Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BAB III Epistemologi Pendidikan Islam dalam bayani,burhani dan irfani

epistemologi bayani

BAB III
KESIMPULAN

Dalam khazanah filsafat Islam dikenal tiga buah metodologi pemikiran, bayani, ‘irfani, burhani. Bayani adalah sebuah model metodologi berfikir yang didasarkan atas teks. Teks suci al qur’anlah yang mempunyai otoritas penuh untuk memberikan arah tujuan dan arti kebenaran, sedangkan rasio menurut metodologi ini hanya berperan-fungsi sebagai pengawal bagi keamanan otoritas teks tersebut. ‘Irfani adalah model metodologi yang didasarkan atas pendekatan dan pengalaman langsung atas realitas spiritual keagamaan.

Berbeda dengan sasaran bayani yang bersifat eksoteris, sasaran bidik ‘irfani adalah bagian esoteris (batin) teks, karena itu, rasio berperan sebagai alat untuk menjelaskan berbagai pengalaman spiritual tersebut. Sedangkan burhani adalah metodologi yang tidak didasarkan atas teks maupun pengalaman, melainkan atas dasar runtutan nalar logika, bahkan dalam tahap tertentu, teks dan pengalaman hanya bisa diterima apabila tidak bertentangan dengan aturan logis.
Masing-masing dari ketiga model metodologi berfikir tersebut dalam lembaran sejarah telah menorehkan prestasinya masing-masing. Nalar bayani telah membesarkan disiplin fiqh dan teologi (ilmu kalam), irfani menelurkan teori besar dalam sufisme dan burhani telah membawa filsafat kepada puncak kegemilangannya.

Pola fikir umat Islam dari segi metode berfikir kita pahami bahwa, pola fikir bayani tertumpu pada teks, sebagai contoh bahwa ilmu pengetahuan semuanya bersumber dari taks Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad Saw. Sedangkan pola fikir ‘Irfani meninjau atau melihat sesuatu berdasarkan dan bersandarkan pada perasaan (ilham), sehingga ilmu pengetahuan itu bersifat ilmu laduni. Dan burhani berusaha untuk memahami segala sesuatu secara rasional atau akal.