Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teori yang Mendukung Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw

Teori yang Mendukung Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw

Proses pembelajaran yang akan disiapkan oleh guru hendaknya terlebih dahulu harus memperhatikan teori-teori yang melandasinya. Ada beberapa teori belajar yang mendukung pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Teori Kontruktivisme Menurut Piaget

Teori belajar yang mendukung peneitian ini adalah teori belajar kontruktivisme, dimana kontruktivisme memandang bahwa proses belajar, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh siswa melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya.” Hal ini sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, karena dalam langkah-langkah jigsaw terkandung unsur konstruktivisme mulai dari langkah pertama sampai akhir, yaitu belajar melalui pengalaman siswa masing-masing dengan berinteraksi langsung dalam lingkungan menurut bahan yang harus dipelajarinya.

Teori ini sangat mendukung dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, karena strategi pembelajarannya yang mandiri dan mendapat pengetahuan melalui pengalamannya serta dari interaksi dengan lingkungannya.

2. Teori Bruner

Menurut Bruner, belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan bertahan lama, dan mempunyai efek transfer yang lebih baik. Teori intruksi menurut Bruner hendaknya mencakup:
  • Pengalaman-pengalaman optimal bagi siswa untuk mau dan dapat belajar, ditinjau dari segi aktivitas, pemeliharaan, dan pengarahan.
  • Penstrukturan pengetahuan untuk pemahaman optimal, ditinjau dari segi cara penyajian, ekonomi, dan kuasa.
  • Perincian urutan-urutan penyajian materi pelajaran secara optimal, dengan sifat materi pelajaran dan perbedaan individu.
  • Bentuk dan pemberian reinforsemen.

Dalam menerapkan belajar penemuan, tujuan-tujuan mengajar hanya dirumuskan secara garis besar, dan cara-cara yang digunakan para siswa untuk mencapai tujuan tidak perlu sama. Dalam belajar penemuan, guru tidak begitu mengendalikan proses belajar mengajar. Guru hendaknya mengarahkan pelajaran pada penemuan. Selain itu guru diminta pula untuk memperhatikan tiga cara penyajian, yaitu cara penyajian efektif, cara penyajian ikonik, dan cara simbolik. Penilaian hasil belajar penemuan meliputi pemahaman tentang prinsip-prinsip itu pada situasi baru.

Jadi pengalaman kerja mengenai pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw telah dikonfirmasikan bahwa pengalaman dengan materi-materi dan aksi-aksi merupakan hal yang penting untuk pengetahuan belajar kooperatif secara mandiri melalui jigsaw. Hal ini sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu dengan cara berusaha untuk mencari solusi atau penemuan informasi materi secara mandiri akan memberi pengalaman yang konkret, dengan pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi peserta didik.

3. Teori Sosial Menurut Vygotsky

Teori Vygotsky beranggapan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak-anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya zone of Proximal Development (ZPD), yaitu perkembangan kemampuan siswa sedikit diatas kemampuan yang sudah dimilikinya. Vygotsky juga menjelaskan bahwa proses belajar terjadi pada dua tahap:
  1. Tahap pertama terjadi pada saat berkolaborasi dengan orang lain, yaitu disaat para bekerja dalam satu tim disaat pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dijalankan, maka kolaborasi akan terbentuk, sehingga akan banyak pengetahuan baru yang bisa didapatkan dari beberapa temanya dalam satu tim, dan
  2. Tahap kedua, dilakukan secara individual yang didalamnya terjadi proses internalisasi, ini merupakan tahap inti dari kooperatif tipe jigsaw itu sendiri, yaitu pada saat seoarang siswa mencari pengetahuan yang baru dengan sengaja atau tidak, supaya tujuan yang diinginkan bisa tercapai.

Selama proses interaksi terjadi, baik antara guru-siswa maupun antar siswa, kemampuan seperti saling menghargai, menguji kebenaran pernyataan pihak lain, bernegosiasi, dan saling mengadopsi pendapat dapat berkembang. Berdasarkan teori diatas, maka teori ini sangat mendukung dengan pembelajaran kooperatif, karena pokok utama agar pembelajaran ini berjalan dengan lancar yaitu adanya hubungan sosial antara siswa didalam kelompoknya, maupun dengan kelompok yang lainnya, baik dengan saling menghargai maupun saling mengadopsi pendapat orang lain.