Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apa Itu Kurikulum Merdeka?

Pengertian Kurikulum Merdeka

Pengertian Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka adalah kebijakan pengembangan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk pembelajaran peserta didik di sekolah. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. Kurikulum Merdeka juga bertujuan untuk mengembangkan Profil Pelajar Pancasila yang memiliki enam dimensi, yaitu: beriman, berilmu, berkreasi, berkolaborasi, berkontribusi, dan berkarakter.

Inti dari Kurikulum Merdeka adalah Merdeka Belajar. Konsep ini dibuat agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing. Misalnya, jika dua anak dalam satu keluarga memiliki minat yang berbeda, maka tolok ukur yang dipakai untuk menilai tidak sama. Kemudian anak juga tidak bisa dipaksakan mempelajari suatu hal yang tidak disukai. Kurikulum Merdeka juga fokus pada materi esensial, relevan, dan mendalam sehingga ada waktu cukup untuk membangun kreativitas dan inovasi peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

Salah satu ciri khas dari Kurikulum Merdeka adalah adanya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Projek ini merupakan kegiatan kokurikuler yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan, mengembangkan keterampilan, serta menguatkan pengembangan enam dimensi profil pelajar Pancasila. Peserta didik juga dapat melakukan aksi nyata sebagai respon terhadap isu-isu penting, seperti gaya hidup berkelanjutan, toleransi, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi.

Kurikulum Merdeka sudah mulai digunakan mulai tahun ajaran 2022/2023 di jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA. Sekolah bisa melaksanakan kurikulum baru ini secara bertahap sesuai dengan kesiapan masing-masing. Untuk lebih memahami Kurikulum Merdeka, Anda dapat mengunjungi situs resmi Kemendikbud Ristek di https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-merdeka/. Semoga bermanfaat!

Kurikulum Merdeka memiliki berbagai perbedaan dengan kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum 2013. Berikut ini adalah beberapa perbedaan yang dapat saya temukan dari hasil pencarian:

  1. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik dan peserta didik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan, lingkungan, minat, dan bakat peserta didik. Kurikulum 2013 dirancang berdasarkan tujuan Sistem Pendidikan Nasional dan Standar Nasional Pendidikan.
  2. Kurikulum Merdeka mengembangkan Profil Pelajar Pancasila yang memiliki enam dimensi, yaitu: beriman, berilmu, berkreasi, berkolaborasi, berkontribusi, dan berkarakter. Kurikulum 2013 menguatkan penilaian autentik pada setiap mata pelajaran berdasarkan empat kompetensi inti yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
  3. Kurikulum Merdeka menerapkan jam pelajaran per tahun yang lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan konteks dan muatan lokal. Kurikulum 2013 menerapkan jam pelajaran per minggu yang rutin dan tetap.
  4. Kurikulum Merdeka lebih mengutamakan projek penguatan profil pelajar Pancasila, kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, serta penilaian berdasarkan perkembangan, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik. Kurikulum 2013 lebih mengutamakan pembelajaran dan penilaian berdasarkan tingkatan kelas.
  5. Kurikulum Merdeka memiliki beberapa perubahan pada beberapa mata pelajaran di tingkat SD dan SMP. Misalnya, mata pelajaran IPA dan IPS digabungkan menjadi satu yaitu Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial di tingkat SD. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi atau TIK menjadi mata pelajaran wajib di tingkat SMP.
  6. Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan kepada peserta didik di tingkat SMA untuk memilih mata pelajaran yang diminatinya di dua tahun terakhir tanpa dibatasi oleh jurusan atau peminatan seperti IPA, IPS, atau Bahasa. Kurikulum 2013 masih membagi peserta didik di tingkat SMA berdasarkan jurusan atau peminatan tersebut.
  7. Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan kepada mahasiswa di perguruan tinggi untuk mempelajari sesuatu di luar program studi yang ditempuhnya melalui Program Kampus Merdeka. Kurikulum sebelumnya tidak memiliki program serupa.
Bagaimana cara menerapkan Kurikulum Merdeka di sekolah

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memberikan fleksibilitas dan dukungan bagi pendidik untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas, sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik. Kurikulum ini dapat diterapkan di sekolah mulai tahun ajaran 2022/2023 secara bertahap sesuai dengan kesiapan masing-masing sekolah1. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk menerapkan Kurikulum Merdeka:

  1. Mendaftar melalui platform Merdeka Mengajar. Platform ini merupakan platform edukasi yang dapat menjadi teman penggerak untuk guru dan kepala sekolah yang mesti diunduh terlebih dahulu melalui gawai Android. Platform ini menyediakan berbagai informasi, panduan, dan bantuan terkait Kurikulum Merdeka. Sekolah yang ingin mendaftar harus memenuhi syarat dan ketentuan yang ditetapkan, seperti memiliki akunbelajar.id yang aktif, berminat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, dan memiliki Surat Keputusan (SK) penunjukan sebagai kepala sekolah atau plt kepala sekolah.
  2. Memilih salah satu dari tiga kategori pelaksanaan implementasi Kurikulum Merdeka. Tiga kategori tersebut adalah: mandiri belajar, mandiri berubah, dan mandiri berbagi. Mandiri belajar adalah kategori yang memungkinkan sekolah untuk menggunakan bahan ajar yang sudah disiapkan oleh Kemendikbud Ristek. Mandiri berubah adalah kategori yang memungkinkan sekolah untuk menggunakan bahan ajar yang telah disiapkan oleh mitra pembangunan, seperti lembaga non-pemerintah atau perguruan tinggi. Mandiri berbagi adalah kategori yang memungkinkan sekolah untuk mengembangkan bahan ajar sendiri atau bersama dengan sekolah lain.
  3. Menyesuaikan pembelajaran dengan profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila adalah profil ideal yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik Indonesia yang memiliki enam dimensi, yaitu: beriman, berilmu, berkreasi, berkolaborasi, berkontribusi, dan berkarakte. Pembelajaran dengan Kurikulum Merdeka harus mampu mengembangkan keenam dimensi tersebut melalui materi esensial, relevan, dan mendalam, serta metode pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
  4. Melaksanakan proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Proyek ini merupakan kegiatan kokurikuler yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan, mengembangkan keterampilan, serta menguatkan pengembangan enam dimensi profil pelajar Pancasila. Proyek ini juga dapat menjadi sarana bagi peserta didik untuk melakukan aksi nyata sebagai respon terhadap isu-isu penting, seperti gaya hidup berkelanjutan, toleransi, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi.
Demikian beberapa cara yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk menerapkan Kurikulum Merdeka. Tentu saja, sekolah juga perlu melakukan evaluasi dan refleksi secara berkala untuk memastikan bahwa pembelajaran dengan Kurikulum Merdeka berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan pendidikan. 

Kekurangan Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang baru saja diluncurkan oleh Kemendikbud Ristek sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini memiliki banyak kelebihan, tetapi juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa kekurangan yang dapat saya temukan dari hasil pencarian:

  • Kurang matang dalam persiapannya. Mengingat Kurikulum Merdeka baru diresmikan serta diluncurkan oleh Mendikbudristek beberapa bulan yang lalu, tentu pengkajian dan evaluasi yang lebih mendalam diperlukan agar penerapannya efektif dan tepat. Selain itu, kurikulum ini juga belum memiliki buku panduan yang jelas dan lengkap untuk para guru dan peserta didik.
  • Sistem pengajaran yang belum terencana dengan rinci. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada guru untuk mengatur waktu, materi, dan metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik1. Namun, hal ini juga menimbulkan tantangan bagi guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi dan tujuan pendidikan.
  • Kurangnya kapasitas SDM. Kurikulum Merdeka mengharuskan guru untuk memiliki kompetensi yang tinggi dalam bidang yang diajarkannya, serta kreativitas dan inovasi dalam menyampaikan materi1. Namun, tidak semua guru memiliki kemampuan tersebut, terutama di daerah-daerah terpencil atau kurang berkembang. Selain itu, kurikulum ini juga membutuhkan dukungan dari orang tua, sekolah, pemerintah, dan mitra pembangunan untuk berhasil.
  • Potensi ketimpangan antara sekolah-sekolah. Kurikulum Merdeka telah diterapkan di 2.500 sekolah penggerak yang dipilih oleh Kemendikbud Ristek. Sekolah-sekolah ini mendapatkan bantuan subsidi hingga Rp100 juta untuk melaksanakan kurikulum ini. Namun, hal ini juga dapat menimbulkan ketimpangan antara sekolah-sekolah yang mendapatkan bantuan dengan yang tidak, terutama dalam hal fasilitas, sumber daya, dan kualitas pembelajaran.
Demikian beberapa kekurangan dari Kurikulum Merdeka yang dapat saya sampaikan. Tentu saja, kurikulum ini masih bisa diperbaiki dan disempurnakan dengan masukan dan kritik dari berbagai pihak.

Semoga bermanfaat!