Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Syarah Hadits Arbain ke-21 Tentang Pentingnya Istiqamah

Syarah Hadits Arbain ke-21 Tentang Pentingnya Istiqamah
Hadits yang ke-21 dari kitab Arbain An-Nawawi menjelaskan tentang pentingnya IMAN dan ISTIQAMAH dalam kehidupan. Ini sebgaimana hadits dari Abu Amrah Sufyan Bin Abdullah Bahwasanya Rasulullah Bersabda:
hadits ke-21

Diriwayatkan dari Abu Amru -ada yang memanggilnya Abu Amrah- Sufyan bin Abdillah bahwa ia berkata: Aku pernah berkata: " Ya Rasulullah, katakanlah kepadaku ungakapan tentang Islam, dimana aku tidak lagi akan menanyakannya kepada seorang pun selain engkau.” Beliau kemudian bersabda: " Katakan: ' Aku beriman kepada Allah. ' Kemudian beristiqamahlah ! " (HR. Muslim).

BIOGRAFI RAWI 

Abu Amru ini Sufyan bin Abdillah ini dipanggil juga dengan nama Abu Amru Ats-Tsaqafi, dinisbahkan kepada Tsaqif. Dan juga dipanggil pula Ath-Tha'ifi, karena sahabat itu terhitung sebagai penduduk Tha'if. Khalifah Umar as pernah memberikan mandat kepadanya untuk mengurusi zakat para penduduk Tha'if. Hadits yang diriwayatkan dari sahabat ini sebanyak 5 buah hadits. 

PENGANTAR 

Hadits ini mempunyai kedudukan yang sangat agung dan merupakan bagian dari keelokan intisari dari sabda-sabda Nabi Nabi memberikan jawaban kepada si penanya ini dengan menghimpunkan seluruh makna-makna Islam, iman dan ketaatan ke dalam kedua hal ini. 

PENJELASAN 

Sabda Nabi bersabda:  قل: آمنت بالله ثم استقم  " Katakanlah: ' Aku beriman kepada Allah.” Kemudian beristiqamahlah ! " 

Maksudnya, beriman dan beristiqamahlah sebagaimana yang diperintahkan kepadamu untuk kamu kerjakan, dan yang dilarang atas dirimu agar kamu tinggalkan. Istiqamah itu adalah konsiten di atas satu jalan dengan mengamalkan kewajiban kewajiban dan meninggalkan larangan-larangan. Allah berfirman: " Maka istiqamahlah ( tetaplah ) kamu pada jalan bertaubat bersama kamu.” benar sebagimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah bertaubat bersama kamu.

Allah juga berfirman: " Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: " Tuhan kami adalah Allah ', kemudian mereka beritiqamah, maka para malaikat akan turun kepada mereka, " yaitu, ketika ia mati. Para malaikat itu memberikan kabar gembira kepada mereka dengan firman-Nya: " Janganlah kamu merasa takut dan jangan pula merasa sedih, namun bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan oleh Allah kepada kamu.” 

Dalam tafsir disebutkan bahwa ketika mereka itu diberi kabar gembira dengan memperoleh surga, maka mereka berkata: " Bagaimana halnya dengan anak-anak kami; apa yang mereka makan dan bagaimana pula keadaan mereka sesudah kami ? " Maka dikatakanlah kepada mereka: " Kamilah walimu dalam kehidupan dunia dan akhirat.” Maksudnya, Kami yang akan mengurusi urusan mereka sesudah kamu sehingga dengan itu hati mereka menjadi tenang.

Berlakulah istiqamah untuk taat pada-Nya. Ini dalam anggota badan. Nabi memberikan dua kata-kata padanya, "Aku beriman kepada Allah," iman adanya di hati, " 

Kemudian berlakulah istiqamah, " istiqamah dalam perbuatan anggota tubuh. Hadits ini komplit, termasuk salah satu hadits yang menyeluruh. Sabda tentang beriman kepada Allah itu mencakup perkataan lisan dan hati. Beriman kepada Allah maksudnya adalah pengakuan apa yang wajib bagiku, seperti beriman akan keesaan Allah. Selanjutnya setelah beriman, " Berlakulah istiqamah, " yaitu tempuhlah jalan yang lurus, jangan menyimpang dari syariat sedikit pun. 

Kedua kata-kata ini menyatukan amalan-amalan agama secara keseluruhan. Iman kepada Allah mencakup i khlas dalam beribadah untuk-Nya, dan istiqamah mencakup keteguhan dalam menempuh syariat-Nya, sehingga mencakup dua syarat ibadah; ikhlas dan mengikuti sunnah. 

Intisari Hadits 

Pertama; semangat para shahabat dalam mencari ilmu, karena Nabi sering menerima pertanyaan-pertanyaan dari mereka. 

Kedua; kecerdasan Abu Amr atau Abu Amrah karena mengajukan pertanyaan agung dan pamungkas seperti ini, sehingga tidak perlu lagi bertanya pada siapapun. 

Ketiga; saat bertanya tentang suatu ilmu, sebaiknya mengajukan pertanyaan yang menyeluruh dan komplit, agar semua informasi dan ilmu yang didapatkan tidak bercampur aduk, seperti perkataan Abu Amr, " Sampaikan padaku suatu perkataan yang tidak akan aku tanyakan pada siapapun selainmu. maksudnya agak janggal. Karena apa mungkin para shahabat menanyakan masalah-masalah agama pada orang lain selain Rasulullah ?

Ya, mungkin saja. Shahabat bisa bertanya kepada sahabat lain yang ilmunya lebih tinggi. Ini yang terjadi di lapangan. 

Keempat, Nabi diberi jawami'ul kalim ( kata-kata singkat namun dalam maknanya ), karena beliau merangkum agama dalam dua kata-kata, " Beriman kepada Allah, kemudian berlakulah istiqamah.” Hadits ini diperkuat firman Allah: 

إن الذين قالوا ربنا الله ثم استقموا فلا خوف عليهم ولا هم تحزنون 

" Sesungguhnya orang-orang yang berkata, " Rabb kami adalah Allah, " kemudian mereka tetap istiqamah tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak ( pula ) bersedih hati.” ( Al-Ahqaf: 13 ).

Dan masih banyak lagi ayat-ayat senada lainnya. 

Kelima, gunakan kata istiqamah, bukan kata yang sekarang akrab di telinga semua orang, yaitu iltizam. Saat ini, ketika bermaksud memuji seseorang yang berpegang teguh pada agama, mereka bilang, " Si fulan multazim ( taat beragama ).” Ini kurang tepat, yang benar adalah " Si fulan mustaqim, " seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan sunnah. 

Keenam; orang yang hanya melakukan kewajiban-kewajiban saja bukanlah orang istiqamah, tapi malah menyimpang. Penyimpangannya akan semakin berat ketika kewajiban-kewajiban ditinggalkan, atau larangan-larangan diterjang. 

Ketujuh; siapapun selayaknya selalu bertanya pada diri sendiri berkenaan dengan sikap istiqamah ? " Jika ia sudah istiqamah dalam beragama maka hendaklah memuji Allah dan memohon agar tetap teguh. Namun jika ia belum istiqamah maka ia harus berupaya istiqamah dan banting setir menuju Allah.

  • Orang yang menunda-nunda shalat hingga waktunya berlalu bukan orang istiqamah, karena telah menyia-nyiakan shalat.. Orang yang tidak membayar zakat bukan orang istiqamah, karena telah menyia-nyiakan zakat.
  • Orang yang menerjang harga diri orang lain bukan orang istiqamah, karena telah melakukan perbuatan haram. 
MUATAN HADITS 

  • Harus teguh di atas keimanan. 
  • Istiqamah di atas syariat Allah.”

FIKIH HADITS 

  1. Keimanan kepada Allah mendahului ketaatan-ketaatan. 
  2. Amalan-amalan shalih itu akan memelihara keimanan. 
  3. Harus ada iman dan amal shalih. hat surat Fushilat ( 41 ): 30-31.