Hadits Etika Mengambil Makanan Dari Piring
748 . وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ الله عَنْهُمَا, عَنْ النَّبِيّ قَالَ: ((اَلْبَرْكَةُ تَنْزِلُ وَسَطَ الطعَامِ, فَكُلُوْ مِنْ حَافَتَيْهِ وَلاَتَأْكُلُوْا مِنْ وَسَطِهِ)) رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدُ, واَلتِّرْمِذِى، وَقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.
748. Dari Ibnu Abbas RA, beliau bersabda, “berkah itu turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah dari pinggir, janganlah memulai dari tengahnya!” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi. Tirmidzi berkata: “hadis ini hasan-shahih.”)749- وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : كَانَ لِلنَّبِيِّ قَصْعَةٌ يُقَالَ لَهَا : اَلْغَرَّاءُ يَحْمِلُهَا أَرْبَعَةُ رِجَالٍ ؛ فَلَمَّا أضْحَوْا وَسَجَدُوْا الضُّحَى أُتِيَ بِتِلْكَ الْقَصْعَةِ؛ يَعَنْى وَقَدْ ثُرِدَ فِيْهَا، فَالْتَفُّوْا عَلَيْهَا، فَلَمَّا كَثُرُوْا جَثًا رَسُوْلُ اللهِ فَقَالَ أعْرَابيٌّ : مَا هَذِهِ الْجِلْسَةَ ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ (( أَنْ اللهَ جَعَلَنِى عَبْدًا كَرِيْمًا، وَلَمْ يَجْعَلَنِى جَبَّارًا عَنْيْدًا))، ثُمَّ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ (( كُلُوْا مِنْ حَوَالَيْهَا، وَدَعُوْا ذِرْوَتَهَا يُبَارَكْ فِيْهَا)). رَوَاهُ أَبُو دَاوُدُ بِإِسْنَادٍ جَيِّدٍ.
749. Dari Abdullah bin Busrin RA, dia berkata: “Nabi SAW. mempunyai bejana besar, yang dibuat Al-Gharra’[1] yang biasanya diangkat oleh empat orang. Suatu saat, ketika sahabat selesai salat dhuha, diangkatlah bejana besar itu, yang di dalamnya penuh makanan. Para sahabat berkerumun di sekeliling bejana itu. Ketika sudah banyak, Rasulullah SAW duduk bersila. “Kemudian ada seorang badui bertanya: “Ada selamatan apa ini?” Rasulullah SAW menjawab: “Sesungguhnya Allah telah menjadikan aku sebagai hamba yang bermurah hati, dan Dia tidak menjadikan aku sebagai hamba yang sombong dan kejam. “Kemudian Rasulullah bersabda, “Makanlah dari pinggirnya, dan biarkan tengahnya, niscaya kamu diberi berkah”. (HR. Abu Dawud dengan sanad yang baik)[1] Dinamakan demikian karena warnaya yang putih