Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Materi Surat Al-Kafirun

Materi Surat Al-Kafirun

1. Membaca Surat Al-Kafirun

Surat Al-Kafirun merupakan merupakan surah ke 109 dalam al-Qur 'an. Surah Al-Kafirun terdiri dari 6 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah karena diturunkan di kota Makkah. Surah ini disebut Al-Kafirun yang artinya "Orang-orang Kafir". Surah Al-Kafirun diturunkan setelah surah Al-Ma’un.

Ayo, kita baca surah Al-Kafirun berikut dengan sungguh-sungguh! Awali dengan membaca basmallah bersama:

Mari, amati cara gurumu melafalkan Surat Al-Kafirun, Perhatikan gerak mulut dan panjang pendek ketika melafalkannya

Sebelum membaca surah Al-Kafirun, cermati dahulu tulisan ayat pertama sampai dengan ayat terakhir.

surat Al-Kafirun
Cermati dan tirukan pelafalan surah Al-Kafirun di atas secara berulang-ulang sampai fasih dan lancar.

2. Mengartikan kosa-kata surat Al-Kafirun:

LAFADH

ARTI

LAFADH

ARTI

قُلْ

katakanlah

يَا أَيُّهَا

Hai orang-orang

الْكَافِرُونَ

Orang-orang kafir

لَا

tidak

أَعْبُدُ

Aku menyembah

مَا

Apa yang

تَعْبُدُونَ

Yang kalian sembah

وَلَا

Dan tidak

أَنتُمْ

kalian

عَابِدُونَ

Menjadi penyembah

أَعْبُدُ

Yang aku sembah

أَنَا

Saya / aku

عَابِدٌ

Menjadi penyembah

عَبَدتُّمْ

Kalian sembah

لَكُمْ

Bagi kalian

دِينُكُمْ

Agama kalian

وَلِيَ

Bagi ku

دِينِ

Agamaku


Terjemahan:
  1. Katakanlah: Hai Orang-orang kafir
  2. Aku tidak menyembah apa yang kalian sembah
  3. an kalian bukan penyembah apa yang aku sembah
  4. Dan aku bukan penyembah apa yang kalian sembah
  5. Dan kalian bukan pula penyembah apa yang aku sembah
  6. Untuk kalianlah kalian dan untuk ku lah agamaku
3. Kandungan makna surat Al-Kafirun

Sebab turunnya surah Al-Kafirun adalah untuk menolak usulan kaum kafir Quraisy. Orang-orang kafir Quraisy sangat cemas melihat perkembangan dakwah Nabi Muhammad saw. yang begitu pesat. Mengetahui hal tersebut mereka senantiasa berusaha menghalangi dakwah dengan berbagai cara dan bujukan. Bahkan menggunakan hinaan dan ancaman, tapi Nabi Muhammad saw, tidak pernah takut, bahkan pengikut Nabi Muhammad saw, terus bertambah.

Karena usaha kaum kafir sia-sia, akhirnya suatu ketika datanglah sekelompok orang kafir menawarkan ide kepada Nabi Muhammad saw. Mereka berkata " Hai Muhammad ! sekiranya engkau tidak keberatan, mari kita bekerja sama. Suatu saat engkau dan pengikut-pengikutmu menyembah Tuhan kami, dan saat yang lain kami menyembah Tuhan engkau. Sekiranya ada satu kebaikan dalam agamamu, berarti kami turut menikmati demikian juga sebaliknya sekiranya di dalam agama kami ada kebaikan, engkau dan pengikutmu juga dapat merasakan kebaikan itu ".

Orang kafir Quraisy yang mengusulkan hal tersebut antara lain adalah Al-Walid bin Mughirah, Aswad bin Abdul Muthalib dan Umayyah bin Khallaf. Mereka adalah tokoh-tokoh kaum kafir Mekah yang selalu menolak dan menentang ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Menjawab tawaran itu, Rasulullah saw. menerima wahyu surah Al-Kafirun dari Allah swt.

Beliau membacakan seluruh ayat surah Al-Kafirun tersebut di hadapan orang-orang kafir Quraisy yang sedang berada di Masjidil Haram. Rasulullah saw. dengan tegas menjawab ajakan kaum kafir, yaitu: lakum dinukum waliyadin, yang artinya " untukmu agamamu dan untukku agamaku.

Kaum kafir Quraisy pun sangat kecewa dan marah dengan penolakan Nabi Muhammad saw. Surah Al-Kafirun mengajarkan kita untuk selalu tegas terhadap pengikut agama lain yang ingin mencampuradukan ibadah mereka dengan ajaran Islam. Agama Islam tidak melarang III. umatnya untuk berteman, melakukan jual beli, kerja bakti dan kegiatan-kegiatan lainnya, selama tidak menyangkut masalah aqidah Ba (keyakinan) .

Islam tidak melarang kamu bersahabat dengan teman-teman kamu yang bukan beragama Islam. Jika kamu mempunyai teman yang berbeda agama bersikaplah ramah, sopan dan penuh kasih ka sayang, tidak membeda-bedakan bahkan mengejek keyakinan mereka. Tunjukkan kepada mereka bahwa agama Islam adalah agama yang penuh kasih sayang, cinta damai, dan rahmat bagi seluruh alam. Tapi ketika teman kamu mengajak merayakan hari besar agamanya, maka kamu harus menolak dengan tegas, karena hal itu sudah menyangkut aqidah (keyakinan) yang harus kamu pertahankan.

4. Keutamaan surat Al-Kafirun

Dalam shahih Muslim dari Jabir bahwa Rasulullah Shalallahu ' Alaihi Wa Salam membaca surat Al-Kafirun dan surat Al Ikhlash pada shalat Thawaf yang dua rakaat. Begitu juga dalam shahih Muslim dijelaskan pula tentang hadits dari Abu Hurairah:

عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قرأ في ركعتي الفجر قل يا أيها الكافرون وقل هو الله أحد

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shalallahu ' Alaihi Wa Salam membaca kedua surat tersebut (Al-kafirun dan Al-Ikhlash) dalam shalat Fajar yang dua rakaat.

Berkata Imam Ahmad:

عن ابن عمر أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قرأ في الركعتين قبل الفخر والركعتين بعد المغرب بضعا وعشرين مرة أو بضع عشرة مرة قل يا أيها الكافرون و قل هو الله أحد

dari Ibnu " Umar bahwa Rasulullah Shalallahu ' Alaihi Wa Salam membaca surat Al-Kafirun dan surat Al Ikhlash pada dua rakaat shalat sebelum fajar dan pada dua rakaat sebelum Maghrib dua puluh kali atau sepuluh kali lebih.

Berkata pula Ahmad:

عن ابن عمر قال رمقت النبي صلى الله عليه وسلم أربعا وعشرين أو خمسا وعشرين مره يقرأ في الركعتين قبل الفجر والركعتين بعد المغرب قل يا أيها الكافرون وقل هو الله أحد

Dari Ibnu Umar, ia berkata, saya memperhatikan Nabi Shalallahu Alaihi Wa Salam dua puluh empat atau dua puluh lima kali membaca surat Al-Kafirun dan surat Al Ikhlash dalam shalat dua rakaat sebelum fajar dan dua rakaat sebelum Maghrib.

Dan berkata Ahmad:

عن ابن عمر قال رمفت النبي صلى الله عليه وسلم شهرا فكان يقرأ في الركعتين قبل الفجر قل يا أيها الكافرون وقل هو الله أحد

dari Ibnu Umar, ia berkata, Aku memperhatikan Nabi Shalallahu ' Alaihi Wa Salam selama satu bulan, dan beliau membaca surat Al Kaafirun dan Al Ikhlash dalam shalat dua rakaat sebelum Fajar, (dan begitu pula yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari Ibnu Majah dari hadits Abu Ahmad Az-Zubair, dan dikeluarkan pula oleh An-Nasa'i ' dari Abu Ishaq, dan berkata At Tirmidzi, bahwa hadits ini adalah Hasan, dan dimuka telah disebutkan bahwa surat ini senilai dengan seperempat Al Qur'an begitu juga dengan surat Az-Zalzalah).

Berkata Abu Al Qasim Ath-Thabrani, hadits Jablan bin Haritsah bahwa Nabi Shalallahu ' Alaihi Wa Salam bersabda: " Jika engkau hendak tidur, maka bacalah surat Al Kaafirun hingga akhir surat karena sesungguhnya surat tersebut adalah dapat membebaskan kamu dari kesyirikkan.

5. Tafsir Surat Al-Kafirun

Surat Al-Kafirun adalah surat pembebasan diri seorang beriman dari perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang Musyrik, dan surat ini juga merupakan surat yang memerintahkan orang yang beriman untuk membebaskan dirinya dari perbuatan yang dilakukan orang-orang kafir.

Firman Allah: قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (Katakanlah hai orang-orang kafir ). Maknanya yaitu mencakup seluruh orang-orang kafir Quraisy, ada yang menyebutkan sesungguhnya karena kebodohan mereka, mereka mengajak Rasulullah Shalallahu ' Alaihi Wa Salam untuk beribadah kepada berhala mereka selama setahun, dan mereka menyembah Tuhan Muhammad Shalallahu ' Alaihi Wa Salam selama setahun. Maka Allah SWT menurunkan surat ini. 

Di dalam surat ini Allah memerintahkan Rasul-Nya itu untuk membebaskan diri dari agama mereka secara menyeluruh, maka Allah berfirman: لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah), yaitu berupa patung-patung dan berhala-berhala, وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (dan kalian bukan penyembah apa yang aku sembah) , yaitu Allah yang maha Esa yang tidak memiliki sekutu, kata Maa (apa) disini berarti Man (Siapa) .

Kemudian Allah berfirman: وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ ﴿٤﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (Dan aku bukan penyembah apa yang kalian sembah, dan kalian bukan penyembah apa yang aku sembah).

Saya tidak akan menyembah sembahan kalian yaitu tidak akan mengikuti sembahan kalian itu, melainkan aku menyembah Allah dengan cara yang Allah cintai dan Allah ridhai. Oleh karena itu Allah berfirman وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (dan kalian bukan pula penyembah apa yang aku sembah), kalian tidak mengikuti pada apa yang telah Allah perintahkan dan pada apa yang telah Allah Syariatkan yaitu dalam menyembah Allah, bahwa kalian telah membuat sesuatu yang baru kalian dapatkan dari diri kalian sendiri, sebagaimana firman Allah (Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka (surat An-Najm ayat 23) .

Maka hendaklah engkau membebaskan dirimu dari mereka pada semua hal yang ada pada mereka, karena seorang yang penyembah harus memiliki sembahan yang yang ia sembahnya dengan cara-cara yang harus ia lakukan dalam menyembah sembahannya itu, maka Rasulullah Shalallahu ' Alaihi Wa Salam dengan para pengikut-pengikutnya menyembah Allah sesuai dengan apa yang telah Allah Syariatkan oleh karena itu kalimat Islam adalah tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maksudnya tidak ada yang disembah selain Allah dan tidak ada cara untuk menyembah Allah selain dari apa yang telah dibawa Rasul Allah.

Sedangkan orang-orang musyrik menyembah kepada selain Allah dengan cara ibadah yang tidak Allah izinkan, oleh karena itu Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam berkata (Untuk kalianlah agama kalian dan Bagi kami amalan kami), Sebagaimana firman Allah SWT ( jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah, bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan) ( surat Yunus ayat 41) . dan juga firman Allah (bagi kami amalan kami dan bagi kamu amalan kamu) (surat Al Baqarah ayat 139) .

Berkata Al Bukhari: لَكُمْ دِينُكُمْ (Untuk kalianlah agama kalian), maksudnya yaitu kekufuran, dan firman Allah وَلِيَ دِينِ (dan untukkulah agamaku) , yaitu Al Islam. Huruf Ya yang menunjukkan ungkapan " ku " pada kalimat agama " ku " dihapuskan kerena sebelumnya terdapat huruf " Nun " pada kata " Diin, " sebagaimana firman Allah: فَهُوَ يَهْدِيْنِ (Maka dialah yang menunjuki aku. Surat Asy-Syu'ara: 78) dan firman Allah فَهُوَ يَشْفِيْنِ (Dialah yang menyembuhkan aku. Surat Asy Syu'ara: 80).

Berkata pula lainnya, Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah saat ini, dan aku tidak akan memenuhi permintaan kalian untuk menyembah apa yang kalian sembah pada sisa umurku ini, dan kalian bukanlah penyembah apa yang aku sembah, dan mereka itulah yang dimaksud dalam firman Allah (Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran pada kebanyakan mereka, Surat Al Maa'idah ayat 68) .

Ibnu Jarir " menukilkan dari sebagian ahli bahasa Arab bahwa ungkapan yang sama pada surat ini adalah termasuk dalam ungkapan untuk menguatkan atau menekankan sesuatu sebagaimana firman Allah: (Kerena sesungguhnya kesulitan itu ada kemudahan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan) (Asy-Syarh: 5-6) dan sesuai dengan firman Allah: (niscaya kamu benar benar akan melihat neraka jahim. dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan Ainul Yaqin) (At-Takatsur: 6-7).

Pendapat yang sama diungkapkan pula oleh Ibnu Al Jauzy dari Ibnu Quatibah. Tentang hal ini terdapat tiga pendapat para ulama:

Pertama: Telah kami sebutkan diatas yaitu sebagai penekanan atau untuk menguatkan.

Kedua: Apa yang diriwayatkan oleh Al Bukhari serta lain-lainnya para ahli tafsir (Aku tidak menyembah apa yang kalian sembah (2) , dan kalian bukan penyembah apa yang kalian sembah (3) , yaitu pada saat terdahulu, sedangkan (aku yang kalian sembah apa yang kalian sembah (4) , dan kalian bukan pula penyembah apa yang aku sembah (5) , yaitu pada saat yang akan datang.

Ketiga: Pendapat yang disebarluaskan oleh Abu Al Abbas Ibnu Taimiyah dalam beberapa buku karangan beliau, bahwa maksud dengan firman Allah: (Aku tidak menyembah apa yang kalian sembah (2) , adalah tidak melakukan perbuatan itu.

Sedangkan firman Allah, (aku bukan penyembah apa yang kalian sembah (4) , maksudnya adalah tidak menerima perbuatan tersebut secara keseluruhan, jadi maksudnya, tidak melakukan perbuatan itu dan tidak ada kemungkinan (mustahil) untuk melakukan hal itu, ini adalah pendapat yang baik.

Imam Abu Abdullah Asy-Syafi'i serta lain-lainnya menjadikan ayat yang mulia ini: لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (Untuk kalianlah agama kalian dan untukku adalah agamaku), sebagai bukti bahwa seluruh kekufuran adalah satu agama, maka orang Yahudi dapat mewariskan harta kepada orang oreang Nashrani dan begitu pula sebaliknya jika antara keduanya memiliki keturunan atau sebab yang bisa saling mewariskan harta tersebut, karena semua agama secara keseluruhan adalah bagaikan suatu yang satu dalam kebatilan selain Agama Islam.

Sementara Ahmad bin Hanbal serta orang-orang yang setuju dengannya berpendapat bahwa tidak ada pewarisan dari orang Yahudi kepada orang Nashrani, dan sebaliknya berdasarkan hadits

عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لا يتوارث أهل ملتين شتی

Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata bersabda Rasulullah Shalallahu ' Alaihi Wa Salam: " Tidak ada saling mewarisi suatu apapun bagi yang berbeda agama. )Dikeluarkan oleh Abu Daud no. 2911, Ibnu Majah No 2731, dan Ahmad)

Rangkuman:
  1. Surah Al-Käfirün adalah surah ke 109 yang terdiri dari 6 ayat, tergolong surah Makkiyah dan diturunkan sesudah surah Al-Ma'un
  2. Nabi Muhammad saw. menentang dengan tegas usulan dari kafir Quraisy yang mengajak untuk menyembah berhala dan setelah itu kaum kafir Mekah akan beribadah sesuai dengan ajaran Islam.
  3. Surah Al-Kafirun berisi pernyataan tegas Nabi Muhammad saw. bahwa beliau tidak akan menyembah Tuhan yang disembah oleh orang-orang kafir.
  4. Islam tidak melarang kita bersahabat dengan orang yang tidak beragama Islam.
  5. Islam melarang kita untuk menjelek-jelekan dan menghina agama lain.