Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Materi Surat Quraisy

Materi Surat Quraisy

1. MEMBACA SURAT Al-Quraisy

Surat Quraisy merupakan surah ke 106 dalam al-Qur 'an. Surah Quraisy terdiri dari 4 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah karena diturunkan di kota Makkah. Surah ini disebut Quraisy yang artinya "Suku Quraisy". Surah Quraisy diturunkan setelah surah At-Tiin

Ayo, kita baca surah Quraisy berikut dengan sungguh-sungguh! Awali dengan membaca basmallah bersama:

Mari, amati cara gurumu melafalkan Surat Quraisy, Perhatikan gerak mulut dan panjang pendek ketika melafalkannya

Sebelum membaca surah Quraisy, cermati dahulu tulisan ayat pertama sampai dengan ayat terakhir.

materi surat Quraisy

Cermati dan tirukan pelafalan surah Quraisy di atas secara berulang-ulang sampai fasih dan lancar.

2. Mengartikan kosa-kata surat Quraisy:

LAFADH

ARTI

LAFADH

ARTI

لِإِيلَافِ

Karena kebiasaan

قُرَيْشٍ

Orang quraisy

إِيلَافِهِمْ

Kebiasaan mereka

رِحْلَةَ

bepergian

وَالصَّيْفِ

Dan musim panas

الشِّتَاء

Musim dingin

فَلْيَعْبُدُوا

Maka hendaklah mereka menyembah

رَبَّ

Tuhan

هَذَا

ini

الْبَيْتِ

Rumah (ka’bah)

الَّذِي

yang

أَطْعَمَهُم

Telah memberi makan kepada mereka

مِّن

dari

جُوعٍ

lapar

آمَنَهُم

Mengamankan mereka

خَوْفٍ

Rasa ketakutan


Terjemahannya adalah:
  1. Karena kebiasaan-kebiasaan orang-orang Quarisy. 
  2. (yaitu) Kebiasaan mereka berpergian pada musim dingin dan musim panas. 
  3. Maka hendaklah mereka menyembah uhan pemilik rumah ini (Ka 'bah). 
  4. Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar, dan mengamankan mereka dari ketakutan
3. Memahami Kandungan Surat Quraisy

Adapun isi kandungan dari surat Quraisy adalah sebagai berikut:
  • Ayat ke-1 Allah menjelaskan tentang suatu tradisi yang dilakukan oleh suku Quraisy yang mana mereka mempunyai mata pencaharian pokok yaitu berdagang.
  • Ayat 2. menjelaskan tentang perjalanan dagang orang-orang Quraisy pada musim dingin pergi ke negeri Yaman dan pada musim panas ke negeri Syam dalam setiap tahunnya. Mereka bepergian dengan tujuan untuk berniaga yang keuntungannya digunakan untuk keperluan hidup di Mekah dan untuk berkhidmat kepada Baitullah yang merupakan kebanggaan mereka.
  • Ayat 3, Allah mengingatkan suku Quraisy khususnya dan umat Islam umumnya agar selalu bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah Swt. Mereka diperintahkan untuk beribadah kepada Tuhan (pemilik) Ka'bah. Terhadap rezeki yang diterima tersebut, Allah menginginkan agar mereka mensyukurinya. Caranya adalah dengan  memanfaatkan rezkinya tersebut sesuai dengan perintah Allah.
  • Ayat 4, Allah Swt. menunjukkan akan kenikmatan yang telah diberikan kepada mereka yaitu berupa makanan dan rasa aman. Tuhan pemilik Ka'bah itu telah memberikan kepada mereka makan untuk menghilangkan lapar. Mereka juga diben keistimewaan dengan rasa aman dan tenteram.
4. Tafsir Surat Quraisy

Telah disebutkan hadits gharib berkenaan dengan keistimewaan surat quraisy menurut Al Baihaqi dalam kitab Al Khilafiat. Hadits dari Ummu hani binti Abu Thalib bahwa Rasulullah bersabda: "Allah mengistimewakan orang Quraisy dengan tujuh macam, yaitu, Aku berasal dari mereka, dan kenabian ada pada mereka, tempat minum (air zam-zam) ada pada mereka, sesungguhnya Allah memberi pertolongan kepada mereka dari pasukan gajah, sesungguhnya mereka menyembah Allah selama sepuluh tahun yang tidak pernah disembah oleh selain mereka dan Allah menurunkan satu surat berkenaan dengan mereka, kemudian beliau membaca surat Quraisy". (Hadits ini juga riwayat Ath-Thabrani dalam Al Kabir 24/409no, 944, AI Hakim dalam Mustadrak 454, dan disebutkan pula oleh Al Haitami dalam Majmu' uz Zawa' id 10/27, dan ia berkata, dalam sanad hadits ini terdapat orang yang tidak saya ketahui, Ad-Dhahabi, berkata, bahwa Ya' qub dha' if sedangkan Ibrahim adalah Munkar).

Surat ini terpisah dari pada surat yang sebelumnya dalam Mushaf Imam, mereka menuliskan kalimat Bismillahhirrahmanirrahim di antara kedua surat ini. walaupun surat ini mempunyai hubungan dengan surat sebelumnya. Ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Muhammad bin Ishaq dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, karena menurut kedua orang ini bahwa makna dari kedua surat ini adalah kami telah melepaskan Mekkah dari serangan pasukan gajah dan kami binasakan pasukan gajah itu karena kebiasaan-kebiasaan orang-orang Quraisy serta berkumpulnya mereka di negeri yang aman tenteram.

Ada juga yang berpendapat bahwa maksud dari ayat ini adalah kebiasaan yang biasa mereka lakukan itu adalah melakukan perjalanan dimusim dingin kenegeri Yaman dan dimusim panas kenegeri Syam untuk melakukan perdagangan serta lain-lain, kemudian mereka kembali kenegeri mereka dengan rasa nyaman selama dalam perjalanan mereka karena manusia selalu menghormati mereka dalam perjalanan, karena mereka itu penduduk Tanah Suci, dan siapa saja yang mengenal mereka pasti akan dihormati, bahkan barang siapa yang berjalan bersama mereka pasti akan merasa nyaman, demikian keadaan mereka dalam perjalanan mereka dimusim panas dan dimusim dingin.

Sedangkan keadaan mereka saat bermukim dinegeri mereka yaitu Mekkah maka sebagaimana firman Allah: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedangkan manusia disekitarnya rampok merampok) (Al Ankabut: 67).

Inilah yang dimaksud dengan firman Allah yang berbunyi: (لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ). (yaitu) kebiasaan mereka berpergian pada musim dingin dan musim panas. Berkata Ibnu Jarir,' yang benar adalah bahwa huruf “Laam” yang berada pada permulaan ayat pertama dari surat Quraisy adalah untuk mengungkapkan Ta'ajub atau keheranan, seakan-akan Allah berfirman: mereka Ta'ajub atau heran dengan kebiasaan-kebiasaan orang-orang Quraisy serta Ni'mat-ni'mat-Ku kepada mereka dalam kebiasaan- kebiasaan mereka itu, ia juga berkata, hal itu telah menjadi ljma'nya para kaum muslimin bahwa kedua surat itu terpisah dengan masing-masing berdiri sendiri.

Kemudian Allah menganjurkan kepada mereka untuk mensyukuri Ni'mat-ni'mat yang amat besar ini, maka Allah berfirman: (فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ الْبَيْتِ). Hendaklah mereka mengesakan tuhan pemilik Ka'bah dengan melakukan Ibadah karena Allah telah menjadikan mereka tanah suci yang aman serta rumah (Ka'bah) yang disucikan sebagaimana firman Allah SWT: "Aku hanya diperintahkan untuk tuhan negeri ini (Mekkah) yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nyalah segela sesuatu dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang yang berserah diri". Surat Al Naml ayat yang ke-61

Dan firman-Nya:( الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ). Tuhan pemilik Ka'bah itu telah memberikan mereka makan untuk menghilangkan lapar, (وَآمَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ) Dan mengamankan mereka dari ketakutan.

Mereka diberi keistimewaan dengan rasa aman tenteram, maka hendaklah mereka mengesakan Allah dalam beribadah, dengan tidak mensekutukan-Nya dengan suatu apapun dan tidak menyembah selain kepada Allah, dengan demikian disini Allah memadukan rasa aman didunia dengan rasa aman diakherat dengan melaksanakan perintah Allah untuk mengesakan Allah dalam beribadah, dan bagi siapa yang mendurhakakan perintah Allah itu maka Allah akan mencabut rasa aman diakherat sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl ayat ke-112 dan 113 yang artinya: “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduknya) mengingkari ni'mat-ni'mat Allah, karena itu Allah merasakan mereka pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang Rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya, karena itu mereka dimusnahkan azab mereka dan mereka adalah orang-orang yang Zhalim”.