Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadits Doa Untuk Jenazah Dan Anjuran Untuk Mengantarkannya

Hadits Doa Untuk Jenazah Dan Anjuran Untuk Mengantarkannya
154- MENYEMBUNYIKAN HAL JELEK SEORANG MAYIT KETIKA MEMANDIKANNYA

933- وَعَنْ أَبِي رَافِعٍ أَسْلَمُ مَوْلَى رَسُوْلِ اللهِ ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ  قَالَ: ((مَنْ غَسَّلَ مَيِّتَا فَكَتَمَ عَلَيْه، غَفَرَ الله لَهُ أَرْبَعِيْنَ مَرَّة )) رَوَاهُ الْحَاكِمُ وقَالَ : صَحِيْحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ.

933. Dari Abu Rafi’, Aslam -pelayan Rasulullah SAW-: “Rasulullah bersabda, “Barang siapa memandikan mayat kemudian ia menyembunyikan rahasianya (mayat) maka Allah mengampunkan baginya empat puluh kali. (HR. Al Hakim. Dia berkata: “hadis ini shahih berdasarkan syarat Bukhari.”)

155- DOA UNTUK JENAZAH DAN ANJURAN UNTUK MENGANTARKANNYA SERTA MAKRUH HUKUMNYA BAGI WANITA UNTUK MENGIRINGI JENAZAH

934- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : (( مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلَّى عَلَيْهَا، فَلَهُ قِِيْرَاطٌ، وَمَنْ شَهِدَهَا حَتَّى تُدْفَنَ، فَلَهُ قِيْرَ اطَانِ )) قِيْلَ : وَماَ القِيْرَ اطَانِ ؟ قَالَ : مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيْمَيْنِ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

934. Dari Abu Hurairah RA, Ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda, “Barang siapa yang menyaksikan (menghadiri) jenazah sampai disalatkan, maka ia memperoleh pahala dua qirath.” Ada seorang bertanya: “Apakah dua Qirath itu?“ Beliau menjawab: “Sebesar dua gunung yang besar.” (HR. Bukhari dan Muslim)

935- وَعَنْه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ  قَالَ: مَنِ أتَّبَعَ جَنَازَةَ مُسْلِمٍ إِيْماَناً وَاحْتِسَاباً, وَكَانَ مَعَهُ() حَتَّى يُصَلِّى عَلَيْهَا وَيُفْرَغُ مِنْ دَفْنِهَا. فَإِنَّهُ يَرْجِعُ مِنَ الأَجْرِ بِقِيْرَاطَيْنَ كُلُّ قِيْرَاطٍ مِثْلُ أُحُدٍ, وَمَنْ صَلَى عَلَيْهَا , ثُمَّ رَجَعَ قَبْلَ أَنْ تُدْفَنَ, فَإِنَّه يَرْجِعُ بِقِيْرَاطٍ. رَوَاهُ اْلبُخَارِي.

935. Dari Abu Hurairah RA: “Rasulullah SAW. bersabda, “Barang siapa yang mengantar jenazah seorang muslim dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala dari Allah serta ia terus menungguinya sampai jenazah itu disalatkan, dan selesai dikuburkan, maka ia pulang dengan membawa pahala beberapa qirath, setiap qirath sebesar gunung uhud. Dan barang siapa yang pulang hanya sampai jenazah itu disalatkan dan tidak menyaksikan penguburannya, maka ia pulang dengan membawa pahala satu qirath.” (HR. Bukhari)

936- وَعَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ رَضِيَ الله عَنْهَا قَالَت: نُهَيْنَا عَنْ اتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ, وَلَمْ يُعْزَمْ عَلَيْنَا. ٌََمُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

936. Dari Ummu Athiyah RA., ia berkata: “Kami (orang-orang perempuan) dilarang untuk mengantar jenazah, tetapi tidak diharamkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)