Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar siswa sangat erat kaitannya dengan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa baik dikelas, disekolah maupun diluar sekolah. Untuk memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut ada yang bersumber dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal). Kedua faktor tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi sebagaimana yang dikemukakan oleh Slameto bahwa faktor intern dan faktor ekstern, keduanya saling mempengaruhi dan sama – sama memberikan pengaruh terhadap kegiatan belajar seseorang. Oleh karena itu, seseorang yang ingin belajar dan dapat mencapai hasil belajar yang baik kedua faktor tersebut harus dijaga dan diatur dengan baik sehingga benar – benar memberi pengaruh yang positif terhadap keberhasilan belajar. 

a) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri, seperti kondisi fisik dan kejiwaan siswa. Secara umum kondisi fisiologis , seperti kesehatan prima, kondisi badan tidak dalam kelelahan, dan tidak cacat jasmani akan sangat mempengaruhi hasil belajar. Kesehatan jasmani merupakan pendukung utama dalam proses pembelajaran karena pembelajaran yang baik memerlukan kondisi badan yang sehat. Apabila seorang anak belajar dalam kondisi yang tidak sehat (sakit) seperti demam, batuk, sakit kepala dan sebagainya maka dapat mengakibatkan kurang bergairahnya siswa dalam belajar sehingga hilangnya konsentrasi belajar yang dapat mempengaruhi hasil belajar.

Faktor fisiologis juga menyangkut kelengkapan dan kesempurnaan pancaindera. Normalnya pancaindera merupakan syarat utama dan mutlak untuk memperoleh ilmu pengetahuan secara jelas dan tepat, terutama indera penglihatan dan indera pendengaran. Hal ini dikarenakan dalam sebagian besar aktivitas belajar yang terjadi melibatkan kedua indera tersebut. Misalnya, membaca, melihat dan memperhatikan contoh atau model, melakukan pengamatan atau observasi, mendengarkan penjelasan dan ceramah serta keterangan dari orang lain dalam berdiskusi.

Selain itu, aspek psikologi atau rohaniah juga mempunyai peran yang tidak kalah pentingnya dalam pencapaian hasil belajar. Seseorang yang sehat rohaniah adalah orang yang terbebas dari tekanan – tekanan batin yang mendalam, frustasi dan konflik – konflik psikis serta gangguan pikiran atau perasaan. Adapun kondisi psikologis itu meliputi beberapa hal diantaranya: kecerdasan, bakat, minat, motivasi dan kemampuan kognitif dasar.

Kecerdasan adalah suatu kemampuan yang ada dalam jiwa seseorang yang dapat bergerak serta menyesuaikan diri dengan keadaan yang sedang berlangsung. Menurut Soejanto, “intelegensi adalah kesanggupan jiwa seseorang untuk menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam suatu situasi yang baru”. Kecerdasan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam proses pembelajaran. Seseorang dengan tingkat kecerdasan normal atau diatas normal umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik, maka secara potensial ia dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi.

Sedangkan seseorang yang mempunyai kecerdasan rendah atau dibawah normal biasanya sering mengalami kesulitan dalam belajar, ia cenderung lambat berpikir sehingga hasil belajarnya akan menjadi rendah. Walaupun pada kenyataannya kita juga pernah atau bahkan sering menjumpai seseorang dengan tingkat kecerdasan tinggi mempunyai hasil belajar yang rendah, hal ini tentu disebabkan oleh faktor – faktor lain seperti sering sakit, malas belajar dan sebagainya.

Selanjutnya bakat siswa juga ikut mempengaruhi hasil yang akan diperoleh siswa dari proses belajar yang dialaminya. Bakat merupakan potensi yang sudah ada sejak lahir pada seseorang yang dapat dikembangkan dan dilatih melalui proses belajar. Hal ini berdasarkan pendapat Syamsuddin yang menyatakan bahwa bakat adalah potensi atau kemampuan yang kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui proses belajar akan menjadi kecakapan yang nyata. Sementara itu, Muhibbin Syah mengemukakan, “bakat dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan”.

Maka dari itu jelaslah bahwa bakat ikut mempengaruhi hasil belajar seseorang karena belajar yang didukung oleh bakat yang dimiliki siswa akan mendapatkan hasil belajar yang baik. Jadi dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus mengetahui bakat para siswa dan dapat menempatkan siswa tersebut dalam belajar yang sesuai dengan bakatnya.

Selain itu, hal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah minat siswa terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Pada dasarnya minat merupakan penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu yang berada diluarnya. Syaiful Bahri mengatakan, “minat merupakan suatu keinginan yang menimbulkan perhatian dan lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh”. Minat seorang siswa terhadap apa yang dipelajarinya merupakan salah satu faktor yang memungkinkan siswa tersebut untuk lebih berkonsentrasi (menyukai) dalam belajar. Soejanto mengemukakan bahwa belajar akan lebih berhasil bila bahan yang dipelajari menarik perhatian anak. Oleh karena itu bahan (materi) yang dipilih harus sesuai dengan minat anak.

Berdasarkan pendapat tersebut, jelaslah bahwa minat juga sangat berpengaruh terhadap kegiatan dan hasil belajar siswa. Untuk itu, guru diharapkan dapat mengembangkan pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan minat yang dimiliki siswa. Karena, apabila siswa mempunyai minat yang tinggi dalam belajar, maka kegiatan siswa dalam proses pembelajaran akan meningkat. Dengan kata lain siswa akan lebih aktif mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang akan diperoleh siswa.

Dan hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah motivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung, karena motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Syamsuddin mengatakan, “motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”. Lebih lanjut Winkell mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang terjadi kelangsungan dari kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai.[8]

Motivasi yang kuat sangatlah perlu di dalam proses belajar, hal ini akan memperbesar kegiatan dan usaha siswa untuk mencapai hasil belajar yang lebih tinggi.

“Motivasi dibagi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif – motif yang terjadi aktif atau fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar., karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang mencari buku – buku untuk dibaca. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif – motif yang akan aktif dan fungsinya ada perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena esok pagi ujian dengan harapan mendapat nilai baik sehingga akan mendapatkan pujian dari temannya.”

Baca juga: Pengantar Ilmu Kalam

Mengingat pentingnya peranan motivasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa, maka guru perlu memikirkan berbagai cara untuk mendorong timbulnya motivasi tersebut. Salah satunya dengan memberi apresiasi terhadap keberhasilan siswa sekecil apapun, karena dengan adanya penghargaan semacam itu maka siswa akan lebih tertarik untuk belajar dan tertantang untuk berkompetisi.

Dan terakhir adalah tujuan belajar yang meliputi tiga aspek yaitu, aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Walaupun sampai saat ini keberhasilan belajar siswa masih hanya diukur dari aspek kognitif. Adapun kemampuan kognitif yang utama dalam proses belajar antara lain adalah persepsi, ingatan dan berfikir. Sedangkan aspek afektif dan psikomotorik hanyalah pelengkap dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.

b) Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan situasi yang berasal dari luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor tersebut meliputi faktor keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Menurut Slameto, “faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat”. Lingkungan keluarga adalah tempat pertama anak mengenal dan mengecap pendidikan dari orangtuanya. Faktor orangtua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orangtua, besar kecilnya penghasilan orangtua, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orangtua, dan tenang atau tidaknya situasi dalam rumah serta rukun tidaknya hubungan yang dibina dalam suatu keluarga, semuanya ikut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.

Sementara itu sekolah sebagai lembaga pendidikan formal juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam pencapaian hasil belajar siswa. Metode mengajar yang diterapkan oleh guru, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, hubungan guru dengan siswa, ketersediaan sarana dan prasarana belajar serta pelaksanaan tata tertib sekolah turut mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

Metode mengajar pada dasarnya sangat mempengaruhi proses pembelajaran karena penyajian materi pelajaran yang menarik dan sesuai dengan kondisi siswa akan memancing minat serta motivasi siswa dalam belajar. Sebaliknya, metode mengajar yang kurang tepat akan mengakibatkan pembelajaran yang berlangsung tidak. maksimal dan dan hal ini akan berdampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Begitu pula halnya dengan disiplin sekolah yang perlu dilaksanakan dengan baik, karena mungkin siswa sudah terbiasa dengan keadaan yang tidak disiplin diluar sekolah sehingga kebiasaan tersebut akan terbawa kedalam lingkungan sekolah. Apabila suatu sekolah kurang memperhatikan disiplin sekolah maka siswa – siswanya kurang mematuhi perintah para guru, akibatnya mereka cenderung tidak mau belajar dengan sungguh – sungguh disekolah.

Disamping itu gedung sekolah juga ikut mempengaruhi hasil belajar siswa, terutama letaknya yang harus memenuhi persyaratan. Sekolah yang terletak disekitar ramai misalnya akan mengganggu perhatian siswa pada waktu belajar, dimana perhatian mereka akan beralih terhadap hal – hal yang berada diluar sekolah. Begitu pula kebersihan dan keindahan sekolah serta ruang kelas yang tidak memadai terkadang mengakibatkan kelas kurang tenang, kontrol guru menjadi lemah sehingga motivasi belajar siswa menjadi rendah.

Dan terakhir yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar siswa adalah lingkungan masyarakat, karena didalam lingkungan masyarakat terdapat berbagai ragam kehidupan dengan latar belakang sosial yang berbeda. Lingkungan masyarakat yang kurang baik akan mempengaruhi perkembangan anak dalam belajar sehingga hasil belajar siswapun akan menurun. Menurut Slameto, “faktor masyarakat yang mempengaruhi belajar siswa adalah kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat”. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa lingkungan mayarakat dapat membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari – hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan – kebiasaan lingkungannya.