Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadits Etika Mengambil Makanan Dari Piring

Hadits Etika Mengambil Makanan Dari Piring
107- MENGAMBIL MAKANAN DARI PINGGIR PIRING ATAU BEJANA

Mengambil Makanan dari Pinggir Piring atau Bejana: Adab yang Tidak Boleh Diabaikan

Makan adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Selain memenuhi kebutuhan nutrisi, makanan juga menjadi ajang untuk bersosialisasi dengan orang lain. Namun, seringkali adab dalam mengambil makanan diabaikan, salah satunya adalah mengambil makanan dari pinggir piring atau bejana. Padahal, hal ini merupakan adab yang sangat penting dalam Islam dan harus diperhatikan oleh setiap Muslim.

Mengambil makanan dari pinggir piring atau bejana sebenarnya tidak dianjurkan dalam Islam. Hal ini disebabkan karena pinggir piring atau bejana seringkali menjadi tempat berkumpulnya kotoran atau sisa makanan yang tidak terlihat oleh mata. Oleh karena itu, mengambil makanan dari pinggir piring atau bejana dapat mengakibatkan kotoran atau sisa makanan tersebut ikut tercampur dengan makanan yang diambil.

Selain itu, mengambil makanan dari pinggir piring atau bejana juga dianggap kurang sopan. Hal ini disebabkan karena ketika seseorang mengambil makanan dari pinggir piring atau bejana, ia cenderung merusak tampilan estetika yang ada di atas piring atau bejana. Hal ini dapat menimbulkan kesan yang kurang baik di antara para tamu yang hadir.

Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim, sebaiknya kita menghindari mengambil makanan dari pinggir piring atau bejana. Sebaliknya, kita sebaiknya mengambil makanan dari bagian tengah piring atau bejana yang masih terlihat bersih dan tidak terkontaminasi oleh kotoran atau sisa makanan. Selain itu, kita juga sebaiknya menghindari membuang makanan yang tidak kita makan ke pinggir piring atau bejana, melainkan sebaiknya membuangnya ke tempat sampah yang disediakan.

Mengikuti adab dalam mengambil makanan dari pinggir piring atau bejana dapat memberikan banyak manfaat, di antaranya adalah:

  1. Menjaga kebersihan makanan yang akan kita makan
  2. Memberikan kesan yang baik di antara tamu yang hadir
  3. Menjaga tampilan estetika yang ada di atas piring atau bejana
  4. Menunjukkan rasa sopan santun dan menghormati tuan rumah

Dalam Islam, mengikuti adab dalam setiap hal adalah sangat penting. Termasuk dalam hal makan, kita sebaiknya mengikuti adab yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dengan mengikuti adab tersebut, kita akan menjadi seorang Muslim yang lebih baik dan terhormat di mata Allah SWT serta orang lain.

Terdapat beberapa hadits yang menyinggung tentang adab dalam mengambil makanan dari pinggir piring atau bejana. 

Berikut adalah beberapa hadits yang berkaitan dengan hal tersebut:

748 . وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ الله عَنْهُمَا, عَنْ النَّبِيّ  قَالَ: ((اَلْبَرْكَةُ تَنْزِلُ وَسَطَ الطعَامِ, فَكُلُوْ مِنْ حَافَتَيْهِ وَلاَتَأْكُلُوْا مِنْ وَسَطِهِ)) رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدُ, واَلتِّرْمِذِى، وَقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.

748. Dari Ibnu Abbas RA, beliau bersabda, “berkah itu turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah dari pinggir, janganlah memulai dari tengahnya!” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi. Tirmidzi berkata: “hadis ini hasan-shahih.”)

749- وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : كَانَ لِلنَّبِيِّ  قَصْعَةٌ يُقَالَ لَهَا : اَلْغَرَّاءُ يَحْمِلُهَا أَرْبَعَةُ رِجَالٍ ؛ فَلَمَّا أضْحَوْا وَسَجَدُوْا الضُّحَى أُتِيَ بِتِلْكَ الْقَصْعَةِ؛ يَعَنْى وَقَدْ ثُرِدَ فِيْهَا، فَالْتَفُّوْا عَلَيْهَا، فَلَمَّا كَثُرُوْا جَثًا رَسُوْلُ اللهِ  فَقَالَ أعْرَابيٌّ : مَا هَذِهِ الْجِلْسَةَ ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ (( أَنْ اللهَ جَعَلَنِى عَبْدًا كَرِيْمًا، وَلَمْ يَجْعَلَنِى جَبَّارًا عَنْيْدًا))، ثُمَّ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  (( كُلُوْا مِنْ حَوَالَيْهَا، وَدَعُوْا ذِرْوَتَهَا يُبَارَكْ فِيْهَا)). رَوَاهُ أَبُو دَاوُدُ بِإِسْنَادٍ جَيِّدٍ.

749. Dari Abdullah bin Busrin RA, dia berkata: “Nabi SAW. mempunyai bejana besar, yang dibuat Al-Gharra’[1] yang biasanya diangkat oleh empat orang. Suatu saat, ketika sahabat selesai salat dhuha, diangkatlah bejana besar itu, yang di dalamnya penuh makanan. Para sahabat berkerumun di sekeliling bejana itu. Ketika sudah banyak, Rasulullah SAW duduk bersila. “Kemudian ada seorang badui bertanya: “Ada selamatan apa ini?” Rasulullah SAW menjawab: “Sesungguhnya Allah telah menjadikan aku sebagai hamba yang bermurah hati, dan Dia tidak menjadikan aku sebagai hamba yang sombong dan kejam. “Kemudian Rasulullah bersabda, “Makanlah dari pinggirnya, dan biarkan tengahnya, niscaya kamu diberi berkah”. (HR. Abu Dawud dengan sanad yang baik)

Dari dua hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa Rasulullah SAW menekankan pentingnya mengambil makanan dari bagian tengah piring atau bejana, dan menghindari mengambil dari pinggirannya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kehigienisan makanan yang akan dikonsumsi.

Selain itu, hadits yang kedua juga menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sendiri sebagai teladan bagi umatnya dalam mengikuti adab dalam mengambil makanan. Sehingga, sebagai seorang Muslim, sebaiknya kita mengikuti teladan beliau dalam setiap hal, termasuk dalam adab makan.

Dalam Islam, adab dalam makanan sangat penting karena makanan adalah nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus menghormati nikmat tersebut dengan menjaga adab dalam makanan. Dengan mengambil makanan dari bagian tengah piring atau bejana, kita juga dapat menunjukkan rasa sopan santun dan menghargai tuan rumah yang telah menyediakan makanan tersebut.

Kesimpulannya, hadits yang berkaitan dengan adab mengambil makanan dari pinggir piring atau bejana menunjukkan pentingnya menjaga kebersihan dan kehigienisan makanan yang akan dikonsumsi, serta menunjukkan rasa sopan santun dan menghargai tuan rumah. Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim, sebaiknya kita selalu mengikuti adab dalam setiap hal, termasuk dalam mengambil makanan.

[1] Dinamakan demikian karena warnaya yang putih