Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Analisis Video Pembelajaran Behaviorisme

Analisis Video Pembelajaran Behaviorisme

Dalam video tersebut dijelaskan tentang GURU toni yang khawatir tentang kondisi kelasnya. Dia membutuhkan bantuan kemudia menggunakan teori behavior untuk membantu membentuk perilaku siswa yang sesuai dengan teori belajar behavior. TEORI BAHAVIORISME adalah sebuah teori pembelajaran yang mengamati tentang perubahan tingkah laku yang terjadi karena adanya stimulus dan respon. Atau Perilaku dapat dikendalikan berdasarkan anteseden dan konsekwensi perilakunya diberi hak. Perilaku itu cenderung berulang kembali berdasarkan kecenderungan atau bantuan yang lain. Ini juaga berlaku seperti hadih dan hukuman. Hukuman sering digunakan untuk membentuk perilaku siswa dan membantu siswa mempelajari fakta yang ada. Sebagai contoh:
  1. kita menonton televisi dengan segera setelah menyelesaikan pekerjaan rumah.
  2. Bagi siswa juga yang menyelesaikan pekerjaan rumah ini pada hari minggu sebagai contoh maka ia akan mendapat tugas (QUIS) di hari jum’at untuk melakukan perbaikan.
  3. Sedangkan siswa yang terlambat dapat mengumpulkan tugas akan diberikan hukuman. Ini semua adalah contoh dari perilaku behaviorisme dalam didalam kelas.
APLIKASI BEHAVIORISME 
Dalam video disebutkan tentang bagaimana behaviorisme bisa membantu GURU TONY untuk memecahkan persoalan di kelasnya. Guru tony memilih perilaku spesifik yang dia inginkan. maka perilaku dikelas sebuah perilaku hanya akan terjadi ketika guru memberikan studi kasus kepada murid secara tidak langsung guru tersebut telah memberikan stimulus. Ketika siswa telah mendengarkan dan berfikir terhadap apa yang disampaikan guru berarti murid telah merespon stimulus yang diberikan guru. 
Dalam pelaksanaannya, Teori Behavioristik ini adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia dan Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan (stimulus). Namun, pada pembelajaran yang menggunakan teori ini akan membuat pembelajaran siswa hanya berpusat pada guru dan bersifat mekanistis serta hanya berorientasi pada hasil. Sehingga siswa dipandang pasif, hanya mendengarkan, menghafal penjelasan guru dan itu membuat guru terkesan sebagai sosok sentral dan bersifat otoriter.