Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MENCARI MALAM AL QADAR

keutamaan malam lailatul qadar

MENCARI MALAM AL QADAR

Lailatul qadar dan keutamaannya

Lailatul qadar, adalah salah satu dari malam-malam bulan Ramadhan yang disebutkan dalam dua surat Al Qur-an. Dalam surat Ad Dukhan Allah mensifatkannya dengan malam yang mendatangkan keberkatan (lailah mubarakah), di malam itu diselesaikan segala urusan. Firman Allah SWT.:

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ وَلَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ أَمْرًا مِنْ عِندِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ 

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur-an) di malam yang penuh keberkatan. Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang memberi peringatan Di dalamnya diselesaikan segala urusan yang penuh mengandung hikmah Sebagai suatu perintah dari diri Kami Sesungguhnya Kami mengirimkan utusan-utusan sebagai suatu Rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui." (ayat 2; S. 44, Ad Dukhan).

Dalam Surat Al Qadar Allah mensifatkannya dengan suatu sifat yang sangat mulia, yaitu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Malaikat turun di dalamnya. Dan malam itu merupakan "salam" (kesejahteraan) bagi manusia.

Firman Allah SWT. :

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ . وَمَا أَدْرَاكَ مَالَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرُ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهُم مِنْ كُلِّ أَمْرٍ سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ 

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur-an) pada malam Al qadar. Apakah yang dimaksudkan dengan malam al qadar. Malam al qadar itu adalah lebih baik dari 1000 bulan. Turunlah Malaikat dan Ruh padanya dengan idzin Tuhan mereka. Selamatlah malam itu hing- ga keluar fajar." (ayat 1-6; Al Qadar).

Dalam surat Al Baqarah di isyaratkan kepada sebab-sebab yang karenanya malam ini memperoleh kedudukan yang sangat tinggi itu. Firman Allah:

 شَهرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتِ مِنَ الْهُدَى والْفُرْقَانِ . ( البقرة ١٨٥)

"Bulan Ramadlan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur-an untuk menjadi petunjuk bagi manusia dan beberapa keterangan yang nyata yang merupakan petunjuk dan pemisah antara yang hak dengan yang bathil." (Q.A. 185; S. 2; Al Baqarah).

Sudah nyata, bahwa permulaan turun Al Qur-an atau permulaan turun ayat Risalah, adalah di dalam bulan Ramadlan.

Ta'rif lailatul qadar

Lailatul qadar, adalah malam yang penuh keberkatan (lailah mubarakah) yang mempunyai keistimewaan, malam yang lebih baik dari seribu bulan, bahkan dari seumur manusia.

Al Imam Muhammad Abduh mema'nakan Al Qadar sebagai berikut: Qadar adakala bermakna: "taqdir," karena Allah pada malam ini memulai mentaqdirkan agamaNya dan membatasi Khiththah untuk Nabi-Nya dalam menyeru manusia kepada Agama, yang melepaskan mereka dari kerusakan dan kehancuran, yang sedang mereka derita. Dan adakala bermakna : "syarf" (kemuliaan dan kebesaran), karena Allah telah mengangkatkan pada malam itu kedudukan Nabi-Nya dan memuliakannya dengan Risalah, membangkitnya menjadi Rasul. Hal ini telah diisyaratkan Allah, bahkan ditegaskan, bahwa malam itu, adalah malam yang mulia, malam diturunkan Al Qur-an.

Dalam Surat Al Qadar berulangkali Allah menyebutkan kalimat Al Qadar dan ditanyakan apakah Al Qadar itu ? Pertanyaan ini menunjukkan bahwa kemuliaan malam itu, adalah kemuliaan yang sukar diketahui keadaannya.

Sebab-sebab dinamakan Lailatul qadar

Sebahagian Ulama mengatakan, bahwa sebabnya dinamakan malam Al Qadar, adalah karena Allah mentakdirkan pada malam itu umur para manusia dan rezeki-rezeki mereka, yakni Allah menampakkan kepada para Malaikat yang diutus mengurus keadaan para makhluk apa yang Allah tetapkan untuk tahun itu, yaitu dari lailatul qadar sampai ke lailatul qadar yang akan datang.

Keistimewaan lailatul qadar Kebesaran malam ini sebenarnya berpangkal pada dua perkara

Pertama: Turunnya Al Qur-an.

Turunnya Al Qur-an layak benar dijadikan hari besar, karena dialah malam dimulai penghidupan baru.

Kedua:  Turunnya para Malaikat dalam suatu perangkatan besar yang penuh bercahaya gilang gemilang, disertai Jibril untuk memberikan "tahiyyah" kepada Shaimin mukhlishin dan untuk menyaksikan amal ibadat mereka, serta untuk mengembangkan salam dan rahmat di antara penduduk bumi.

Karenanyalah malam ini dapat dinamakan "lailatus Salam." Para Malaikat turun mengucapkan Salam kepada penduduk bumi. Dapat dinamakan juga "lailatus syaraf" (malam kemuliaan) bagi umat Islam ini. Dan dinamakan juga dengan "lailatut Tajalli," malam Allah melimpahkan cahaya-Nya dan hidayah-Nya kepada para 'abid, para shaim dan orang-orang yang beribadat malam.

Wal hasil kemuliaan malam ini adakala karena mulai turunnya Al Qur-an, adakala kepada orang yang ta'at pada malam itu, menjadi orang-orang mulia, adakala ta'at sendiri yang dikerjakan pada malam itu mempunyai penghargaan yang luar biasa.

Abu Bakar Al Warraq berkata: "Dinamakan malam ini dengan lailatul qadar, adalah karena pada malam itu turun Al Qur-an yang mempunyai kedudukan yang tinggi, dibawa oleh Malaikat yang mempunyai derajat yang tinggi kepada Rasul yang mempunyai derajat yang tinggi, untuk disampaikan ke- pada umat yang tinggi pula." Malam ini sebagaimana disifatkan dengan kemuliaan dan ketinggian, disifatkan pula dengan keberkatan.

Tak ada yang mengingkari dalam keutamaan malam Al Qadar dan tak ada yang membantahnya. Abu Bakar ibn Arabi berkata: "Sebenarnya turunnya Al Qur-an di malam itu telah mencukupi untuk bukti bagi kemuliaannya."

Firman Allah SWT.: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam al qadar." 

Dialah malam kemuliaan dan malam keberkatan, serta malam ketinggian yang pada malam itu dijelaskan segala urusan dan hikmah.

Dimaksudkan dengan "mentakdirkan segala urusan alam, yang terjadi dalam satu tahun," ialah menampakkan yang demikian kepada para Malaikat dan menyingkapnya untuk mereka catat dalam daftar yang mereka pegang dan melaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Ringkasnya, segala urusan yang dilengkapi nikmat, sesuai dengan kebenaran dan dikehendaki oleh iradah ilahiyah untuk berlakunya di alam ujud, Allah menampakkannya kepada Malaikat pada malam qadar dan menugaskan para Malaikat melaksanakannya. Inilah kemuliaan dan kebesaran yang Allah khususkan bagi lailatul qadar.

Ada yang menyatakan, bahwa bilangan Malaikat yang berada di bumi pada malam itu lebih banyak dari pasir dan Allah menerima taubat segala orang yang bertaubat pada malam itu. Pada malam itu dibuka segala pintu langit, sejak dari terbenam matahari, sampai terbitnya. Jibril turun bersama dengan seperangkatan Malaikat. Lalu mereka menancapkan panji-panjinya di empat tempat:

Pertama di sisi Ka'bah. 

Kedua di sisi kubur Rasulullah SAW.

Ketiga di sisi Mesjid Baital Maqdis. 

Keempat di sisi Mesjid Tursima.

Kemudian mereka bertebaran ke seluruh pelosok bumi, memasuki rumah-rumah orang-orang mukmin sambil bertasbih, bertahlil, bertaqdies dan memohon ampunan bagi umat Muhammad. Adapun makna "lebih baik dari seribu bulan," ialah: pahala amalan di malam itu lebih besar dari pada pahala amal 1000 bulan yang tidak ada di dalamnya lailatul qadar.

Malik berkata: "Saya mendengar dari orang yang dapat saya percaya menyatakan bahwa kepada Rasul diperlihatkan tentang unsur-unsur umatnya. Rasul merasakan bahwa umur umatnya pendek dibandingkan dengan umur-umur orang yang telah lalu. Karenanya tidak dapatlah mereka mengerjakan amal ibadat sebagai yang dikerjakan oleh umat-umat yang panjang umurnya (umat-umat sebelum Muhammad). Karenanyalah Allah memberikan lailatul qadar.

Diriwayatkan oleh Nn Nasa-i dari Abi Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda: 

أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرُ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرُهَا فَقَدْ حُرِمَ

"Telah datang kepadamu bulan Ramadlan yang penuh keberkatan. Allah telah memfardhukan atasmu puasanya Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa tidak diberikan kebaikannya, maka sungguh dia tidak diberikan kebaikan."

Memang keutamaan lailatul qadar tak dapat dikhayalkan kebesarannya, karena padanyalah permulaan turun Risalah yang lengkap yang melengkapi segala alam. Allah telah menerangkan sebabnya Islam dikembangkan, azas-azasnya ditentukan, ghayah tujuannya dipancangkan, yaitu supaya menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Firman Allah SWT.:

ومَا أَرْسَلْنَاكَ اِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ

"Dan tidak kami utus engkau (hai Muhammad), melainkan untuk menjadi Rahmat bagi sekalian alam." (Q.A. 107; S. 21: Al-Anbiya)

Firman Allah pula :

"Hamim. Demi Kitab (Al Qur-an) yang menjelaskannya. Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang penuh keberkatan Sesung guhnya Kami orang yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. Satu urusan yang besar dari sisi Kami Sesungguhnya Kami yang mengutus Rasul. Sebagai Rahmat dari Tuhan-mu. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (Ayat 1-6; S. 44; Ad Dhukan).

Pada malam itu turun Malaikat dan Ruh dengan seizin Tuhan. Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman dari Anas r.a., ujarnya :

قالَ رَسُولُ اللهِ ، إِذَا كَانَ لَيْلَةُ الْقَدْرِ نَزَلَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ فِي كَبْكَبَةٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ يُصَلُّونَ عَلَى عَبْدٍ قَائِمٍ أَوْ قَاعِدٍ يَذْكُمُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فَإِذَا كَانَ يَوْمُ عِيْدِهِمْ - يَعْنِي يَوْمُ فِطْرِهِمْ بَاهَى بِهِمَ مَلَائِكَتَهُ فَقَالَ: يَا  مَلَائِكَتِى مَا جَزَاءُ أَجِيْرِ وَفَّى عَمَلَهُ قَالُوا رَبَّنَا جَزَاؤُهُ أَنْ يُوَفَّى أَجْرَهُ . قَالَ : مَلَائِكَتِى عَبِيدِي وَإِمَائِى قَضَوْا فَرِيضَتِي عَلَيْهِم ثُمَّ خَرَجُوْا يَعْجِبُوْنَ إِلَيَّ الدُّعَاءَ وَعِزَّتِے وَجَلَالِى  وَكَرَمِى وَعُلُوِّى وَارْتِفَاعِ مَكَانِى لَأُجِيْبُهُمْ فَيَقُوْلُ ارْجِعُوا فَقَدْ غَفَرْتُ لَكُمْ وَبَدَّلتُ سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ . قَالَ فَيَرْجِعُونَ مَغْفُوْرً لَهُمْ

"Bersabda Rasulullah SAW. Apabila datang lailatul qadar turunlah Jibril dalam suatu perangkatan besar. Mereka bersalawat kepada sega- la hamba yang sedang berdiri, atau sedang duduk yang menyebut nama Allah. Maka apabila telah datang hari raya, Allah membanggakan diri kepada Malaikat-Nya dengan hamba-Nya itu. Allah bertitah : "Hai- Malaikat-Ku! apakah pembalasan kepada seseorang upahan yang telah menyempurnakan karyanya? "Para Malaikat menjawab : "Tuhan kami, pembalasannya disempurnakan upahnya" Berkata Allah SWT.: Malaikatku, hamba-hamba-Ku baik lelaki, atau perempuan telah menyelesaikan fardhu yang diwajibkan atas mereka. Kemudian mereka keluar ke tanah lapang, untuk berdo'a Demi Kebesaran-Ku, Keagungan-ku, Kemuliaan-Ku, Ketinggian-Ku, dan ketinggian tempat-Ku, Aku akan memperkenankan do'a mereka. Kemudian berkatalah Allah kepada ham- banya: Kembalilah kamu sungguh Aku telah menggantikan keburukan mu dengan kebaikan."

Malam itu menjadi salam dari permulaannya, hingga keluar fajar. Lantaran itulah dia lebih baik dari 1000 bulan. 1000 bulan sama dengan 83 tahun 4 bulan. Itulah menurut kebiasaan umur manusia. Maka malam itu lebih baik dari umur manusia, dari umur segala manusia, bahkan lebih dari itu.

Ringkasnya, malam itu lebih baik dari sepanjang masa.

Di antara keutamaan yang Allah limpahkan kepada para hamba muslimin, ialah mengampuni segala dosa bagi orang-orang yang beribadat di malam itu.

Referensi dari buku Pedoman Puasa Tulisan Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy