Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

HADITS PENTINGNYA MENGINGAT MATI

HADITS PENTINGNYA MENGINGAT MATI
65- MENGINGAT MATI DAN MEMPERPENDEL LAMUNAN

Ayat tentang kematian dan hari akhir

Allah SWT berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُوْرِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Qs. Aali Imraan (3):185)

Pada ayat lain Allah SWT berfirman:

وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوْتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

"Tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan dikerjakannya esok hari, dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.” (Qs. Al-Luqmaan(31):34)

ayat tentang kematian

فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُوْنَ

"Apabila telah datang ajal mereka, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya.” (Qs. An-Nahl (16):61)

manfaat mengingat kematian, Allah SWT berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلاَ أَوْلاَدُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ وَأَنْفِقُوْا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلُ رَبِّ لَوْلاَ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيْبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِيْنَ وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah sebahagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu sekalian, lalu ia berkata,’ Wahai Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan kematianku sampai waktu dekat, yang menyebabkan akau dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang salih. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila datang waktu kematiannya. Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu sekalian kerjakan.” (Qs. Al-Munaafiquun (63): 9-11)

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيْمَا تَرَكْتُ كَلاَّ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّوْرِ فَلاَ أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلاَ يَتَسَاءَلُوْنَ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِيْنُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوْا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُوْنَ تَلْفَحُ وُجُوْهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيْهَا كَالِحُوْنَ أَلَمْ تَكُنْ ءَايَاتِي تُتْلَى عَلَيْكُمْ فَكُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُوْنَ

”(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, ia berkata, “Wahai Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang baik pada apa yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. Apabila sangkakala ditiup, maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya. Barangsiapa yang berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barang siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadan cacat. Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepada kamu sekalian, tetapi kamu lalu mendustakannya?.” (Qs. Al-Mukminuun (23):99-100)

manfaat mengingat kematian, Allah SWT berfirman:

أََلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوْا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلاَ يَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ أُوْتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُوْنَ

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah SWT dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Qs. Al-Hadiid (57): 16)

579- وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ r بِمَنْكَبِي فقَالَ: ((كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أوْعَابِرُ سَبِيْلٍ)).
وكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ : إذَا أَمْسَيْتَ، فَلاَ تَنْتَظِرُ الصَّبَاحَ ، وَإذَا أصْبَحْتَ، فَلاَ تَنْتَظِرُ المَسَاءَ ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ ، وَمَنْ حَيَاتِكَ لَمَوْتِكَ. رَوَاهُ الْبُخَارِي.

579. Dari Ibnu Umar RA. berkata, “Rasulullah memegang kedua bahuku sambil bersabda, “Jadilah kamu di dunia ini seperti orang asing atau orang yang mengembara.”

Dan Ibnu Umar RA. berkata, “Bila kamu berada pada waktu sore, maka janganlah menunggu waktu pagi, dan bila kamu berada pada waktu pagi, maka janganlah menunggu waktu sore. Pergunakanlah masa sehatmu untuk menyongsong masa sakitmu, dan pergunakanlah masa hidupmu untuk menyongsong saat kematianmu.”[1] (HR. Bukhari).

580- وَعَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ r قَالَ: ((مَاحَقٌّ امْرِيءٍ مُسْلِمٍ ، لَهُ شَيْءٌ يُوْصِي فِيْهِ، يَبِيْتُ لَيْلَتَيْنِ إِلاَّ وَوَصِيَّتُهُ مُكْتُوْبَةٌ عِنْدَهُ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، هَذَا لَفْظُ الْبُخَارِي.
وَ فِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ , يَبِيْتُ ثَلَاثَةَ لَيَالٍ, قَالَ ابْنُ عُمَرَ : مَا مَرَّتْ عَلَيَّ لَيْلَةٌ مُنْذُ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ ذَلِكَ إِلاَّ وَ عِنْدِي وَصِيَّتِي.

580. Dari Ibnu Umar RA, bahwasanya Rasulullah bersabda, “Tiada hak bagi seorang muslim yang mempunyai sesuatu yang akan diwasiatkan, lantas ia bermalam sampai dua malam melainkan wasiat itu harus ditulis olehnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat Muslim dikatakan: Bermalam sampai tiga malam. Ibnu Umar berkata, “Sejak saya mendengar Rasulullah bersabda seperti itu, maka tidak pernah satu malam pun saya bermalam melainkan wasiat sudah tertulis olehku.”

581- وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: خَطَّ النَّبِيُّ r خُطُوْطًا فَقَالَ: ((هَذَا الْإِنْسَانُ ، وَهَذَا أجَلُهُ ، فَبَيْنَمَا هُوَ كَذلِكَ إذْ جَاءَ الخَطُّ الأَقْرَبُ)) رَوَاهُ الْبُخَارِي.

581. Dari Anas RA, ia berkata, Nabi Saw membuat beberapa garis kemudian bersabda, “Ini adalah cita-cita manusia, dan ini adalah ajalnya. Kemudian ketika ia sedang berusaha untuk mencapai cita-cita tiba-tiba datanglah garis yang lebih pendek ini (ajalnya).” (HR. Bukhari). Dan inilah gambarnya:

582- وَعَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: خَطَّ النَّبِي  خُطُوطًا مُرَبَّعًا ، وَخَطَّ خَطًّا فِي الْوَسَطِ خَارجًا مِنْهُ، وَخَطَّ خُطَطًا صِغَارًا إلَى هَذَا الَّذِيْ في الْوَسَطِ مِنْ جَانِبِهِ الَّذِي في الْوَسَطِ، فَقَالَ : ((هذَا الإنْسَانُ ، وَهذَا أجَلُهُ مُحِيْطًا بِهِ – أوْ قَدْ أحَاطَ بِهِ – وَهذَا الَّذِي هُوَ خَارِجٌ أمَلُهُ، وَهَذِهِ الْخُطَطُ الصِّغَارُ الْأَعْرَاضُ، فَإنْ أخْطَأَهُ هَذَا، نَهَشَهُ هَذَا، وَإنْ أخْطَأَهُ هَذَا، نَهَشَهُ هَذَا)) رَوَاهُ الْبُخَارِي.
582. Dari Ibnu Mas’ud berkata, “Nabi SAW membuat gambar empat persegi pajang dan di tengah-tengahnya ditarik suatu garis sampai ke luar, serta beliau membuat garis pendek-pendek di sebelah garis yang di tengah-tengah itu, kemudian bersabda, “Ini adalah manusia.” Ini empat persegi panjang atau yang mengelilinginya adalah ajalnya. Dan ini garis yang berada di luar adalah cita-citanya, serta garis pendek-pendek ini adalah hambatan-hambatannya. Bila ia luput (dapat mengatasi) hambatan yang ini, maka ia akan menghadapi hambatan yang ini. Dan bila ia luput (dapat mengatasi) hambatan yang ini, maka ia menghadapi hambatan yang ini.” (Riwayat Bukhari). Dan ini adalah gambarnya:[2]

hadits sebaik baik pengingat adalah kematian

584- وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  : ((أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ)) يَعْنِي: المَوْتَ، رَوَاهُ التُّرْمِذِي وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ.
584. Dari Abu Hurairah RA. berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Perbanyaklah kamu sekalian mengingat sesuatu yang melenyapkan segala kelezatan, yakni maut.” (HR. Turmudzi).

hadits tentang umur kematian

585- وَعَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ  إذَا ذَهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ، قَامَ فَقَالَ: ((يَاأَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا اللهَ ، جَاءَتِ الرَّاجِفَةُ ، تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ، جَاءَ الْمَوْتُ بِمَا فِيْهِ، جَاءَ المَوْتُ بِمَا فِيْهِ)) قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنِّي أُكْثِرُ الصَّلاَةَ عَلَيْكَ، فَكَمْ أجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلاَتِي؟ فَقَالَ: ((مَاشِئْتَ)) قُلْتُ: الرُّبُعُ ، قَالَ: ((مَاشِئْتَ فَإنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ)) قُلْتُ: فَالنِّصْفُ ؟ قَالَ : ((مَاشِئْتَ، فَإنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ)) قُلْتُ : فَالثُّلُثَيْنِ؟ قَالَ: ((مَاشِئْتَ ، فَإنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ)) قُلْتُ: أَجْعَلُ لَكَ صَلاَتِي كُلَّهَا ؟ قَالَ: ((إذًا تُكْفِى هَمَّكَ ، وَيُغْفَرَ لَكَ ذَنْبَكَ)) رَوَاهُ التُّرْمِذِي وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ.

585. Dari Ubay bin Ka’ab RA, ia berkata, “Bila sepertiga malam berlalu maka Rasulullah bangun (dari tidur) dan bersabda, “Wahai sekalian manusia, ingatlah kepada Allah SWT, “(Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan), pada hari itu ketika tiupan pertama menggoncangkan alam. Tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua. Ingatlah pada datangnya mati beserta segala sesuatu yang bersangkut paut dengannya. Ingatlah pada datangnya mati beserta serta segala sesuatu yang bersangkut paut dengannya.” Saya bertanya, ”Wahai Rasulullah SAW, sesungguhnya saya memperbanyak bacaan shalawat atas tuan, maka seberapa banyak waktu yang harus saya pergunakan untuk membacakan shalawat?.” Beliau menjawab, Sesuka hatimu. Saya bertanya, “Seperempat.” Beliau menjawab, “Sesuka hatimu, jika kamu menambahnya maka itu lebih baik bagimu. Saya bertanya, “Dua pertiga? Beliau menjawab, “Sesuka hatimu. Jika kamu menambahnya, maka itu lebih baik bagimu. Saya bertanya, “Apakah saya pergunakan semua waktu itu untuk membaca shalawat buat tuan? Beliau menjawab, “Kalau demikian, kamu akan dihindarkan dari segala kerisauan dan akan diampunilah dosamu.” (HR. Turmudzi, dan ia berkata: Hadits ini Hasan).

[1] . Saya katakana: Hadits ini telah disebutkan beserta penjelasannya dari pengarang kitab ini, nomer 475.
[2] . . Sebagian besar gambar ini tidak terdapat manuskrip dan kitab-kitab, oleh karena itu aku meletakkan tiga gambar yang telah aku temukan di beberapa manuskrip. Dan inilah gambar yang mendekati kebenaran, sebagaimana yang telah digambar oleh para penulis berdasarkan pemahaman mereka terhadap penjelasan para perawi hadits.

أََلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوْا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلاَ يَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ أُوْتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُوْنَ
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah SWT dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Qs. Al-Hadiid (57): 16)

579- وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ  بِمَنْكَبِي فقَالَ: ((كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أوْعَابِرُ سَبِيْلٍ)).
وكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ : إذَا أَمْسَيْتَ، فَلاَ تَنْتَظِرُ الصَّبَاحَ ، وَإذَا أصْبَحْتَ، فَلاَ تَنْتَظِرُ المَسَاءَ ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ ، وَمَنْ حَيَاتِكَ لَمَوْتِكَ. رَوَاهُ الْبُخَارِي.

579. Dari Ibnu Umar RA. berkata, “Rasulullah memegang kedua bahuku sambil bersabda, “Jadilah kamu di dunia ini seperti orang asing atau orang yang mengembara.”

Dan Ibnu Umar RA. berkata, “Bila kamu berada pada waktu sore, maka janganlah menunggu waktu pagi, dan bila kamu berada pada waktu pagi, maka janganlah menunggu waktu sore. Pergunakanlah masa sehatmu untuk menyongsong masa sakitmu, dan pergunakanlah masa hidupmu untuk menyongsong saat kematianmu.”[1] (HR. Bukhari).

580- وَعَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ  قَالَ: ((مَاحَقٌّ امْرِيءٍ مُسْلِمٍ ، لَهُ شَيْءٌ يُوْصِي فِيْهِ، يَبِيْتُ لَيْلَتَيْنِ إِلاَّ وَوَصِيَّتُهُ مُكْتُوْبَةٌ عِنْدَهُ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، هَذَا لَفْظُ الْبُخَارِي.
وَ فِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ , يَبِيْتُ ثَلَاثَةَ لَيَالٍ, قَالَ ابْنُ عُمَرَ : مَا مَرَّتْ عَلَيَّ لَيْلَةٌ مُنْذُ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ ذَلِكَ إِلاَّ وَ عِنْدِي وَصِيَّتِي.

580. Dari Ibnu Umar RA, bahwasanya Rasulullah bersabda, “Tiada hak bagi seorang muslim yang mempunyai sesuatu yang akan diwasiatkan, lantas ia bermalam sampai dua malam melainkan wasiat itu harus ditulis olehnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat Muslim dikatakan: Bermalam sampai tiga malam. Ibnu Umar berkata, “Sejak saya mendengar Rasulullah bersabda seperti itu, maka tidak pernah satu malam pun saya bermalam melainkan wasiat sudah tertulis olehku.”

hadits tentang kematian dan amalan

581- وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: خَطَّ النَّبِيُّ  خُطُوْطًا فَقَالَ: ((هَذَا الْإِنْسَانُ ، وَهَذَا أجَلُهُ ، فَبَيْنَمَا هُوَ كَذلِكَ إذْ جَاءَ الخَطُّ الأَقْرَبُ)) رَوَاهُ الْبُخَارِي.

581. Dari Anas RA, ia berkata, Nabi Saw membuat beberapa garis kemudian bersabda, “Ini adalah cita-cita manusia, dan ini adalah ajalnya. Kemudian ketika ia sedang berusaha untuk mencapai cita-cita tiba-tiba datanglah garis yang lebih pendek ini (ajalnya).” (HR. Bukhari). Dan inilah gambarnya:

hadits tentang kematian dan amalan

582- وَعَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: خَطَّ النَّبِي  خُطُوطًا مُرَبَّعًا ، وَخَطَّ خَطًّا فِي الْوَسَطِ خَارجًا مِنْهُ، وَخَطَّ خُطَطًا صِغَارًا إلَى هَذَا الَّذِيْ في الْوَسَطِ مِنْ جَانِبِهِ الَّذِي في الْوَسَطِ، فَقَالَ : ((هذَا الإنْسَانُ ، وَهذَا أجَلُهُ مُحِيْطًا بِهِ – أوْ قَدْ أحَاطَ بِهِ – وَهذَا الَّذِي هُوَ خَارِجٌ أمَلُهُ، وَهَذِهِ الْخُطَطُ الصِّغَارُ الْأَعْرَاضُ، فَإنْ أخْطَأَهُ هَذَا، نَهَشَهُ هَذَا، وَإنْ أخْطَأَهُ هَذَا، نَهَشَهُ هَذَا)) رَوَاهُ الْبُخَارِي.

582. Dari Ibnu Mas’ud berkata, “Nabi SAW membuat gambar empat persegi pajang dan di tengah-tengahnya ditarik suatu garis sampai ke luar, serta beliau membuat garis pendek-pendek di sebelah garis yang di tengah-tengah itu, kemudian bersabda, “Ini adalah manusia.” Ini empat persegi panjang atau yang mengelilinginya adalah ajalnya. Dan ini garis yang berada di luar adalah cita-citanya, serta garis pendek-pendek ini adalah hambatan-hambatannya. Bila ia luput (dapat mengatasi) hambatan yang ini, maka ia akan menghadapi hambatan yang ini. Dan bila ia luput (dapat mengatasi) hambatan yang ini, maka ia menghadapi hambatan yang ini.” (Riwayat Bukhari). Dan ini adalah gambarnya:[2]

584- وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  : ((أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ)) يَعْنِي: المَوْتَ، رَوَاهُ التُّرْمِذِي وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ.

584. Dari Abu Hurairah RA. berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Perbanyaklah kamu sekalian mengingat sesuatu yang melenyapkan segala kelezatan, yakni maut.” (HR. Turmudzi).

585- وَعَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ  إذَا ذَهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ، قَامَ فَقَالَ: ((يَاأَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا اللهَ ، جَاءَتِ الرَّاجِفَةُ ، تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ، جَاءَ الْمَوْتُ بِمَا فِيْهِ، جَاءَ المَوْتُ بِمَا فِيْهِ)) قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنِّي أُكْثِرُ الصَّلاَةَ عَلَيْكَ، فَكَمْ أجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلاَتِي؟ فَقَالَ: ((مَاشِئْتَ)) قُلْتُ: الرُّبُعُ ، قَالَ: ((مَاشِئْتَ فَإنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ)) قُلْتُ: فَالنِّصْفُ ؟ قَالَ : ((مَاشِئْتَ، فَإنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ)) قُلْتُ : فَالثُّلُثَيْنِ؟ قَالَ: ((مَاشِئْتَ ، فَإنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ)) قُلْتُ: أَجْعَلُ لَكَ صَلاَتِي كُلَّهَا ؟ قَالَ: ((إذًا تُكْفِى هَمَّكَ ، وَيُغْفَرَ لَكَ ذَنْبَكَ)) رَوَاهُ التُّرْمِذِي وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ.

585. Dari Ubay bin Ka’ab RA, ia berkata, “Bila sepertiga malam berlalu maka Rasulullah bangun (dari tidur) dan bersabda, “Wahai sekalian manusia, ingatlah kepada Allah SWT, “(Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan), pada hari itu ketika tiupan pertama menggoncangkan alam. Tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua. Ingatlah pada datangnya mati beserta segala sesuatu yang bersangkut paut dengannya. Ingatlah pada datangnya mati beserta serta segala sesuatu yang bersangkut paut dengannya.” Saya bertanya, ”Wahai Rasulullah SAW, sesungguhnya saya memperbanyak bacaan shalawat atas tuan, maka seberapa banyak waktu yang harus saya pergunakan untuk membacakan shalawat?.” Beliau menjawab, Sesuka hatimu. Saya bertanya, “Seperempat.” Beliau menjawab, “Sesuka hatimu, jika kamu menambahnya maka itu lebih baik bagimu. Saya bertanya, “Dua pertiga? Beliau menjawab, “Sesuka hatimu. Jika kamu menambahnya, maka itu lebih baik bagimu. Saya bertanya, “Apakah saya pergunakan semua waktu itu untuk membaca shalawat buat tuan? Beliau menjawab, “Kalau demikian, kamu akan dihindarkan dari segala kerisauan dan akan diampunilah dosamu.” (HR. Turmudzi, dan ia berkata: Hadits ini Hasan).

[1] . Saya katakana: Hadits ini telah disebutkan beserta penjelasannya dari pengarang kitab ini, nomer 475.
[2] . . Sebagian besar gambar ini tidak terdapat manuskrip dan kitab-kitab, oleh karena itu aku meletakkan tiga gambar yang telah aku temukan di beberapa manuskrip. Dan inilah gambar yang mendekati kebenaran, sebagaimana yang telah digambar oleh para penulis berdasarkan pemahaman mereka terhadap penjelasan para perawi hadits.