allah telah mencitakan bumi untuk manusia sebagai pemakmurnya. Dan Allah juga maha dekat dengan mereka dan senantiasa mengabulkan permohonan hambanya.

Diayat yang lain juga dijelaskan bahwa Allah maha memperkenankan permintaan orang yang senantiasa beriman kepada-Nya yang diikuti dengan perbuatan yang baik (Shalih) dan juga meipat gandakan pahala kebaikannya. Disamping dari pada itu Allah juga akan mengazab orang yang ingkar kepada-Nya dengan azab yang sangat pedih, sebagaimana dalam firman-Nya dalam Surat Asy-Syuraa ayat yang ke-62:
  ...وَيَسْتَجِيبُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ 
dan Dia memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal yang saleh..

Bahkan diayat yang lain Allah juga maha memperkenankan permintaan hambanya dalam kondisi terdhaimi dan berada dalam kesulitan dengan segera menghilangkan kesusahan itu dari padanya dan menjadikan sebagai khalifah dimuka bumi. Imam Jalalain dalam tafsirnya menyebutkan Bahwa tambahan kata Khulafa-al Ardhi mengandung makna bahwa setiap generasi menjadi pengganti generasi sebelumnya. Bahwa bisa jadi orang yang hari kesusahan bisa jadi aan Allah gantikan di masa selanjutnya sebagai orang yang memimpin dan memerintah dan bisa jadi orang yang berbuat kedhaiman atas orang lain akan Allah jadikan mereka menjadi terhina sebagaimana dalam firmannya surat An-Naml ayat yang ke enampuluh dua yang berbunyi:

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلَٰهٌ مَعَ اللَّهِ ۚ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ [٢٧:٦٢] 
Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya). 

Adapun cara Allah mengabulkan do’a hamba-hambanya ada dua bentuk yaitu:

Pertama, pengabulan do’a yang bersifat Umum. Allah maha mengabulkan setiap doa hamba-Nya baik do’a yang berupa permintaan maupun do’a yang sifatnya ibadah kepada Allah. Sebagaimana dalam firman Allah surat Al-Mukmin (al-Ghafir) ayat yang ke-60:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ [٤٠:٦٠] 
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".
Doa yang dimaksudkan dalam ayat di atas adalah setiap permintaan hambanya kepada Allah baik itu dilakukan oleh orang yang shalih ataupun orang yang penuh dengan maksiat pasti akan di dengar dan dikabukan oleh Allah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan hamba-hamba-Nya. Ini adalah sebagai bukti Allah sangat pengasih dan penuh dengan kemurahan dan sifat ihsan-Nya terhadap semua makhluk-Nya. Bahkan Nabi Muhammad menjelaskan bahwa Hamba yang tidak pernah berdo’a kepada Allah maka Allah akan murka kepadanya sebagaimana dalam sabdanya dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:
من لم يدع الله ، عز وجل ، غضب عليه 
Barangsiapa yang tidak berdoa kepada Allah, maka Allah akan marah (murka) kepadanya

Kedua, Allah mengabulkan do’a dalam bentuk yang Khusus.

Pengabulan do’a dalam bentuk ini oleh Allah karena ada beberapa sebab seperti orang yang kesusahan, orang yang berada dalam kesulitan, terhimpit atau karena musibah yang besar sebagaimana dalam firman Allah dalam surat An-Naml ayat ke-62 yang telah penulis sebutkan diatas bahwa Allah akan mengabulkan doa orang yang berada dalam kesulitan dan kesusahan yang besar karena pada kondisi orang yang seperti ini mereka menaruh harapan yang sangat besar kepada tuhannya dan begitu merendah dihadapan Allah dan tidaklagi berharap kepada makhlunya. Maka dariitu Allahlah yang Maha mengabulkan permintaan hambanya dalam kondisi seperti itu dengan Rahmatnya yang sangat luas.

Adapun sebab yang lain dikabulkannya do’a oleh Allah adalah sekita seseorang sedang dalam Safar (melakukan perjalanan jauh) dan juga bertawasul kepada Allah dengan Amal Shalihnya. Kemudian juga bertawasul kepada Allah dengan Asmaul Husna. Begitu juga do’a orang yang dikabulkan oeh Allah dengan sebaorang tersebut sakit, yang sedang berpuasa, dan juga do’a yang dipanjatkan pada waktu dan keadaan yang mustajabah do’a seperti: waktu selesai shalat, antara azan dan iqamah, ketika turun hujan, diwaktu sahur sepertiga malam terakhir. Karena waktu tersebut adalah waktu yang mustajabah do’a