Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teori Pendukung Pembelajaran Treffinger

 

Teori Pendukung Pembelajaran Treffinger

1. Teori Belajar David Ausebel

Menurut Trianto (dalam Dahar) teori belajar Ausubel terkenal dengan belajar bermaknanya. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.41 Menurut Ruseffendi, Ausubel membedakan belajar menerima dan belajar menemukan. Pada belajar menerima bentuk akhir dari yang diajarkan itu diberikan, sedangkan pada belajar menemukan, bentuk akhir harus dicari siswa. Ausubel juga membedakan antara belajar menghafal (rote learning) dengan belajar bermakna (meaningful learning). Belajar menghafal ialah belajar melalui menghafal apa yang diperolah, sedangkan belajar bermakna ialah belajar untuk memahami apa yang sudah diperolehnya itu dikaitkan dengan keadaan lain sehingga belaharnya lebih mengerti.

Hubungan dengan pembelajaran treffinger sebenarnya menggunakan teori Ausubel, dimana dengan belajar kreatif siswa diarahkan untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar dalam rangka menemukan sendiri konsep-konsep matematika sehingga pengetahuan itu lebih bermakna dan membekas.

Baca juga: Sintaks Pembelajaran Model Treffinger

2. Teori Belajar Piaget dan Pandangan Kontruktivisme

Piaget terkenal dengan perkembangan mental seorang anak atau perkembangan kognitif yang beraliran kontruktivisme. Perkembangan kognitif manusia tumbuh secara kronologis melalui empat tahap berurutan, yaitu: tahap sensori, tahap pra operasional, tahap operasional konkrit, dan tahap operasional formal.

Menurut Piaget manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya yang disebut schemata, sepeti kotak-kotak yang masing-masing berisi informasi bermakna yang berbeda-beda. Perkembangan schemata ini berlangsung terus menerus melalui adaptasi dengan lingkungannya. Dari proses kognitif ada dua hal yang esensial bagi berlangsungnya kontruksi pengetahuan; (1) proses asimilasi, yaitu proses dimana seseorang menggunakan struktur pengetahuan yang sudah ada untuk menanggapi masalah yang dihadapinya, (2) proses akomodasi, yaitu proses dimana seseorang memodifikasi struktur mental yang ada dalam merespon lingkungannya sehingga kalau dalam pandangan kontruktivisme, pengetahuan itu sebenarnya dibangun oleh siswa sendiri, maka dalam kaitannya dengan pembelajaran kreatif itu mendorong siswa melakukan berbagai aktivitas dalam rangka menemukan konsep-konsep yang dibangun dari pengetahuan sebelumnya.

Pembelaran treffinger mengacu pada pandangan kontruktivis, dimana setiap pengetahuan itu bukan ditransfer dari guru kepada siswa, tetapi pengetahuan itu dibangun atas dasar pengalaman dan pengetahuan sebelumnya memalui berbagai aktivitas pembelajaran, sehingga pemahama yang diperoleh membekas lebih lama.

Baca juga: Hakikat Pembelajaran Inkuiri

3. Teori Penemuan Jerome S. Bruner

Bruner dalam teorinya menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajarannya diarahkan pada konsep-konsep dan struktur-struktur yang termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, disamping hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur. Hal ini akan memudahkan siswa dalam memahami materi yang harus dikuasainya. Bruner mengungkapkan bahwa proses belajar siswa sebaiknya diberi kesempatan kepada siswa untuk beraktivitas sebanyak mungkin dan diarahkan menemukan sendiri, sehingga peran guru sebagai fasilitator, pendamping dan pengarah untuk aktivitas yang aktif. Kaitan dengan model pembelajaran kreatif adalah model pembelajaran treffinger bahwa tidak ada seorang pun yang tidak memiliki perubahan kreatifitas dan tingkah lakunya untuk memberikan makna bahwa setiap orang memiliki potensi kreatif dalam dirinya berubah.